loading...
Ternyata menghina seseorang sudah menjadi watak Jonru Ginting. Jika pembaca baca seword.com mau mengamati postingan-postingan Jonru di fanpage dia, hampir selalu berisi penghinaan terhadap pihak yang selalu dinilai salah oleh Jonru. Hampir pihak-pihak yang berseberangan dengan Jonru akan selalu menjadi sasaran hinaan Jonru. Sangat disayangkan orang berwatak seperti itu memiliki banyak pengikut dan mengaku sebagai orang yang paling tahu tentang Islam.
Jika yang menjadi sasaran hinaan Jonru adalah orang yang levelnya di bawah Jonru masih mending. Tapi seperti tidak punya malu, Jonru menghina sosok ulama yang sangat dihormati di Indonesia, yaitu Prof. Quraish Shihab. Selain menghina beliau, Jonru juga menghasut orang-orang agar tidak shalat id di Masjid Istiqlal. Apa orang seperti ini masih pantas disebut sebagai ahli agama atau ustadz? Setahu saya, hanya iblis yang menghasut umat Islam agar tidak shalat di masjid tertentu. Hanya iblis yang mengajak orang untuk meninggalkan ibadah.
Semakin terlihat jelas siapa yang berhati malaikat dan berhati Iblis. Tak sekalipun Prof. Quraish Shihab menghina Jonru, bahkan mungkin tidak kenal dengan Jonru karena Jonru bukan siapa-siapa apalagi ulama. Namun parahnya, Jonru tidak takut sedikitpun menghina ulama sekaliber Prof. Quraish Shihab yang tidak pernah menyakitinya. Sikap seperti ini hanya dimiliki oleh Iblis.
Hari Raya Idul Fitri yang seharusnya digunakan untuk saling bermaafan, Jonru justru menodainya dengan hinaan-hinaan. Setelah menghina Prof. Quraish Shihab, Jonru kembali berulah. Kali ini Jonru menghina Istana serta Pegiat Medsos yang diundang Istana sebagai pelacur media. Jonru menulis status di fanpage dia sebagai berikut:
“Ternyata para pelacur sosmed baru saja dapat THR. Selamat ya…
NB: Pasti banyak haters yang bakal nyinyir, ” Lu iri ya, pengen diundang juga?”
Najong banget dah!!! Mending ane mati kesamber petir daripada menghadiri undangan seperti itu.
Ane masih punya harga diri, prinsip dan aqidah, cuy!!!”
(https://www.facebook.com/jonru.page/photos/a.143624529728.103413.68286339728/10155585436549729/?type=3&theater)
Tulisan Jonru tersebut untuk mengomentari sebuah postingan yang telah di screnshot dan dia lampirkan di postingannya.
Jika masih ada yang mau mengikuti Jonru saya rasa memang belum bisa berpikir jernih dan belum bisa membedakan mana orang-orang yang pantas menjadi panutan. Dari pemilihan kata yang dipilih oleh Jonru juga sudah menunjukkan siapa sebenarnya Jonru. Tidak mungkn orang yang terdidik, tahu agama, serta berhati bersih menuliskan kata-kata tidak pantas seperti yang ada dalam postingan Jonru. Terlebih kata-kata itu berisi penghinaan dan fitnah. Jonru menghina para pegiat media sosial (medsos) yang diundang ke Istana Negara sekaligus pemerintah.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang para pegiat media sosial (medsos) ke Istana Negara, Jakarta. Jokowi mengajak mereka untuk berbuka puasa bersama.
Acara buka puasa bersama ini berlangsung di ruang utama Gedung Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/6/2017). Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Alquran dan dilanjutkan dengan ceramah oleh Direktur Pasca Sarjana PTIQ Jakarta Prof DR H Muhammad Darwis Hude.
Jonru menyebut para pegiat media sosial (medsos) yang diundang ke Istana Negara sebagai pelacur media sosial. Kata pelacur adalah kata yang sangat rendah dan hina. Secara tidak langsung, Jonru juga menghina Istana yang telah mengundang para pegiat media sosial (medsos) ke Istana Negara.
Tidak cukup hanya menghina, Jonru juga menuduh para pegiat media sosial (medsos) yang diundang ke Istana Negara mendapatkan THR dari pemerintah. Secara tidak langsung Jonru seperti sedang menuduh pemerintah membayar pegiat media sosial (medsos) untuk terus menyebarkan berita-berita yang baik-baik tentang pemerintah. Saya rasa ini sudah termasuk fitnah, terlebih Jonru t hanya menuduh tanpa bukti.
Jonru juga semakin keji menghina Istana ketika dia mengatakan tidak sudi diundang ke Istana untuk buka bersama bahkan menyebutnya sebagai “Najong”. Kata “Najong” ini menurut saya adalah plesetan dari kata najis. Jonru juga mengatakan lebih memilih mati dibanding menghadiri undangan istana untuk buka bersama. Saya kira pernyataan Jonru sangat merendahkan Istana.b
Jujur saya berharap suatu saat Istana benar-benar mengundang Jonru biar kita semua bisa melihat apakah Jonru akan menepati pernyataannya bahwa lebih baik mati disambar petir dibanding datang menghadiri undangan Istana.
Saya yakin pihak Istana tidak akan menanggapi nyinyiran Jonru, karena memang Jonru bukan orang penting. Hanya saja, jika tidak ada yang mengcounter, saya khawatir semakin banyak orang-orang yang mengikuti jejak Jonru. Saya khawatir virus yang ditularkan Jonru akan menyebar ke seluruh penjuru Indonesia. Saya tidak ingin akan muncul banyak sekali orang-orang yang tidak tahu malu berani menghina ulama seperti Prof. Qurasih Shihab dan pemerintah.
0 Response to " Kembali Berulah, Jonru Menghina Istana dan Pegiat Medsos Yang Diundang Istana Sebagai Pelacur Media"
Posting Komentar