loading...
Terungkapnya bisnis ujaran kebencian yang dikenal dengan istilah saracen cukup mengejutkan. Bisnis seperti ini sepertinya terhitung baru dan belum banyak dikenal. Mungkin tidak banyak yang menduga bahwa bisnis seperti ini benar-benar nyata dan memiliki organisasi yang terstruktur meskipun banyaknya postingan yang berisi ujaran kebencian juga terlihat janggal.
Saya yakin tidak ada orang yang mau menyempatkan waktu untuk membuat meme dan postingan yang berisi ujaran kebencian terhadap salah satu pihak. Secara naluri, sepertinya jarang ada manusia yang hatinya rela melakukan aktivitas ini secara terus menerus. Belum termasuk biaya yang dikeluarkan untuk membeli kuota internet untuk memposting ujaran kebencian tersebut.
Akhirnya terkuak bahwa maraknya postingan yang berisi ujaran kebencian, sara, fitnah, dan provokasi memang sebuah bisnis yang menggiurkan. Tidak tanggung-tanggung, bisnis seperti ini menyentuh angka ratusan juta.
Pilkada DKI sepertinya menjadi embrio dari bisnis saracen. Ahok seperti menjadi target utama dari pelaku bisnis saracen. Dengan segala kehebatan dan prestasinya, Ahok nyaris mustahil bisa dikalahkan dalam kondisi normal.
Bisnis saracen kemungkinan menjadi pilihan lawan-lawan Ahok untuk menjungkalkan Ahok. Bukan mustahil ada oknum politik yang membayar orang-orang untuk membuat meme dan tulisan yang berisi ujaran kebencian kepada Ahok. Jika mau dicek, ribuan meme dan postingan yang berisi ujaran kebencian kepada Ahok bertebaran di media sosial terlebih saat sedang panas-panasnya Pilkada DKI.
Dengan menggunakan saraen, lawan-lawan politik Ahok tidak terlalu capai berkampanye dan mengeluarkan biaya banyak untuk menjegal Ahok. Cukup bayar orang-orang beberapa ratus juta untuk membuat meme, postingan, yang tujuannya agar masyarakat membenci Ahok. Taktik ini pun terbilang sangat efektif karena mayoritas masyarakat Jakarta adalah pengguna media sosial. Biaya yang dikeluarkan juga terliha sedikit jika dibandingkan dana kampanye yang terhitung hingga puluhan milyar.
Mereka tidak perlu melakukan money politik, memberikan sejumlah uang agar mau memilih calon yang disungnya. Mereka tidak perlu terlalu intens berkampanye, membanggakan program dan kelebihan calon yang disusungnya dengan harapan mampu membuat masyarakat tertarik. Mereka cukup menyuruh orang untuk membuat postingan dan meme yang bertujuan agar masyarakat membenci Ahok.
Saya tidak menuduh politisi mana yang telah melibatkan saracen untuk menjegal Ahok. Namun bukti-bukti ke arah sana semakin kuat mengingat banyaknya postingan yang sangat mendikreditkan Ahok saat Pilkada DKI.
Kebanyakan masyarakat mungkin akan mengira bahwa kekalahan Ahok akibat isu penodaan agama. Namun sepertinya jarang yang menyadari bahwa isu penodaan agama itu menjadi tidak berarti ketika tidak diviralkan dengan bisnis saracen ini. Jika tidak ada postingan dan meme yang ikut memans-manasi isu penodaan agama, maka kemungkinan isu penodaan agama ini tidak sampai datang ke Jakarta untuk melakukan aksi demo hingga berjilid-jilid.
Tergeraknya hati umat muslim di seluruh penjuru Indonesia untuk datang ke Jakarta mengikuti aksi demo adalah jasa saracen. Mereka terus membuat postingan yang tujuannya membuat umat muslim marah dan merasa telah dilecehkan oleh Ahok sehingga merasa perlu untuk datang ke Jakarta. Luar biasa! Hanya bermodal saracen, mereka mampu membuat geger Indonesia dengan adanya aksi demo yang berjilid-jilid.
Ahok mungkin adalah korban nyata dari bisnis saracen. Namun apakah hukum alam membiarkan mereka semua tertawa di atas penderitaan Ahok?
Saya sengaja menggunakan istilah “hukum alam” agar lebih universal. Maksud hukum alam di sini adalah hukum Tuhan. Namun “hukum alam” menjadi istilah yang lebih umum dan bisa diterima berbagai kalangan.
Ahok mungkin tidak malakukan apapun untuk membalas kelakuan mereka. Ahok hanya pasrah menjalani nasib hidup dipenjara. Ahok tidak korupsi. Ahok memajukan Jakarta. Ahok membahagiakan warga Jakarta. Tentu pantas jika apa yang menimpa Ahok dinilai sebagai ketidak adilan.
Namun hukum alam nampaknya tidak membiarkan perbuatan dzalim itu terus tertawa. Hukum alam tidak akan membiarkan perilaku dzalim bebas dari balasan. Pada saatnya, hukum alam akan memberikan balasan bagi orang-orang yang berbuat kedzaliman di muka bumi ini.
Para pelaku bisnis saracen mungkin telah tertawa terbahak-bahak karena usahanya untuk menjegal Ahok berbuah manis. Bonus yang diterima dari sang bos pun lumayan. Mereka menikmati bisnis barunya dan tak pernah merasa takut suatu saat akan ditangkap polisi. Mereka mungkin berpikiran sama seperti kebanyakan masyarakat yang bahwa apa yang mereka lakukan tidak akan membuatnya ditangkap polisi. Pekerjaan ini memang terlihat baru dan seolah-olah belum ada pasal yang mengaturnya sehingga dianggap tidak melanggar hukum.
Namun siapa sangka, alam membuka kedok mereka semua. Kedok merea akhirnya terbongkar. Sosok-sosok yang sudah ditangkap saat ini bisa jadi hanya sebagian kecil dari jaringan saracen yang lebih besar. Setelah nama kondang Egi sujana disebut-sebut menjadi bagian dari jaringan ini, bukan tidak mungkin ada nama besar lain yang akan terbongkar kedoknya dan ternyata menjadi bagian dari jaringan saracen ini.
Ahok tak perlu membalaskan perilaku dzamil terhadap dirinya, namu hukum alam yang akan membalaskannya….
Fadli zon.nenek sarompaet..fahri hamza si pengecut rixqi habib
BalasHapus