loading...
Saya yakin banyak orang yang mengakui kehebatan Jokowi, tidak hanya kawan, namun juga lawan. Langkah-langkah politik sangat sulit dideteksi. Lawan sampai kebingungan untuk mencari celah untuk menjatuhkan Jokowi. Terkadang lawan sudah merasa berhasil menyerang Jokowi, namun sebetulnya sedang masuk ke dalam jebakan Jokowi.
Jokowi hampir tidak mungkin begitu saja membiarkan dirinya diserang bertubi-tubi. Sebagai manusia normal, pasti ada keinginan untuk melakukan manuver. Hanya saja, langkah-langkah Jokowi melakukan manuver sangat sulit ditebak. Jangankan kawan, lawan Jokowi juga dibikin ketar-ketir. Jokowi melakukan manuver dengan cara yang elegan. Ini buktinya.
Saya yakin Jokowi sudah melakukan pertimbangan yang matang mengapa menginginkan presidential threshold 20 persen. Saya yakin beliau sudah tahu betul bahwa nanti akan terus diserang, dicaci, dan diprotes. Jokowi akan disebut sebagai diktator yang ingin melanggengkan kekuasannya.
Mungkin sebagian orang akan menilai bahwa Jokowi melakukan blunder karena presidential threshold 20 persen membuat dirinya dicap sebagai diktator, bahkan Prabowo sampai mengatakan bahwa presidential threshold 20 persen adalah lelucon politik dan SBY mengatakan bahwa Jokowi melakukan Abuse of Power.
Prabowo dan SBY tentu berharap pernyataan lelucon politik dan Abuse of Power bisa merontokkan elektabilitas Jokowi. Mereka merasa yakin bisa menjungkalkan Jokowi.
Namun siapa sangka, Prabowo dan SBY telah masuk perangkap Jokowi. Pernyataan keduanya justru menjadi blunder dan semakin mempermalukan mereka. berharap Jokowi semakin terpuruk, namun dengan pernyataan keduanya, Jokowi semakin meroket dan dielu-elukan.
Prabowo semakin mendapat respon yang negatif dari masyarakat. Namanya yang semula diagung-agungkan mulai dipandang sebelah mata. Pernyataan lelucon politik memang sangat tidak pantas dikatakan oleh orang yang sudah pernah nyapres 2x dimana saat itu presidential threshold juga 20 persen.
SBY juga sangat telak dipermalukan oleh Jokowi. Pernyataan Abuse of Power yang ditujukan ke Jokowi justru berbalik arah dan menampar dirinya. Jika presidential threshold juga 20 persen dikatakan melakukan Abuse of Power, maka SBYlah seseorang yang sudah jelas terbukti melakukan Abuse of Power karena presidential threshold 20% adalah produk pemerintahan SBY sendiri.
Selain memang bertujuan untuk menghemat anggaran, saya yakin Jokowi telah membuat skenario yang apik untuk memancing Prabowo dan SBY bersuara. Tidak masalah Jokowi terus diserang bertubi-tubi dengan presidential threshold yang terpenting saat itu juga Jokowi berhasil mempermalukan mereka sekaligus. Insting politik Jokowi sangat tajam sehingga berhasil membuat Prabowo dan SBY mempermalukan dirinya sendiri.
Setelah diserang melalui presidential threshold, Jokowi kembali diserang dengan persoalan dana haji yang akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur. Jokowi sudah paham pasti rencananya akan mendapat serangan dari lawan-lawan politiknya. Namun justru ini yang memang Jokowi harapkan. Jokowi ingin mempermalukan Prabowo dan SBY dengan cara lebih elegan.
Jokowi membiarkan orang terus membahas dan menganggap Jokowi telah melakukan sebuah kekeliruan karena katanya dana haji itu untuk umat, bukan untuk pembangunan isfrastruktur. Mereka mempertanyakan pengelolaan APBN yang dilakukan oleh Jokowi mengapa dana haji sampai ditarik untuk pembangunan infrastruktur. Meskipun MUI dan Kemenag telah menyatakan bahwa dana haji boleh digunakan untuk pembangunan infrastruktur, namun serangan ke Jokowi terkait penggunaan dana haji untuk pembangunan infrastuktur semakin deras. Jokowi terus dicap sebagai presiden yang buruk.
Namun siapa sangka, di saat dirinya terus diserang, Jokowi berhasil mempermalukan SBY dan Proabowo sekaligus. Rencana Jokowi ingin menggunakan dana haji untuk pembangunan infrastruktur berhasil membuat masyarakat melihat ke belakang di era SBY bagaimana dana haji itu digunakan. Faktanya, dana haji yang seharusnya untuk umat justru dikorupsi oleh menteri agama di era SBY. Akhirnya publik akan menilai langkah Jokowi jelas sangat baik dibanding SBY yang tidak mampu mengelola dana haji dan akhirnya justru dikoprusi oleh menterinya.
Prabowo juga dibuat tidak berdaya oleh Jokowi. Ketika lawan-lawan Jokowi terus menyerang Jokowi dengan dana haji, Jokowi berhasil membuka aib Prabowo-Hatta. Saat kampanye 2014, mereka memiliki program untuk menggunakan dana haji untuk pembangunan infrastruktur dan anehnya dulu tidak ada protes dari PKS dan Gerindra, atau PAN. Mengapa sekarang tiba-tiba seperti kebakaran jenggot ketika Jokowi ingin menggunakan dana haji untuk pembangunan insfrastruktur?
Pancingan Jokowi sungguh sangat mengena. Masyarakat luas semakin menyadari bahwa betapa derasnya serangan yang datang ke Jokowi untuk menjegalnya di Pilpres. Jokowi berhasil membuka lebar-lebar bahwa SBY dan Prabowo adalah politikus busuk yang justru telah melakukan sesuatu yang sekarang digunakan untuk menyerang Jokowi.
Jokowi seperti sudah menyiapkan rencana dengan sangat matang. Jokowi berhasil memancing lawan-lawan politiknya untuk terus menyerangnya, namun saai itu juga Jokowi berhasil mengarahkan serangan itu ke bos besar mereka (SBY dan Prabowo). Semakin terus mereka menyerang Jokowi, maka semakin buruk citra bos mereka karena Jokowi akan arahkan serangan mereka ke bos mereka sendiri.
0 Response to "Jokowi Membiarkan Diserang Bertubi-Tubi, Namun Saat Itu Beliau Berhasil Mempermalukan Prabowo dan SBY. Simak Penjelasannya!!!!!"
Posting Komentar