loading...
Bila kita amati gerakan aksi demo berkelanjutan mengatasnamakan agama terkait kasus Ahok, akhir-akhir ini ada skenario yang diubah. Sang sutradara yang semula dipegang oleh FPI dan GNPF, kini diambil alih oleh FUI, tapi produser sepertinya masih orang-orang sama. Hal ini tentunya bukan tanpa sebab.
Kita bisa melihat bagaimana para pentolan FPI dan GNPF MUI semacam Rizieq Shihab dan Bachtiar Nasir yang saat ini sedang tersandung berbagai kasus, kenapa untuk sementara tiarap dan hanya sebagai tamu undangan. Bisa saja kemungkinan karena sudah ada deal dari kepoliisian agar keduanya dihimbau untuk tidak menggerakkan massa lagi, atau memang keduanya lebih bersikap hati-hati jangan sampai menambah rumit kasus yang menjeratnya. Selanjutnya pemegang komando diserahkan pada Sekretaris Jenderal FUI Muhammad Al Khathtath yang sampai saat ini relatif masih "bersih" dari kasus hukum.
Kemungkinan lain yang sepertinya lebih masuk akal mengapa pemegang komando saat ini dipegang oleh FUI, dan Rizieq Shihab serta Bachtiar Nasir lebih memilih tiarap, hal ini terkait dengan dukungan massa yang hadir. Kasus yang menjerat Rizieq dan Bachtiar Nasir setidaknya berpengaruh juga pada massa yang sempat mengikuti aksi-aksi demo sebelumnya. Bagi orang-orang yang kemarin hanya ikut-ikutan karena terkena hasutan propaganda dengan dalih penistaan agama, tentunya akan berpikir ulang untuk turun ke jalan lagi. Orang pun berpikir kalau penggerak demonya saja bermasalah dengan hukum, apa benar yang diperjuangkan dengan demo-demo yang katanya menuntut penegakan hukum ini adalah murni demi keadilan.
Tujuan pengambil alihan pemegang komando demo oleh FUI jelas agar masyarakat awam dan cuma ikut-ikutan yang mulai ragu agar kembali tertarik dengan pimpinan baru dalam aksi demo kali ini. Harapan penggagas demo agar kedatangan massa besar seperti aksi 212 bisa terulang kembali.
Kemurnian aksi demo yang digembar-gemborkan bertujuan penegakan hukum dan keadilan yang sudah disangsikan oleh banyak kalangan karena dinilai lebih berbau politik, akhirnya dibuka oleh mulut penggeraknya. Terbukti bukan semata karena masalah agama tapi memang ada tujuan politis terkait Pilkada DKI 2017. Hal yang diungkap sendiri oleh Al Khathtath (susah banget nyebut nama orang Indonesia ini...) seperti ditulis cnnindonesia.
“Aksi besok tidak bubar di istana. Kami akan pulang bareng dan menuju titik yang dituju untuk Salat Maghrib. Ini dalam rangka kesatuan umat Islam bela Islam, Alquran dan memenangkan gubernur muslim Jakarta," ujar Sekretaris Jenderal FUI Muhammad Al Khathtath kepada wartawan di Jakarta, Kamis (23/3).
Bagi yang masih belum sadar bahwa demo-demo berkelanjutan selama ini hanya bertujuan politik, hendaknya cepatlah bertobat dan tidak perlu ikut-ikutan lagi. Sebelum adanya kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, kelompok-kelompok inilah yang dulu juga menolak Ahok sewaktu dilantik menggantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI. Bahkan sempat mengangkat Gubernur tandingan, Fahrurrozi Ishaq, yang notabene adalah anggota Forum Umat Islam (FUI).
Lihatlah seruan ketua umum PBNU yang merupakan organsisasi massa Islam terbesar Indonesia dan bisa dikatakan representasi dari kebanyakan ummat. Jauh sebelumnya sudah mengingatkan dan melarang ikut-ikutan aksi demo karena jelas tujuannya politis. Bahkan menanggapi aksi 313 yang akan digelar kembali menyatakan larangan untuk mengikutinya dan memberikan tamparan keras..
Ketum PBNU KH. Said Aqil Siroj mengatakan : "FUI itu siapa, ormas apa, ormas yang mengatasnamakan forum ummat islam, ummat islam yang mana. NU sama sekali tidak berada dibawah FUI. NU paling tidak anggotanya sekitar 60 juta, sama sekali tidak pernah merasa terdaftar menjadi bawahannya, anteknya FUI".
Selengkapnya bisa disimak di tayangan youtube bawah ini,
Untuk saat ini dan kemudian hari, diyakini peserta demo tidak akan pernah lagi sebesar ketika digelar aksi 212. Peserta yang datang tidak jauh dari simpatisan dan kader partai berseberangan dengan Ahok. Semacam PKS yang memang dikenal solid bila menggalang kader dan simpatisannya untuk terjun ke jalan dalam aksi demo ataupun acara tertentu. Sebagai bentuk unjuk kekuatan saja tapi bila dibuktikan saat Pemilu suaranya minim.
Selain itu peserta lainnya adalah person, ormas ataupun kelompok yang memang punya persamaan pandangan dan idiologi sehaluan dengan FPI dan FUI. Itu nanti bisa diliat bila demo tersebut jadi digelar dan silahkan buktikan saja....
Salam OKeh ngOCEh...merdeka!
0 Response to "Ternyata Demo 313 : "Kampanye Terbuka" untuk Menangkan Anies-Sandi "
Posting Komentar