loading...
Melihat debat Pilgub DKI semalam, memang jelas terlihat bahwa Ahok Djarot unggul dari segala sisi, baik data, argumentasi logis sampai fakta lapangan. Sementara Agus terlihat selalu terburu-buru dalam mengatakan sesuatu, ini jadi mirip saya saat masih nyantri dulu, supaya hafalan pidato tidak lupa, maka solusinya adalah mengatakannya dengan sangat cepat. Lalu Anies terlihat bukan Anies yang kita kenal cerdas dan pintar, semalam hanya bermain-main kata.
Jadi, kalau pembaca seword melihat tayangan debat semalam, pasti kita sepakat bahwa Agus dan Anies tidak mengerti masalah dan tidak tau akan melakukan apa. Sementara Ahok begitu percaya diri menyebut angka-angka dengan sangat jelas, tanpa bantahan. Kongkrit.
Soal cara menanggulangi ketimpangan dan kemiskinan misalnya, AHY hanya bisa menawarkan Bantuan Langsung Sementara dan bantuan dana bergulir. BLSM, program jahiliyah ini dulu diterapkan oleh bapaknya AHY saat masih jadi Presiden RI. Kemudian berharap orang-orang kaya mau berpartisipasi membantu rakyat miskin.
Program BLSM jaman bapaknya AHY dulu sempat mendapat banyak kritikan dan penolakan. Apalagi Bappenas sudah pernah mengakui bahwa BLSM yang digunakan sebagai jejaring sosial meminimalisir kemiskinnan pasca kenaikan harga BBM tidak efektif dalam mengurangi kemiskinan. Malah BPS mengatakan jumlah orang miskin meningkat 480,000 orang pada maret 2013 lalu. Sebab BLSM senilai 600 ribu rupiah itu tidak sesuai dengan inflasi dan kenaikan harga-harga barang.
Jadi kalau sekarang AHY menawarkan program BLSM untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan, ini sama saja menawarkan program gagal. Dulu sudah gagal kok sekarang mau ditawarkan lagi?
Meski bukan lulusan universitas terbaik Amerika, saya bisa dengan mudah membaca dan mengerti sejarah negara ini. Bapaknya AHY gagal mengantarkan negara ini kepada negara maju, karena hanya mengandalkan program subsidi. BBM disubsidi, BLSM, BLT dan listrik untuk orang kaya pun disubsidi. Jokowi dan Ahok sudah berhasil mengganti program gagal tersebut dengan program baru yang berhasil.
Sebenarnya cara terbaik memberi subsidi agar tepat sasaran adalah dengan memberikan subsidi non tunai. Rumah sakit gratis, tiket bus gratis, jaminan beli daging harga murah dan jaminan pendidikan. Mengapa ini bisa lebih tepat sasaran? Sebab memang itu yang dibutuhkan rakyat miskin. Logikanya, kalau orang kaya, pasti enggan masuk di kelas 3 rumah sakit. Mereka juga enggan naik bus sebab punya mobil pribadi. Enggan beli daging murah sebab bukan kualitas super. Sementara kalau BLSM, tunai, uangnya sama, dan orang kaya mau mengambilnya.
Lalu sekarang dengan catatan keberhasilan dan efektif menekan angka kemiskinan dan ketimpangan sosial, Ahok yang masuk bersama Jokowi pada 2013 lalu, perbedaan gini ratio DKI dengan nasional cukup jauh, 0.43 dan 0.41. sekarang sudah berhasil mencapai angka 0.41 dan 0.4. Pengangguran DKI pada 2013 8.3%, 2016 sudah menjadi 6%. Kemudian AHY masih menawarkan program BLSM yang terbukti merupakan produk gagal bapaknya. Ini apa-apaan? Sama seperti kita yang sudah berkendara dengan Toyota kemudian ditawari untuk menggunakan onta, mana bisa?
“Orang bertanya kok bisa? Bisa diturunkan. Padahal Jakarta, orang miskin selalu ada sama kita. Orang dari luar kota datang terhitung miskin. Karena kami melaksanakan 6 program: jaminan kesehatan, ini tanggungan semesta. Siapapun masuk kelas 3 kami tanggung.
Jaminan sekolah, sampai kuliah, tahun lalu kita sediakan 18 juta rupiah (perorang pertahun) untuk yang bisa lolos PTN. Lalu jaminan perumahan, hanya 5,000 rupiah sampai 15,000 rupiah perhari. Lalu jaminan transportasi, orang dengan gaji UMP yang tinggal di rumah susun tidak bayar transport. Kami telah menambah dua kali lipat, 55 trayek baru supaya ini murah. Lalu apa yang kelima? Sembako. Harga beras menurut laporan Bank Indonesia paling stabil 5 tahun terakhir. Karena kami memanfaatkan BUMD bekerja dengan baik. Memang cabe masih belum. Yang keenam kami menawarkan modal usaha dengan pola bagi hasil. Kami modalin semua, nanti begitu bagi hasil, kurangi biaya, yang kerja dapat 80%. 20% untuk kami yang setelah anggotanya banyak, 20% ini akan ditaruh di koperasi.
Jadi kami tidak setuju melakukan bantuan langsung tunai, karena itu tidak mendidik. Kami seperti orang tua yang mendidik anak yang rajin harus kerja, yang tidak rajin tidak boleh dapat,” jawab Ahok saat ditanya soal mengatasi ketimpangan dan kemiskinan.
Sebenarnya publik sudah mengira bahwa penampilan AHY memang akan mengecewakan. Namun kami masyarakat Indonesia tidak terpikir AHY masih akan menawarkan BLSM, produk gagal milik bapaknya. Jika soal BLSM ini murni inisiatif AHY, mungkin karena dia yang lulusan universiaas terbaik Amerika itu tidak tau bahwa BLSM adalah produk gagal. Tapi jika BLSM ini adalah konsep dari tim pemenangan AHY, maka semalam itu adalah sebuah pelecehan luar biasa. Menawarkan program gagal. Kenapa tidak sekalian ajukan proyek mangkrak Hambalang atau pencurian sistemik ala Century saja!? Supaya makin jelas.
Terakhir, sebenarnya kami rakyat Indonesia coba berpikir positif untuk tidak menyamakan AHY dengan bapaknya. Maksudnya, kalau bapaknya gagal, itu tidak ada hubungan dengan AHY yang kebetulan adalah anaknya. Tapi kalau begini, menawarkan program gagal, ini sama seperti mengajak Jakarta kembali ke masa-masa kegelapan seperti Indonesia beberapa tahun yang lalu di tangan bapaknya AHY.
Begitulah kura-kura.
0 Response to "Tak Tau Malu, Agus Tawarkan Program Gagal Bantuan Langsung Sementara Masyarakat [BLSM] Susilo Bambang Yudhoyono"
Posting Komentar