loading...
Merdeka.com - Perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pilgub DKI 2017 berdasarkan form C1 sudah mencapai 100 persen dari 13.023 TPS di seluruh Jakarta. Hasilnya, pasangan Basuki T Purnama ( Ahok)- Djarot Saiful Hidayat unggul dengan perolehan 2.357.587 suara atau 42.91 persen.
Sementara di posisi kedua, pasangan Anies Baswedan- Sandiaga Uno meraih 2.200.636 suara atau 40.05 persen. Sedangkan pasangan Agus Yudhoyono- Sylviana Murni berada di posisi buncit, dengan perolehan 936.609 suara atau 17.05 persen.
Pilgub DKI pun dipastikan digelar dua putaran. Agus juga telah mengakui kekalahannya. Saat ini masih belum ditentukan suara Agus untuk Ahok atau Anies. Dua kubu mencoba merebut hati Poros Cikeas yakni Demokrat, PAN, PKB dan PPP.
Anies menuturkan saat ini tim telah mempersiapkan berbagai perencanaan dan bergerilya untuk memasuki putaran kedua. Anies-Sandi dan partai pengusungnya sedang bergerilya mendekati Poros Cikeas untuk mendapatkan dukungan.
Hal itu berbeda dengan kubu Ahok. Meski PDIP mulai gencar membuka komunikasi dengan partai politik pasangan calon pendukung Agus namun, satu satunya partai yang tidak dijajaki adalah Demokrat. Wasekjen PDIP Ahmad Basarah menegaskan pihaknya tidak akan membuka komunikasi politik dengan partai berlambang mercy biru itu. Basarah beralasan tidak membuka komunikasi karena partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai partai penyeimbang.
"Untuk Demokrat kami memang tidak membuka komunikasi politik kita sama sama tahu bahwa standing posisi politik Demokrat sejak awal pemerintahan Jokowi-JK telah menyatakan dirinya sebagai partai penyeimbang," ujar Basarah.
"Kita demi menjaga etika politik kami tidak ingin mengganggu pada yuridiksi otonomi partai Demokrat," imbuhnya.
Pernyataannya tersebut ditegaskan dengan kepergian Sekjen Sekjen PDIP, Hasto Kristianto di tengah-tengah berlangsungnya konferensi pers. Basarah mengatakan Hasto bakal melakukan komunikasi dengan partai partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK. "Nah ini Pak Hasto pergi saat ini salah satunya untuk berkomunikasi dengan beberapa ketua umum partai," ujarnya.
Sementara itu, politikus PDIP Trimedya Panjaitan berharap partai-partai yang tergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan ikut mendukung Ahok-Djarot memenangkan Pilgub DKI. Khususnya, bagi partai yang kadernya mendapat kursi menteri di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
"Kan di pemerintahan sama, menterinya sama-sama dapat. Ya di pemerintahan DKI juga kami harap sama," ujar dia.
Jika semua partai koalisi bersatu, dipastikan Trimedya kursi DKI akan lebih mudah dimenangkan Ahok-Djarot. Mengingat, setiap partai yang tergabung dalam koalisi memiliki massa untuk mendongkrak suara di Pilgub DKI nanti.
"Karena kalau itu terjadi, kalau parameternya pemilu 2014, kami hanya perlu 3-4 persen yang kami kerja. Partai pendukung kami tentu tahu dimana kantung-kantung suara mereka," pungkas Trimedya.
Diketahui, PAN, PKB dan PPP yang merupakan pendukung Agus di Pilgub DKI mendapatkan jatah menteri di Kabinet Kerja. PAN 1 menteri, PKB 3 menteri dan PPP 1 menteri. [eko]
Sementara di posisi kedua, pasangan Anies Baswedan- Sandiaga Uno meraih 2.200.636 suara atau 40.05 persen. Sedangkan pasangan Agus Yudhoyono- Sylviana Murni berada di posisi buncit, dengan perolehan 936.609 suara atau 17.05 persen.
Pilgub DKI pun dipastikan digelar dua putaran. Agus juga telah mengakui kekalahannya. Saat ini masih belum ditentukan suara Agus untuk Ahok atau Anies. Dua kubu mencoba merebut hati Poros Cikeas yakni Demokrat, PAN, PKB dan PPP.
Anies menuturkan saat ini tim telah mempersiapkan berbagai perencanaan dan bergerilya untuk memasuki putaran kedua. Anies-Sandi dan partai pengusungnya sedang bergerilya mendekati Poros Cikeas untuk mendapatkan dukungan.
Hal itu berbeda dengan kubu Ahok. Meski PDIP mulai gencar membuka komunikasi dengan partai politik pasangan calon pendukung Agus namun, satu satunya partai yang tidak dijajaki adalah Demokrat. Wasekjen PDIP Ahmad Basarah menegaskan pihaknya tidak akan membuka komunikasi politik dengan partai berlambang mercy biru itu. Basarah beralasan tidak membuka komunikasi karena partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai partai penyeimbang.
"Untuk Demokrat kami memang tidak membuka komunikasi politik kita sama sama tahu bahwa standing posisi politik Demokrat sejak awal pemerintahan Jokowi-JK telah menyatakan dirinya sebagai partai penyeimbang," ujar Basarah.
"Kita demi menjaga etika politik kami tidak ingin mengganggu pada yuridiksi otonomi partai Demokrat," imbuhnya.
Pernyataannya tersebut ditegaskan dengan kepergian Sekjen Sekjen PDIP, Hasto Kristianto di tengah-tengah berlangsungnya konferensi pers. Basarah mengatakan Hasto bakal melakukan komunikasi dengan partai partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK. "Nah ini Pak Hasto pergi saat ini salah satunya untuk berkomunikasi dengan beberapa ketua umum partai," ujarnya.
Sementara itu, politikus PDIP Trimedya Panjaitan berharap partai-partai yang tergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan ikut mendukung Ahok-Djarot memenangkan Pilgub DKI. Khususnya, bagi partai yang kadernya mendapat kursi menteri di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
"Kan di pemerintahan sama, menterinya sama-sama dapat. Ya di pemerintahan DKI juga kami harap sama," ujar dia.
Jika semua partai koalisi bersatu, dipastikan Trimedya kursi DKI akan lebih mudah dimenangkan Ahok-Djarot. Mengingat, setiap partai yang tergabung dalam koalisi memiliki massa untuk mendongkrak suara di Pilgub DKI nanti.
"Karena kalau itu terjadi, kalau parameternya pemilu 2014, kami hanya perlu 3-4 persen yang kami kerja. Partai pendukung kami tentu tahu dimana kantung-kantung suara mereka," pungkas Trimedya.
Diketahui, PAN, PKB dan PPP yang merupakan pendukung Agus di Pilgub DKI mendapatkan jatah menteri di Kabinet Kerja. PAN 1 menteri, PKB 3 menteri dan PPP 1 menteri. [eko]
0 Response to "Blak-blakan PDIP, parpol dapat jatah menteri harus dukung Ahok"
Posting Komentar