loading...
Apa alasan pelarangan ini? Nampaknya kurang lebih ada dua argumen. Pertama, tempat umum tak boleh digunakan untuk beribadah. Padahal ya acara yang kurang lebih sama sudah berlangsung di pelbagai gedung ibadah, dan bahkan stadium di pelbagai wilayah Indonesia. Umat beragama lain pun kadangkala menggunakan tempat umum untuk acara-acara yang bersifat massal. Hal ini selama ini memungkinkan. Bukankah aksi kemarin juga menggunakan Monas sebagai tempat berkumpul? Panitia, saya yakin, telah mengupayakan segala jenis ijin yang tak mudah mengurusnnya itu.
Alasan kedua : ada pihak-pihak yang takut adanya bahaya pemurtadan lewat acara tersebut. Nah, benar atau tidak ada pemurtadan, rasanya masih perlu dibuktikan dengan data yang kongkret. Agar tak takut pada bayang-bayang.
Bagi saya, seringkali umat beragama lain kurang memahami apa itu kebaktian kebangunan rohani dan tempatnya dalam kerohanian umat Kristen.
Apa sih Kebaktian Kebangunan Rohani?
Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) adalah ibadah khusus yang bertujuan untuk membangunkan kembali atau menyegarkan kembali kerohanian umat. Para pembicara KKR tentu bukan orang sembarangan alias pembicara yang tiap minggu berkhotbah di gereja. Para pembicara ini adalah para orator terpilih dengan gaya khotbah berapi-api dan kadang teatrikal. Pada umumnya KKR berlangsung di tempat yang mempunyai kapasitas luas. Sayang khan sudah mengundang pembicara yang bagus, namun tak dapat memuat peserta sebanyak-banyaknya.
Di akhir KKR, umumnya ada undangan untuk bertobat dari dosa tertentu. Siapa yang diharapkan bertobat? Tentu umat yang hadir. Siapa yang hadir? Ya, mayoritas orang Kristen juga.
Bahwa ada orang-orang non Kristen yang hadir, itu jumlahnya kecil sekali dan biasanya juga diajak oleh teman atau kerabat. Pada publikasi acara seperti ini pada umumnya juga sudah dicantumkan keterangan : untuk kalangan sendiri. Maksudnya? Ya untuk kalangan Kristen sendiri.
Mungkinkah Terjadi Pemurtadan Massal di Acara Kebaktian Kebangunan Rohani?
Kadangkala umat beragama lain merasa “keder” dengan jumlah banyaknya orang yang hadir di acara-acara KKR. Padahal, ya sebenarnya orang Kristen yang mengunjungi KKR adalah itu-itu saja. Oh ya? Ya, karena orang Kristen khan terbagi pada beberapa denominasi gereja. Tiap denominasi adalah tata ibadahnya sendiri-sendiri. Namun, KKR yang biasanya menampilkan pembicara yang menawan plus artis-artis yang cantik dan menawan ini selalu mampu menyedot jemaat dari lintas denominasi. Dengan demikian, biasanya gereja-gereja tertentu yang malah merasa “terancam” karena takut ada perpindahan anggota setelah KKR berlangsung. Itu sebabnya tiap gereja terdorong “berlomba”membuat acara yang gegap gempita.
Mungkinkah terjadi pemurtadan? Kecil kemungkinan terjadi. Mengapa? Ya, karena mayoritas pengunjungnya adalah orang Kristen. Lepas dari Kristen Nominal atau rajin ke gereja, yang penting ya memang sudah orang Kristen.
Bagaimana jika hadir orang dari penganut agama yang lain?
Pertanyaannya adalah orang beragama itu hadir karena apa? Ini salah satu bentuk acara ibadah Kristen. Biasannya mereka yang hadir dari agama lain ya adalah orang-orang yang selama ini sudah memikirkan untuk bertukar keyakinan. Mereka datang untuk mencari momentum pertobatan. Berapa jumlahnya? Dari pengalaman menjadi panitia acara seperti ini, saya menyimpulkan jumlahnya tak seberapa. Bahkan kadang hanya dalam hitungan jari saja, padahal yang hadir di acaranya ribuan.
Lalu, mengapa seringkali gereja membagikan kesaksian yang menceritakan jumlah petobat dalam KKR itu ribuan atau puluhan ribu? Ya bisa jadi. Tapi, angka ribuan atau puluhan ribu itu khan orang Kristen yang itu-itu juga. Bertobat di gereja A dalam KKR, terus bertobat lagi di gereja B dalam KKR yang lain. Ya, itu sudah fenomena yang biasa. Pertambahan orang Kristen kecil kemungkinan terjadi, yang lebih besar kemungkinan terjadi adalah perpindahan anggota gereja.
Jangan lupa, kebiasaan membesarkan angka yang hadir dalam KKR dan angka yang bertobat di KKR itu juga terjadi bukan hanya di kelompok agama lain, juga di dalam penganut agama Kristen tertentu.
Jadi, mengapa umat beragama lain takut pada Kebaktian Kebagunan Rohani (KKR)? Yang harus takut justru gereja sebelah. Takut anggotanya pada hadir dan kemudian pindah.
0 Response to "Benarkah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) adalah Sarana Pemurtadan? Ini Ulasannya...."
Posting Komentar