loading...
Informasi akan digelarnya ‘Aksi Simpatik Menjaga Independensi Hakim’ yang akan dilakukan oleh GNPF yang “mendompleng” nama MUI untuk “menipu” umat Islam sudah tersebar di media sosial seperti poster Di Atas.
Poster bernada provokasi dari GNPF-MUI yang berdar di media sosial
Namun, informasi itu belum diketahui kebenarannya karena GNPF yang “mendompleng” nama MUI tersebut belum memberikan surat pemberitahuan ke Polda Metro Jaya.
Berdasarkan informasi yang ada dalam media sosial itu, pada aksi itu nantinya akan dilakukan Shalat Jumat bersama di Masjid Istiqlal. Mengajak untuk melakukan dzikir, sholawat dan doa, serta orasi yang berakhlaqul karimah.
Aksi itu disebut akan terbagi menjadi tiga agenda, yakni, pada Jumat 28 April 2017 long march dari Masjid Istiqlal ke pengadilan negeri Jakarta Utara, di Jalan Gajah Mada Jakarta Pusat.
Kemudian tanggal 29 April sampai dengan 4 Mei, aksi bela Islam di Kejaksaan daerah masing-masing, juga memprotes kejahatan Jaksa yang bela penista agama dan tuntut copot jaksa agung RI. Dan yang ketiga yaitu pada Jumat 5 Mei 2017, massa akan melakukan long march dari Masjid Istiqlal ke Mahkamah Agung RI.
Aksi itu diduga untuk menuntut agar Majelis Hakim memberikan putusan yang maksimal pada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang pada 9 Mei mendatang akan menerima putusan atas perkara dugaan penodaan agama. Sebab, dalam selembaran undangan yang ada di media sosial itu terdapat ajakan bertuliskan’ Ayo dukung Majelis Hakim ambil putusan maksimal terhadap penista agama’ #AyoPenjarakanAhok.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan aksi long march yang akan dilakukan GNPF akan tetap dipantau oleh aparat kepolisian.
“Jadi ya untuk kegiatan longmarch dilakukan pokoknya polisi tetap memonitor kegiatan-kegiatan itu. Kita masih melihat. Nanti pemberitahuan itu berapa orang yang akan ikut. Semua kita antisipasi, baik lokasinya, baik jalan dan rutenya, kita antisipasi semuanya. Yang terpenting kita siap. Jangan sampai terjadi yang tidak-tidak,” ucap Argo seperti yang diberitakan dalam media nasional ini.
Sementara itu, Direktur Intelkam Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Mersdisyam mengaku, telah mengetahui akan adanya rencana aksi tersebut.Hingga kini pihaknya masih mendalami apakah benar akan rencana aksi itu.
“Kami lagi dalamin itu belum tau juga itu (benar atau tidak). Karena itu kan baru dishare-share aja itu. Belum ada yang secara pasti, kami masih dalami dari media sosial itu, dari mana,” ujar dia.
Sejauh ini, lanjut Mersdisyam, belum ada laporan resmi terkait hal tersebut kepada pihaknya. Rencana aksi itu hingga kini baru sebatas informasi dari media sosial.
“Belum ada laporan. Maksudnya itu kan di media sosial, kita juga baca,” tuturnya.
Meski begitu, ia mengaku akan terus mendalami informasi tersebut.
Apabila memang akan melakukan suatu kegiatan, yang pasti pihak yang bersangkutan haruslah terlebih dahulu melapor pada aparat kepolisian.
“Ya nanti kami lihat dulu. Kami kan juga baru tahu dan baru terima. Kami tak (mengandai-andai) dulu. Semua kegiatan kan ada aturannya. Sejauh ini, kami belum menanggapi karena ini baru di medsos saja,” kata dia menyudahi seperti yang dimuat dalam media nasional ini.
Penulis merasa lucu melihat poster di atas karena memuat tokoh-tokoh GNPF Seperti Rizieq, Bachtiar Nasir, Zaitun Rasmin dan kawan-kawan yang “mendompleng” nama Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk “menipu” umat Islam seolah-olah GNPF ada hubungan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) !!!
Padahal faktanya bahwa GNPF itu TIDAK ADA hubungan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), bahkan Ketua Umum MUI sendiri lho yang mengatakan bahwa GNPF BUKAN bagian dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan MUI secara tegas MELARANG GNPF memakai atribut MUI seperti yang sudah penulis bahas dalam tulisan yang bisa dibaca di https://seword.com/politik/awas-bahaya-laten-teroris-masuk-kampung-di-jakarta.
Penulis juga merasa semakin geli dan merasa tambah lucu melihat tokoh-tokoh GNPF dalam poster di atas yang “terlibat” dalam kasus hukum tapi malah “memprovokasi” umat Islam untuk menegakkan hukum ???
Itu seperti “maling teriak maling” !!! Penjahat tapi omong ingin menegakkan hukum ??? Wkwkwk
Sosok Munarman yang merupakan jubir FPI yang “terlibat” dalam kasus penghinaan terhadap Pecalang (polisi adat di Bali) juga sudah penulis bahas di https://seword.com/media/breaking-news-admin-situs-fpi-masuk-dpo/.
Sosok Zaitun Rasmin juga sudah pernah penulis bahas dalam tulisan di https://seword.com/politik/benarkah-pendukung-teroris-berada-di-belakang-anies-bagian-4 dan https://seword.com/politik/beberapa-tipe-pendukung-anies-sandi-dan-tujuan-pribadi-mereka/.
Sosok Bachtiar Nasir sudah pernah penulis bahas dalam tulisan di https://seword.com/politik/benarkah-pendukung-teroris-berada-di-belakang-anies-bagian-2/ dan https://seword.com/politik/bachtiar-nasir-stop-menipu-umat/.
Bahkan dalam poster provokasi di atas, terdapat sosok Gatot Saptono alias Muhammad Alkhathath, salah satu pendukung Anies-Sandi yang ingin membubarkan Densus 88 sejak beberapa lama seperti yang sudah penulis bahas di https://seword.com/politik/benarkah-pendukung-teroris-berada-di-belakang-anies-bagian-1/ dan https://seword.com/politik/dosa-dosa-gatot-saptono-alias-muhammad-al-khaththath-fui/.
Penulis merasa heran, kenapa FPI yang sudah terkenal “jelek” di Timur Tengah karena merusak nama Islam seperti kata SBY yang sudah penulis bahas di https://seword.com/politik/sby-saja-pernah-bilang-fpi-terkenal-jelek-di-timur-tengah masih dipercaya ???
Apakah Rizieq yang “memprovokasi” umat Islam itu lebih mulia dari Baginda Rasululullah Muhammad SAW ???
Pernahkah kita mendengar sejarah jika Baginda Rasulullah Muhammad SAW mengeluarkan kata caci maki, menghasut, memprovokasi umat Islam seperti yang dilakukan oleh Rizieq ???
Maaf, penulis tidak mencantumkan nama “Habib” di depan nama Rizieq karena bagi penulis nama itu terlalu mulia bagi seorang Rizieq !!!
Penulis ingat pesan Ketua Umum organisasi Rabithah Alawiyah (organisasi resmi pencatat keturunan Nabi Muhammad SAW) yang bernama Zen Umar bin Smith, yang mengatakan bahwa “Jangan Rusak Citra Rasululullah karena beratnya gelar Habib” seperti yang sudah penulis bahas dalam tulisan di https://seword.com/umum/tuhan-kenapa-aku-terlahir-sebagai-seorang-habib/.
Jadi kepada Rizieq dan kawan-kawannya dari GNPF yang “mendompleng” nama Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk “menipu” umat Islam seolah GNPF itu bagian resmi dari MUI, silahkan saja kalian “merusak” nama Islam dengan menghasut dan memprovokasi umat dengan aksi kalian selanjutnya karena Indonesia ini merupakan negara hukum yang punya aturan hukum terhadap orang-orang seperti kalian yang menghasut orang lain baik secara lisan dan tulisan dalam media sosial maupun aksi demonstrasi.
Kepada Rizieq dan GNPF, tolong STOP “memprovokasi” umat Islam demi kepentingan politik duniawi kalian !!!
Nafys & Dewinta
0 Response to "Benarkah Rizieq Akan Ditangkap Jika Ikut Aksi Intoleransi 28 April 2017 ? Ini Ulasannya..."
Posting Komentar