loading...
Tim Sukses pasangan calon Anies Baswedan- Sandiaga Uno, Andre Rosiade, mengimbau umat Islam tetap bersatu dan membantu sesama saudara serta tidak terkotak-kotak sehubungan dengan meninggalnya Ibu Hindun. Almarhum yang tinggal di Kelurahan Karet, Setiabudi, Jaksel ini meninggal pada Selasa (7/3), namun ditelantarkan karena mendukung Ahok- Djarot di putaran pertama.
"Kami mengimbau umat Islam tidak terpancing dan terprovokasi dengan adanya isu penolakan memandikan, mensalatkan dan memakamkan jenazah Ibu Hindun," kata Andre dalam pesan singkat, Minggu (12/3).
Disampaikan, isu penolakan Ibu Hindun yang disebut-sebut sebagai pendukung Ahok perlu diluruskan agar publik mendapatkan pemahaman yang utuh. Sebab, dalam kenyataannya yang memandikan dan mensalatkan jenazah adalah kader-kader PKS yang merupakan pendukung Anies dan Sandi.
Begitu juga mobil ambulance yang mengantarkan jenazah Ibu Hindun ke pemakaman. Yakni ambulance dari timses Anies-Sandi. Sementara ambulance dari Golkar dan PDIP yang merupakan partai pengusung Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat saat dihubungi warga sedang penuh atau tidak ada.
"Sekali lagi, kami mengimbau umat Islam tetap tenang, tetap melaksanakan syariat. Kalau ada saudara seiman kita yang meninggal, kita tentu harus tetap membantu proses pemakamannya. Dari memandikan, mengkafani, mensalatkan sampai mengantar ke kuburan," kata Andre.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra itu menekankan, beda pilihan dalam demokrasi adalah hal yang biasa. Meski dalam Islam ada aturan yang menyatakan memilih pemimpin non muslim itu dilarang, namun selayaknya aturan itu tidak merusak tenun kebangsaan dan kebhinekaan.
Dia menilai, bahwa umat Islam masih banyak yang belum mengamalkan Al Maidah ayat 51 dan tidak merasa bahwa Ulama telah dilecehkan oleh Ahok, namun tidak serta-merta kemudian menyalahkan pendukungnya yang beragama Islam. Kewajiban umat Islam adalah tetap membantu saudara muslim lainnya yang tertimpa musibah.
"Jangan sampai umat Islam terkotak-kotak dengan pilihan. Berbeda pilihan itu adalah bagian dari demokrasi, mari kita tunjukkan bahwa Islam itu rahmatan lil 'alamin," jelas Andre.
"Meski Ahok diduga menistakan agama Islam, menghina ulama, kita tidak boleh menyalahkan pendukungnya yang beragama Islam. Jangan sampai perbedaan merusak tenun kebangsaan, merusak tenun kebhinekaan," sambungnya.
Seperti diketahui, jenazah nenek bernama Hindun binti Raisman (78), warga Jalan Karet Karya II, RT 009 RW 05, Setiabudi, Jakarta Selatan, disalatkan di kediamannya. Awalnya keluarga ingin jenazah disalatkan di Musala Mu'minuun.
"Kata pak ustaznya, percuma enggak ada orang di sini," ujar anak pertama nenek Hindun, Sudarsih menirukan pernyataan Neneng, Jumat (10/3). Neneng merupakan anak bungsu Hindun yang minta izin ke ustaz musala tersebut.
Neneng, imbuh Sudarsih, merasa ada yang janggal atas penolakan tersebut. Sebab, keluarga mereka sebelumnya tak pernah ditolak ketika ingin mensalatkan jenazah di musala tersebut. Hindun meninggal Selasa (7/3) siang lalu.
Menurut Sudarsih, keluarga menduga penolakan tersebut merupakan buntut dari pencoblosan Pilgub DKI Jakarta pada putaran pertama lalu. Saat itu, Hindun yang tidak bisa berjalan disambangi oleh petugas TPS, beberapa saksi dan KPPS.
Saat itu Hindun menggunakan hak suaranya di rumah. Dia memilih pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat. [rnd]
"Kami mengimbau umat Islam tidak terpancing dan terprovokasi dengan adanya isu penolakan memandikan, mensalatkan dan memakamkan jenazah Ibu Hindun," kata Andre dalam pesan singkat, Minggu (12/3).
Disampaikan, isu penolakan Ibu Hindun yang disebut-sebut sebagai pendukung Ahok perlu diluruskan agar publik mendapatkan pemahaman yang utuh. Sebab, dalam kenyataannya yang memandikan dan mensalatkan jenazah adalah kader-kader PKS yang merupakan pendukung Anies dan Sandi.
Begitu juga mobil ambulance yang mengantarkan jenazah Ibu Hindun ke pemakaman. Yakni ambulance dari timses Anies-Sandi. Sementara ambulance dari Golkar dan PDIP yang merupakan partai pengusung Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat saat dihubungi warga sedang penuh atau tidak ada.
"Sekali lagi, kami mengimbau umat Islam tetap tenang, tetap melaksanakan syariat. Kalau ada saudara seiman kita yang meninggal, kita tentu harus tetap membantu proses pemakamannya. Dari memandikan, mengkafani, mensalatkan sampai mengantar ke kuburan," kata Andre.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra itu menekankan, beda pilihan dalam demokrasi adalah hal yang biasa. Meski dalam Islam ada aturan yang menyatakan memilih pemimpin non muslim itu dilarang, namun selayaknya aturan itu tidak merusak tenun kebangsaan dan kebhinekaan.
Dia menilai, bahwa umat Islam masih banyak yang belum mengamalkan Al Maidah ayat 51 dan tidak merasa bahwa Ulama telah dilecehkan oleh Ahok, namun tidak serta-merta kemudian menyalahkan pendukungnya yang beragama Islam. Kewajiban umat Islam adalah tetap membantu saudara muslim lainnya yang tertimpa musibah.
"Jangan sampai umat Islam terkotak-kotak dengan pilihan. Berbeda pilihan itu adalah bagian dari demokrasi, mari kita tunjukkan bahwa Islam itu rahmatan lil 'alamin," jelas Andre.
"Meski Ahok diduga menistakan agama Islam, menghina ulama, kita tidak boleh menyalahkan pendukungnya yang beragama Islam. Jangan sampai perbedaan merusak tenun kebangsaan, merusak tenun kebhinekaan," sambungnya.
Seperti diketahui, jenazah nenek bernama Hindun binti Raisman (78), warga Jalan Karet Karya II, RT 009 RW 05, Setiabudi, Jakarta Selatan, disalatkan di kediamannya. Awalnya keluarga ingin jenazah disalatkan di Musala Mu'minuun.
"Kata pak ustaznya, percuma enggak ada orang di sini," ujar anak pertama nenek Hindun, Sudarsih menirukan pernyataan Neneng, Jumat (10/3). Neneng merupakan anak bungsu Hindun yang minta izin ke ustaz musala tersebut.
Neneng, imbuh Sudarsih, merasa ada yang janggal atas penolakan tersebut. Sebab, keluarga mereka sebelumnya tak pernah ditolak ketika ingin mensalatkan jenazah di musala tersebut. Hindun meninggal Selasa (7/3) siang lalu.
Menurut Sudarsih, keluarga menduga penolakan tersebut merupakan buntut dari pencoblosan Pilgub DKI Jakarta pada putaran pertama lalu. Saat itu, Hindun yang tidak bisa berjalan disambangi oleh petugas TPS, beberapa saksi dan KPPS.
Saat itu Hindun menggunakan hak suaranya di rumah. Dia memilih pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat. [rnd]
Selengkapnya: https://www.merdeka.com/politik/kata-kubu-anies-soal-jenazah-nenek-hindun-disalatkan-di-rumah.html
0 Response to "Kubu Anies: Soal Jenazah Nenek Hindun disalatkan di Rumah Itu Tanggung Jawab Ahok"
Posting Komentar