loading...
Jakarta, CNN Indonesia -- Elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni cenderung meningkat berdasarkan hasil survei selama September hingga November. Namun lembaga survei Cyrus Network meragukan hasil survei selama kurun tersebut.
Cyrus Network adalah lembaga survei yang sempat dekat dengan Ahok. Hal itu pernah diungkapkan Ahok kepada awak media pada pertengahan Maret 2016.
Ketika itu, Ahok bercerita kedekatannya dengan Cyrus Network bermula dari hubungannya dengan Direktur Hasan Nasbi. Kedekatan itu terus berlanjut hingga menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017.
Hasan bahkan pernah diberitakan sebagai salah satu orang pertama yang menyumbang dana untuk Teman Ahok, organisasi relawan pendukung Ahok.
Terkait hasil survei belakangan ini, Hasan Nasbi mengatakan tensi politik yang tinggi di ibu kota membuat warga semakin tertutup pada lembaga survei.
Hal itu, kata Nasbi, terbukti dari semakin tertutupnya Ketua Rukun Tetangga (RT) dalam memberi daftar penduduk kepada lembaga survei sejak September lalu.
"Kalau dulu saat datang ke RT kemudian dapat daftar KK di sana, baru kita bisa acak (responden). Paling sedikit di Jakarta ada 60 KK di tiap RT. Sekarang, kita datang ke RT hanya disebutin saja KKnya tanpa diberi data, dan yang disebutkan misal hanya 20, 25 KK yang dekat rumahnya," ujar Hasan di kantor CSIS, Jakarta, Selasa (6/12).
Ia melanjutkan, akibat tensi politik yang tinggi itu, warga Jakarta juga cenderung menyembunyikan pilihannya saat ditanya oleh lembaga survei.
Karena ketertutupan pengurus RT dan masyarakat, Hasan pun mempertanyakan kesimpulan survei-survei Pilkada yang dilakukan sejak September lalu. Menurutnya, data survei yang dilakukan sejak September telah rusak karena dua hal tersebut.
"Survei juga bisa salah karena tidak benar, bukan niat bohong, tapi malas memeriksa data sampai ke hulu," ujar Nasbi.
Pernyataan Nasbi diamini oleh pengamat politik dari Universitas Paramadina, Nathanael Gratias. Ia menduga kondisi politik yang memanas karena kasus penistaan agama yang menjerat calon petahana Basuki Tjahaja Purnama, telah mempengaruhi jawaban responden ketika menjawab pertanyaan survei.
Hal serupa, kata Nathaniel, juga terjadi di Pemilu Presiden Amerika Serikat baru-baru ini. Pada Pemilu Presiden Amerika Serikat tahun ini, Nathanael menemukan banyak pendukung Presiden Donald Trump yang tak mengungkap pilihannya ketika survei dilakukan.
"Ketika responden ditanya apakah mereka mendukung Trump, mereka takut menjawab karena enggan dicap rasis. Responden tidak memiliki motivasi, malas, untuk mengekpresikan dukungannya terhadap kandidat yang kalah (dalam survei)," tutur Nathanael.
Warga Amerika pendukung Trump, ujar Nathanael, lebih terbuka mengungkap pilihannya dalam survei kepada robot dibanding surveyor orang. Ia berkata, keterbukaan terhadap robot menunjukkan tingginya rasa malu seseorang jika mengungkap dukungan untuk Trump kepada orang lain.
Rasa malu muncul karena sebelum hari pemilihan tiba, mayoritas survei menempatkan Trump sebagai aktor yang kalah dari capres Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Sejak September, elektabilitas Agus-Sylvi mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pasangan yang awalnya dianggap underdog itu, dalam sejumlah survei terakhir justru memiliki elektabilitas tertinggi dibandingkan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
Hal itu setidaknya tercermin dari hasil survei Charta Politika periode 17–24 November dan hasil survei Indikator Politik periode 15-22 November. (wis/yul)
0 Response to "Cyrus Network Ragukan Hasil Survei "Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana meningkat" Ini Fakta Sebenarnya......"
Posting Komentar