loading...
Pada saat umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri 1438 H, terjadi aksi terorisme di Medan yang menyerang Mapolda Sumatera Utara (Sumut). Polisi lalu menyelidiki rumah si pelaku dan menemukan bendera teroris ISIS di rumah pelaku. (Sumber).
Dan dua hari yang lalu, setelah melakukan shalat isya, dua orang polisi kembali mengalami aksi teror karena ditusuk oleh teroris di mesjid lapangan Bhayangkara, Mabes Polri.
Astaghfirullah…..
Mereka sudah berani menyerang aparat negara (polisi) yang selama ini bertugas mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan rakyat Indonesia. Bisa dibayangkan bagaimana jika polisi tidak bekerja keras selama ini untuk menjaga keamanan kita sebagai rakyat Indonesia ???
Jika Polisi dan beberapa pihak terkait tidak bekerja keras selama ini, mungkin entah apa yang akan terjadi di Indonesia karena teroris bebas melakukan aksi teror mereka yang dibungkus dengan kedok agama.
Seharusnya kita bersyukur bahwa aparat negara selama ini sudah bekerja keras untuk menjamin keselamatan dan keamanan kita, sehingga kita bisa mencari nafkah demi keluarga yang sangat kita cintai.
Tapi anehnya, ketika teroris menyerang aparat negara (polisi), politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bernama Nasir Djamil malah “sewot” karena polisi akhirnya menembak mati teroris tersebut. (Sumber).
Mereka sudah berani menyerang aparat negara (polisi) yang selama ini bertugas mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan rakyat Indonesia. Bisa dibayangkan bagaimana jika polisi tidak bekerja keras selama ini untuk menjaga keamanan kita sebagai rakyat Indonesia ???
Jika Polisi dan beberapa pihak terkait tidak bekerja keras selama ini, mungkin entah apa yang akan terjadi di Indonesia karena teroris bebas melakukan aksi teror mereka yang dibungkus dengan kedok agama.
Seharusnya kita bersyukur bahwa aparat negara selama ini sudah bekerja keras untuk menjamin keselamatan dan keamanan kita, sehingga kita bisa mencari nafkah demi keluarga yang sangat kita cintai.
Tapi anehnya, ketika teroris menyerang aparat negara (polisi), politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bernama Nasir Djamil malah “sewot” karena polisi akhirnya menembak mati teroris tersebut. (Sumber).
Nasir Djamil, Politisi PKS
Kenapa politisi PKS yang bernama Nasir Djamil malah “sewot” setelah polisi menembak mati teroris yang menyerang aparat negara ???
Kemana suara politisi PKS yang bernama Nasir Djamil saat Mapolda di Sumatera Utara (Sumut) diserang oleh teroris ???
Padahal Nasir Djamil merupakan politisi PKS kelahiran Medan (Sumatera Utara), tetapi malah tidak ada “suaranya” saat Mapolda Sumatera Utara diserang oleh teroris saat hari Raya Idul Fitri 1438 H minggu lalu ???
Dari sikap politisi PKS yang “sewot” karena polisi menembak mati teroris yang menyerang aparat negara, pembaca setia di Seword sudah bisa menilai sendiri siapa pendukung polisi dan siapa pendukung teroris di Indonesia tercinta ini.
Mungkin rakyat Indonesia secara umum dan pembaca setia di Seword secara khusus pasti bertanya-tanya kenapa PKS terkesan lebih “membela” teroris daripada membela aparat negara (polisi) yang diserang oleh teroris ???
Penulis akan membagikan sebagian kecil info tentang PKS dan “hubungannya” dengan teroris berikut ini :
1. Hidayat Nur Wahid (HNW) pernah “cari muka” dengan mengatakan mengutuk aksi terorisme yang menyerang Mapolda Sumatera Utara (Sumut) pada saat hari Raya Idul Fitri 1438 H, tepatnya pada tanggal 25 Juni 2017 lalu.
Tetapi Hidayat Nur Wahid (HNW) juga yang mengatakan bahwa teroris jangan ditembak mati !!!
Pembaca setia di Seword dan rakyat Indonesia bisa melihat sendiri bagaimana sifat “kontradiktif” HNW yang pernah menjabat sebagai Presiden PKS beberapa tahun yang lalu dan sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro PKS yang merupakan lembaga tertinggi dalam PKS periode 2015-2020 seperti yang sudah penulis bahas di https://seword.com/politik/ketika-hidayat-nur-wahid-wakil-ketua-majelis-syuro-pks-panik-dalam-kasus-rizieq/.
Penulis bingung melihat sikap HNW yang merupakan salah satu elit PKS saat ini. Disatu sisi, HNW mengatakan “mengutuk” aksi terorisme yang menyerang Mapolda Sumut, dimana salah satu pelaku terorisme tersebut sudah ditembak mati dan jenazahnya ditolak di kampungnya (sumber), tetapi HNW pernah mengatakan jangan menembak mati teroris ??? (Sumber).
2. Jika HNW yang merupakan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, dan Wakil Ketua MPR pernah mengatakan jangan menebak mati teroris beberapa waktu yang lalu, sekarang politisi PKS, Nasir Djamil juga menunjukkan sikap yang sama yaitu merasa “sewot” ketiak teroris ditembak mati oleh polisi setelah teroris tersebut menyerang polisi yang merupakan aparat negara.
Dari kedua pernyataan elit PKS di atas, terdapat kesamaan yaitu PKS tidak setuju jika teroris ditembak mati !!!
Apakah Pembaca setia di Seword merasa “keberatan” jika teroris yang melakukan aksi teror dan menembak aparat ditembak mati oleh polisi (aparat negara) ???
Apakah rakyat Indonesia merasa “keberatan” jika teroris yang melakukan aksi teror dan menembak aparat ditembak mati oleh polisi (aparat negara) ???
Jika ada pembaca setia di Seword dan rakyat Indonesia ingin mengetahui lebih lanjut tentang sosok politisi PKS yang bernama Nasir Djamil, silahkan klik di https://seword.com/politik/membongkar-sosok-nasir-djamil-politisi-pks-yang-menjilat-kpk/.
3. Beberapa “kasus” antara kader PKS dengan Terorisme yang sudah penulis bahas di https://seword.com/politik/melawan-lupa-beberapa-kader-pks-dan-keluarga-dalam-kasus-teroris/
Sekarang pembaca setia di Seword dan seluruh rakyat bisa menilai sendiri apa dan siapa itu PKS dan “hubungannya” dengan terorisme…
Sssssttttt, penulis memberikan bonus berupa informasi yang “disembunyikan” oleh PKS selama ini, bahwa ayah (mantan) Ketua Majelis Syuro PKS yang sekarang tinggal di “istana” di kawasan lembang merupakan seorang pemberontak seperti yang sudah penulis bahas di https://seword.com/politik/melawan-lupa-ayah-mantan-ketua-majelis-syuro-pks-adalah-pemberontak/.
Wassalam,
0 Response to "Kenapa PKS “Sewot” Ketika Teroris Ditembak Mati Oleh Polisi ? "
Posting Komentar