loading...
Gua cuma mau berbagi aja nih. Hasil dari browsing di internet, tanpa beropini secara pribadi. Silahkan disimak dan beropini yang mau beropini!
Penyidik Polda menggeledah rumah Habib Rizieq di Petamburan, terkait insiden Monas 1 Juni 2008. Saat itu, penyidik Polda menemukan 1 VCD menggambarkan kerusuhan dan ceramah Rizieq, dokumen berupa buku kecil FPI, dan majalah Playboy.
Hal ini terungkap dalam persidangan yang mendudukkan Rizieq sebagai terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (8/9). Penyidik Polda Metro Sumarjono yang membeberkan temuan tersebut ketika ditanyai JPU Purnama Wahyudi.
"Tahu dari mana ada kerusuhan Monas?" Tanya Purnama.
"Pertama dari laporan masyarakat, berita dari TV, ketiga ada salah satu anggota tim penyidik kami yang menangani kasus ini telah melakukan penggeledahan di markas FPI di Petamburan yang kediaman Ketua FPi Rizieq telah ditemukan 1 VCD yang menggambarkan satu kerusuhan dan ceramah Habib Rizieq kepada umat Islam," jawab Sumarjono.
"Selain VCD apa lagi?" Tanya Purnama lagi.
"Majalah Playboy dan dokumen berupa majalah kecil FPI," jawab Sumarjono.
Kemudian kuasa hukum Habib Rizieq, Ari Yusuf Amir dan JPU maju ke meja Majelis Hakim yang diketuai Pamusunan Harahap.
Habib Rizieq yang diberi kesempatan untuk menanggapi pengakuan Sumarjono langsung protes. "Barang yang disita oleh penyidik tidak disertai surat penyitaan dari Pengadilan Negeri Jakpus. Padahal rumah saya ada di Jakarta Pusat," protes Rizieq.
Rizieq kemudian juga memprotes tentang majalah Playboy yang dijadikan barang bukti di pengadilan. "Ini menyangkut nama baik saya, saya protes dengan JPU. Padahal majalah Playboy tidak ada kaitan dengan insiden Monas," kata Rizieq yang bersuara keras.
Kemudian Rizieq membeberkan tentang FPI yang selama 10 tahun terakhir ini perang terhadap pornografi dan pornoaksi. Dia juga menceritakan telah menyeret pihak majalah penerbit Playboy ke PN Jaksel yang saat ini masih di tingkat kasasi.
"Di antara barang-barang yang disita, baik foto maupun majalah, terdapat foto bugil Putri Indonesia yang ikut pada Miss Universe. Dan itu yang kita kirim ke Presiden sebagai bentuk protes FPI terhadap pornografi," papar Rizieq.
FPI menjadi sangat terkenal karena aksi-aksinya yang kontroversial sejak tahun 1998, terutama yang dilakukan oleh laskar paramiliternya yakni Laskar Pembela Islam. Rangkaian aksi penutupan klab malam, tempat pelacuran dan tempat-tempat yang diklaim sebagai tempat maksiat, ancaman terhadap warga negara tertentu, penangkapan (sweeping) terhadap warga negara tertentu, konflik dengan organisasi berbasis agama lain adalah wajah FPI yang paling sering diperlihatkan dalam media massa.
Anggota FPI mengangkat mayat pada bencana tsunami di Aceh
Walaupun disamping aksi-aksi kontroversial tersebut FPI juga melibatkan diri dalam aksi-aksi kemanusiaan antara lain pengiriman relawan ke daerah bencana tsunami di Aceh.
Tindakan FPI sering dikritik berbagai pihak karena tindakan main hakim sendiri yang berujung pada perusakan hak milik orang lain. Pernyataan bahwa seharusnya Polri adalah satu-satunya intitusi yang berhak melakukan hal tersebut dijawab dengan pernyataan bahwa Polri tidak memiliki insiatif untuk melakukannya.
Rizieq, sebagai ketua FPI, menyatakan bahwa FPI merupakan gerakan lugas dan tanpa kompromi sebagai cermin dari ketegaran prinsip dan sikap. Menurut Rizieq kekerasan yang dilakukan FPI dikarenakan kemandulan dalam sistem penegakan hukum dan berkata bahwa FPI akan mundur bila hukum sudah ditegakkan. Ia menolak anggapan bahwa beberapa pihak menyatakan FPI anarkis dan kekerasan yang dilakukannya merupakan cermin kebengisan hati dan kekasaran sikap.
Karena aksi-aksi kekerasan itu meresahkan masyarakat, termasuk dari golongan Islam sendiri, beberapa ormas menuntut agar FPI dibubarkan. Melalui kelompok surat elektronik yang tergabung dalam forum wanita-muslimah mereka mengirimkan petisi pembubaran FPI dan ajakan bergabung.[9]
Menurut mereka walaupun FPI membawa nama agama Islam, pada kenyataannya tindakan mereka bertentangan dengan prinsip dan ajaran Islami, bahkan tidak jarang menjurus ke vandalisme.
Sedangkan menurut Pengurus FPI, tindakah itu dilakukan oleh oknum-oknum yang kurang / tidak memahami Prosedur Standar FPI.[10]
Pada bulan Mei 2006, FPI berseteru dengan Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Pertikaian ini berawal dari acara diskusi lintas agama di Purwakarta, Jawa Barat. Gus Dur, yang hadir di sana sebagai pembicara, sempat menuding organisasi-organisasi Islam yang mendukung Rancangan Undang-Undang Anti-Pornografi dan Pornoaksi disokong oleh sejumlah jenderal. Perdebatan antara Gus Dur dan kalangan FPI pun memanas sampai akhirnya mantan presiden ini turun dari forum diskusi.
Pada bulan Juni 2006 Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo dan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kapolri Jenderal Pol Sutanto untuk menindak ormas-ormas anarkis secepatnya. Pemerintah, melalui Menko Polhukam Widodo AS sempat mewacanakan pembubaran ormas berdasarkan peraturan yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985, namun hal ini hanya berupa wacana, dan belum dipastikan. Kabarnya pendiria ormas di Indonesia harus berdasarkan Pancasila sedangkan FPI berdasarkan syariat Islam dan tidak mau mengakui dasar lainnya.
Kalangan DPR juga meminta pemerintah bertindak tegas terhadap ormas-ormas yang bertindak anarkis dan meresahkan ini. Tindakan tegas aparat keamanan dinilai penting agar konflik horizontal tidak meluas.
Pada 20 Juni 2006 Dalam acara diskusi "FPI, FBR, versus LSM Komprador" Rizieq menyatakan bahwa rencana pemerintah untuk membubarkan ormas Islam adalah pesanan dari Amerika merujuk kedatangan Rumsfeld ke Jakarta. FPI sendiri menyatakan bahwa bila mereka dibubarkan karena tidak berdasarkan Pancasila maka organisasi lainnya seperti Muhammadiyah dan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) juga harus dibubarkan.
Insiden Monas
Insiden Monas adalah sebutan media untuk peristiwa penyerangan yang dilakukan FPI terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKBB) di silang Monas pada tanggal 1 Juni 2008. Satu hari setelah peristiwa tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan Rapat Koordinasi Polkam yang membahas aksi kekerasan tersebut. Presiden dalam jumpa persnya mengatakan negara tidak boleh kalah dengan perilaku kekerasan .
Menambahkan bahwa aksi-aksi kekerasan telah mencoreng nama baik di dalam dan di luar negeri.
Ketua Komando Laskar Islam, Munarman, mengoreksi pemberitaan media dan menyatakan bahwa penyerangan terhadap AKBB dilakukan oleh Komando Laskar Islam dan bukan FPI. Sehari sebelumnya Polisi menemui Rizieq di markas FPI, Petamburan Jakarta, namun tidak melakukan penangkapan, karena ketua FPI berjanji akan menyerahkan anggotanya yang bertanggung jawab pada insiden Monas, polisi sendiri sudah mengidentifikasi lima anggota FPI yang diduga terlibat dalam peny Kecaman Nasional
Insiden Monas dalam rangka memperingati Hari Lahirnya Pancasila terus menuai protes. Din Syamsuddin Ketua PP Muhammadiyah menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan kriminalitas nyata, Ketua DPR Agung Laksono menilai kekerasan tersebut tidak bermoral . Sementara aksi menentang FPI terjadi di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Mojokerto, Malang, Jember dan Surabaya, Jawa Timur oleh ratusan ormas seperti PMII, Banser, Satgas, Garda Bangsa and GP Anshor yang umumnya merupakan partisan PKB Gus Dur, masa mulai mengancam apabila pemerintah tidak mengambil tindakan, mereka akan mengambil tindakan sendiri.
Di Yogya, sekelompok orang tidak bersenjata berjumlah sekitar 100 orang dengan menggunakan sepeda motor menyerbu kantor FPI di Sleman pada 2 Juni 2008 dan merusak papan nama FPI, mereka langsung melarikan diri untuk menghindari konflik saat anggota-anggota FPI keluar dengan membawa senjata tajam.
0 Response to "Inilah Bukti Majalah Playboy Di Rumah Petinggi FPI"
Posting Komentar