loading...
Saat ini masalah Indonesia ada dua, SBY dan Rizieq. Dua orang ini kerap membuat masyarakat geram sekaligus waswas. Mereka tak henti-hentinya menebar ketakutan demi ketakutan, informasi negatif dan berlebihan yang entah untuk tujuan apa. Tapi yang jelas menguras emosi masyarakat dan mungkin berhasil membuat sebagian investor menahan diri untuk berinvestasi di Indonesia.
Agustus 2015, SBY memaksa pemerintahan Jokowi untuk mengakui bahwa negara sedang darurat ekonomi. “Bukan dosa atau kejahatan terjadi di Indonesia. Yang penting pemerintah akui ini ada masalah, cari solusi, tetapkan kebijakan dan dijalankan sepenuh hati. Jangan kecil hati kalau ada permasalahan yang fundamental bahkan serius, karena dalam dunia yang penuh ketidakpastian, hal seperti ini bisa terjadi,” kata SBY.
Kata-katanya seolah begitu peduli terhadap negeri ini, namun di balik itu semua jelas terdapat unsur klaim sepihak bahwa negara sedang darurat ekonomi, seolah mau bangkrut. Padahal waktu itu hanya terjadi kenaikan dollar terhadap rupiah, yang sebenarnya sangat biasa bagi orang yang belajar ilmu ekonomi serta memahami nilai tukar uang.
Kemudian yang terbaru adalah doanya yang seolah negara ini sedang buruk-buruknya. “Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar “hoax” berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang?” tulis SBY di twitter.
Padahal apa sih yang terjadi di negara ini? Hoax macam apa yang membuat SBY mengeluh kapan rakyat dan yang lemah menang? Apa hubungannya dengan hoax? Ambil contoh hoax 7 juta orang pendemo di Monas, apakah itu membuat rakyat dan yang lemah jadi kalah?
SBY jelas hanya menjadi provokator yang membuat keruh suasana, seolah-olah negeri ini sedang darurat ekonomi, sedang hancur karena hoax dan seterusnya. Padahal, silahkan dipikir dan dijawab, bagaimana kondisi negara saat ini? Ekonomi bagus, infrastruktur dibangun dan tak ada yang mangkrak seperti kerjanya SBY. Tantangan berat pemerintah saat ini adalah soal radikalisme dan propaganda menggunakan agama.
Selain SBY, ada juga Rizieq. Lihatlah tingkah dan ulahnya beberapa hari terakhir. Menyebut uang rupiah ada lambang palu arit PKI. “Ini membahayakan. Karena itu kita minta pemerintah segera tarik uang kertas baru dari pecahan seribu sampai seratus ribu yang semuanya memberikan persepsi ada logo arit PKI di mata uang keras Indonesia.”
Gara-gara manusia satu ini, BI harus klarifikasi, Menkeu juga dipaksa menjawab pertanyaan wartawan soal palu arit. Polisi diberi kerjaan memeriksa Rizieq. Padahal, logo BI yang dituduh palu arit tersebut sudah ada sejak tahun 2000. Sudah sejak lama, lalu mengapa Rizieq baru protes sekarang? 17 tahun pakai uang rupiah, baru sekarang mengeluh ada palu aritnya. Haha
Mengada-ngada
Persamaan SBY dan Rizieq adalah mengada-ngada. SBY mengeluh negara darurat ekonomi, seolah mau bangkrut, padahal itu hanya imajinasinya sendiri. Rizieq pun sama, menyebut rupiah ada logo palu aritnya, imajinasinya sendiri. Coba lihat dan perhatikan uang rupiah dan logo BI nya, apakah benar ada logo palu arit PKI? Bahkan tidak mirip sama sekali.
Tapi karena SBY dan Rizieq sama-sama memiliki fans fanatik, ditambah limpahan anti Jokowi sisa-sisa gagal move on 2014, jadilah isu nasional yang seolah-olah memang ada logo PKI nya, seolah-olah ekonomi buruk dan hoax begitu berkuasa. Padahal hoax apa yang menjadi trending dan paling populer saat ini? Apakah bisa mengalahkan berita dan informasi yang tidak hoax? Jawabannya pasti tidak.
Jumlah fans fanatik SBY dan Rizieq ini sebenarnya hanya seupil. Sedikit sekali. Tapi karena mereka terus bersuara, dan rakyat yang waras sedang sibuk-sibuknya bekerja, jadi seolah-olah masalah tersebut disuarakan oleh banyak masyarakat. Sehingga akhirnya rakyat yang waras pun kini sebagian terkontaminasi oleh isu-isu bodoh yang dilemparkan oleh keduanya. Contohnya saya, gara-gara isu logo PKI di uang kertas rupiah, saya sampai kumpulkan aneka pecahan rupiah dari seribu sampai 100 ribu. Hahaha
Saya melihat SBY dan Rizieq ini sering membuat kegaduhan dan membuat rakyat waswas. Jangan-jangan benar ada logo PKI? Jangan-jangan benar Indonesia akan bangkrut, yang bilang mantan Presiden lho. Dan seterusnya.
Apa yang dilakukan SBY dan Rizieq ini sangat mengganggu dan tidak baik untuk perkembangan negara kita. Rakyat dibuat waswas oleh hal-hal yang mengada-ngada dan imajinasi sepihak. Padahal kita bisa bahas kinerja pemerintah, apakah sudah bagus apa belum? Bagian mana yang masih kurang dan harus diperbaiki. Tapi lihatlah sekarang, polisi dibuat sibuk dengan penyelidikan logo palu arit, anggota FPI yang katanya mengawal Rizieq itu pun membuat polisi mengerahkan pasukan pengamanan. Keluar biaya lagi. Ini kan sebenarnya hal-hal yang tak perlu terjadi.
Terakhir, saya kira kalau SBY dan Rizieq mengeluarkan kalimat yang lebih cerdas, seharusnya kita tak perlu membahas hal-hal bodoh dan mengada-ngada. Indonesia akan lebih tentram jika tanpa ulah SBY dan Rizieq.
Begitulah kura-kura.
Agustus 2015, SBY memaksa pemerintahan Jokowi untuk mengakui bahwa negara sedang darurat ekonomi. “Bukan dosa atau kejahatan terjadi di Indonesia. Yang penting pemerintah akui ini ada masalah, cari solusi, tetapkan kebijakan dan dijalankan sepenuh hati. Jangan kecil hati kalau ada permasalahan yang fundamental bahkan serius, karena dalam dunia yang penuh ketidakpastian, hal seperti ini bisa terjadi,” kata SBY.
Kata-katanya seolah begitu peduli terhadap negeri ini, namun di balik itu semua jelas terdapat unsur klaim sepihak bahwa negara sedang darurat ekonomi, seolah mau bangkrut. Padahal waktu itu hanya terjadi kenaikan dollar terhadap rupiah, yang sebenarnya sangat biasa bagi orang yang belajar ilmu ekonomi serta memahami nilai tukar uang.
Kemudian yang terbaru adalah doanya yang seolah negara ini sedang buruk-buruknya. “Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar “hoax” berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang?” tulis SBY di twitter.
Padahal apa sih yang terjadi di negara ini? Hoax macam apa yang membuat SBY mengeluh kapan rakyat dan yang lemah menang? Apa hubungannya dengan hoax? Ambil contoh hoax 7 juta orang pendemo di Monas, apakah itu membuat rakyat dan yang lemah jadi kalah?
SBY jelas hanya menjadi provokator yang membuat keruh suasana, seolah-olah negeri ini sedang darurat ekonomi, sedang hancur karena hoax dan seterusnya. Padahal, silahkan dipikir dan dijawab, bagaimana kondisi negara saat ini? Ekonomi bagus, infrastruktur dibangun dan tak ada yang mangkrak seperti kerjanya SBY. Tantangan berat pemerintah saat ini adalah soal radikalisme dan propaganda menggunakan agama.
Selain SBY, ada juga Rizieq. Lihatlah tingkah dan ulahnya beberapa hari terakhir. Menyebut uang rupiah ada lambang palu arit PKI. “Ini membahayakan. Karena itu kita minta pemerintah segera tarik uang kertas baru dari pecahan seribu sampai seratus ribu yang semuanya memberikan persepsi ada logo arit PKI di mata uang keras Indonesia.”
Gara-gara manusia satu ini, BI harus klarifikasi, Menkeu juga dipaksa menjawab pertanyaan wartawan soal palu arit. Polisi diberi kerjaan memeriksa Rizieq. Padahal, logo BI yang dituduh palu arit tersebut sudah ada sejak tahun 2000. Sudah sejak lama, lalu mengapa Rizieq baru protes sekarang? 17 tahun pakai uang rupiah, baru sekarang mengeluh ada palu aritnya. Haha
Mengada-ngada
Persamaan SBY dan Rizieq adalah mengada-ngada. SBY mengeluh negara darurat ekonomi, seolah mau bangkrut, padahal itu hanya imajinasinya sendiri. Rizieq pun sama, menyebut rupiah ada logo palu aritnya, imajinasinya sendiri. Coba lihat dan perhatikan uang rupiah dan logo BI nya, apakah benar ada logo palu arit PKI? Bahkan tidak mirip sama sekali.
Tapi karena SBY dan Rizieq sama-sama memiliki fans fanatik, ditambah limpahan anti Jokowi sisa-sisa gagal move on 2014, jadilah isu nasional yang seolah-olah memang ada logo PKI nya, seolah-olah ekonomi buruk dan hoax begitu berkuasa. Padahal hoax apa yang menjadi trending dan paling populer saat ini? Apakah bisa mengalahkan berita dan informasi yang tidak hoax? Jawabannya pasti tidak.
Jumlah fans fanatik SBY dan Rizieq ini sebenarnya hanya seupil. Sedikit sekali. Tapi karena mereka terus bersuara, dan rakyat yang waras sedang sibuk-sibuknya bekerja, jadi seolah-olah masalah tersebut disuarakan oleh banyak masyarakat. Sehingga akhirnya rakyat yang waras pun kini sebagian terkontaminasi oleh isu-isu bodoh yang dilemparkan oleh keduanya. Contohnya saya, gara-gara isu logo PKI di uang kertas rupiah, saya sampai kumpulkan aneka pecahan rupiah dari seribu sampai 100 ribu. Hahaha
Saya melihat SBY dan Rizieq ini sering membuat kegaduhan dan membuat rakyat waswas. Jangan-jangan benar ada logo PKI? Jangan-jangan benar Indonesia akan bangkrut, yang bilang mantan Presiden lho. Dan seterusnya.
Apa yang dilakukan SBY dan Rizieq ini sangat mengganggu dan tidak baik untuk perkembangan negara kita. Rakyat dibuat waswas oleh hal-hal yang mengada-ngada dan imajinasi sepihak. Padahal kita bisa bahas kinerja pemerintah, apakah sudah bagus apa belum? Bagian mana yang masih kurang dan harus diperbaiki. Tapi lihatlah sekarang, polisi dibuat sibuk dengan penyelidikan logo palu arit, anggota FPI yang katanya mengawal Rizieq itu pun membuat polisi mengerahkan pasukan pengamanan. Keluar biaya lagi. Ini kan sebenarnya hal-hal yang tak perlu terjadi.
Terakhir, saya kira kalau SBY dan Rizieq mengeluarkan kalimat yang lebih cerdas, seharusnya kita tak perlu membahas hal-hal bodoh dan mengada-ngada. Indonesia akan lebih tentram jika tanpa ulah SBY dan Rizieq.
Begitulah kura-kura.
0 Response to "Indonesia Tentram Tanpa Ulah SBY dan Rizieq"
Posting Komentar