loading...
Pasca debat yang dilakukan pada acara Mata Najwa Ekslusif dengan tema Babak final Pilkada DKI yang menampilkan cagub nomor dua Basuki Tjahaja Purnama dengan cagub nomor tiga Anies Rasyid Baswedan, menimbulkan banyak komentar-komentar yang muncul di media sosial maupun media online.
Banyak yang memberikan komentar dengan penilaian secara rasional mapun komentar yang bersifat emosional antar kedua pendukung di media sosial. Sisi pendukung Basuki-Djarot menilai program yang ditawarkan Anies-Sandi sangat tidak masuk akal, dalam debat juga terlihat Anies selalu menyerang Ahok dibandingkan Ahok yang lebih menjabarkan program. Bahkan terkesan Anies selalu berusaha memprovokasi Ahok supaya emosi pada saat acara berlangsung. Terlihat berulang kali Anies selalu memojokan Ahok dengan perkataan yang tidak relevan. Sebut saja tudingan paling keras dari Anies ke Ahok pada akhir acara, Anies mengatakan Ahok ibarat biang kerok semua masalah di Jakarta karena omongan Ahok yang kerap dianggap provokasi dan tidak menjaga kesensitifan dalam hal keyakinan beragama.
Disisi pendukung Anies-Sandi malah menyatakan tingkat elektabilitas jagoan mereka melejit pasca debat yang diadakan Metro Tv tersebut. Data survey dari mana hanya mereka yang tahu. Apalagi yang memposting informasi ini dari akun Front Pembela Islam.
Kembali seperti biasanya Anies menggunakan data yang tidak akurat atau valid dalam berbicara. Terbukti dari debat Senin (27/03/2017) malam, beberapa data tentang serapan anggaran DKI, perbedaan pemahaman Pergub tentang KJP untuk anak yang masih sekolah dengan yang sudah putus sekolah, program dana pensiun untuk lansia yang akan dimasukan ke program KJL, Peraturan Menteri Perhubungan dengan masalah Integrasi transportasi Transjakarta dengan KWK. Anies seakan tidak pernah mau peduli data yang diberikan tidak sesuai dengan data ter-update dapat membuat opini yang salah pada masyarakat. Tujuannya agar Ahok salah dimata orang.
Berita terbaru, Pantas Nainggolan dari tim kuasa hukum Ahok-Djarot berencana melaporkan cagub DKI nomor pemilihan tiga Anies Baswedan karena melakukan fitnah tentang penggusuran sewaktu berkampanye dihadapan masyarakat beberapa waktu lalu.
“Akan ada lebih 300 tempat akan digusur, datanya sudah ada. Yang suka gusur yang mana bu?” demikian kutipan perkataan Anies pada saat kampanye. Anies melanjutkan dengan mengatakan jika memilih diam maka akan ada 300 lebih kampung akan digusur. Anies mengatakan mereka tidak akan menggusur tapi akan menata. Saksikan video disini.
“Kita akan melaporkan saudara Anies yang kita duga melakukan fitnah tentang manipulasi data penggusuran, jadi kita menemukan data daftar wilayah berpotensi, sesungguhnya tidak satu terminologi tercantum di sini, yang ada adalah titik-titik, spanduk-spanduk liar, itu yang ada di 325 titik,” kata anggota Tim Hukum Ahok-Djarot, Pantas Nainggolan dalam jumpa pers di Jalan Cemara Nomor 19, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/3/2017). Hal ini lagi-lagi karena dirasakan Anies berbicara tanpa fakta.
“Ini yang kemudian diplesetkan saudara Anies, untuk kampung yang akan digusur,” sambungnya. Baca berita selengkapnya disini.
Rencana tim kuasa hukum Ahok-Djarot tersebut melaporkan langsung ke polisi. Menjadi pertanyaan besar, kenapa tim kuasa hukum Ahok-Djarot tidak melaporkan ke Bawaslu? Timses pasangan calon nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat meragukan independensi KPU dan Bawaslu DKI dalam gelaran Pilgub. Ini karena timses menemukan pelanggaran-pelanggaran yang tidak ditindaklanjuti. Baca berita news.detik.com ini.
Langkah hukum yang dilakukan oleh tim kuasa hukum Basuki-Djarot dirasa sangat tepat, mengingat diragukannya independensi KPU DKI dan Bawaslu DKI pada perhelatan Pilkada DKI 2017 ini. Terakhir timses Ahok-Djarot melaporkan ke Bawaslu ada aparatur RT dan RW yang digunakan oleh Anies-Sandi dalam acara peresmian posko paslon nomoe tiga. Polri merupakan institusi yang bisa dipercaya dan netral saat ini dimana pelanggaran dalam bentuk apapun akan diproses dengan cepat.
Anies akan menghadapi masalah hukum jika terbukti melakukan fitnah. Kita akan menunggu langkah selanjut dari tim kuasa hukum Basuki-Djarot. Sebagai penonton kita akan disuguhkan episode yang menarik dari film berjudul menuju DKI 1. Demi mencapai tujuan, Anies tidak menggunakan akal sehat dan menghalalkan segala cara tidak peduli apakah cara itu benar atau salah.
Perlahan tapi pasti, kita dapat menyaksikan bagaimana sosok Anies Baswedan sebenarnya. Pintar beretorika dengan memutar balik kata-kata, mengeluarkan statement tanpa memastikan akurasi data yang diucapkan, memberikan program-program yang sangat manies selama kampanye yang diragukan realisasinya. Tujuan hanya satu yaitu menang dalam kontestasi Pilkada DKI 2017. Segala cara digunakan demi tujuan yang harus diraih.
Walaupun beda dengan kondisi yang menjerat Ahok karena transkrip perkataannya yang sengaja diedit oleh Buni Yani, Anies malah mengatakan dengan niat yang jelas. Anies dapat terjerat masalah hukum jika dugaan fitnah yang dilakukannya terbukti dalam penyelidikan polisi. Kita akan tunggu dan saksikan apa yang akan terjadi.
Hanya karena nafsu menggebu-gebu ingin menjadi Gubernur DKI 2017-2022, Anies memutar balik fakta ataupun memberikan data tidak akurat kepada masyarakat. Dia selalu mengatakan korban hoax padahal dia juga yang menyebar hoax. Sebagai seorang negarawan, Anies harus bisa memberikan contoh yang baik. Kalau mata hati sudah tertutup nafsu, kebencian, harta dan kekuasaan maka merendahkan jati diri sendiri akan dilakukan. Begitulah Anies.
Menunggu kepastian pelaporan tim kuasa hukum Basuki-Djarot, kita juga berharap Anies dapat menghormati hukum yang berlaku di Indonesia. Semoga akan menjadi warga negara yang taat hukum. Jangan seperti Sandi yang ngeles dan mangkir dari panggilan pihak kepolisian, bahkan minta pemeriksaan diundur dan diringankan. Hukuman aja belum ada tapi uda minta diringankan. Hmmmmmmmm……
Ibarat peribahasa mulutmu harimaumu, hadapi secara jantan ya Pak Anies jika menjadi terlapor. Hadapi secara kesatria seperti Ahok. Semoga tidak berkelit seperti belut. Lidah tidak bertulang, jangan memfitnah dan bermulut manis terus dibarengi menjadi aktor untuk bersandiwara. Kasihan warga Jakarta.
Demikianlah adanya…
Sumber
0 Response to "Mulutmu Harimaumu, Anies Baswedan Segera Dilaporkan ke Polisi"
Posting Komentar