loading...
Kata-kata boikot kembali menjadi trending beberapa waktu ini, paska Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Presiden Donald Trump menyatakan Jerusalem ibukota Negara Israel. Tidak hanya boikot yang menjadi hangat, istilah sweeping dan deportasi warga berkewarganegaraan Pamansam juga ikut-ikutan viral. Penulis jadi bingung katanya pejuang kemanusiaan tetapi menyuarakan kebencian akut kepada sesama manusia, payah cakaplah !
Kali ini FPI sangat getol menyuarakan melakukan boikot terhadap Facebook bukan hanya karena Sosial Media ini buatan seorang manusia kafir (Versi Bumi Datar) berkewarganegaraan Amerika Serikat. Tetapi alasan terakhir yang paling menggelikan, penyebab FPI menyuarakan boicrot eh salah boikot adalah disebabkan akun Facebook FPI telah diblokir terlebih dahulu.
Dari kasus ini kita sudah dapat sedikit menyimpulkan bahwa aplikasi Sosial Media terbesar di Dunia ini memang tidak membutuhkan orang-orang maupun lembaga penebar kebencian berbalut kata-kata manis kemanusiaan ikut berperan aktif di Facebook. Maka suara aneh bin sumbang yang dinyatakan oleh salah satu petinggi FPI yakni Novel membuktikan secara tersirat kepada kita bahwa FPI sebenarnya masih membutuhkan Facebook untuk media publikasi aksi dan program kerja.
Berikut petikan berita yang penulis jadikan sumber referensi :
Front Pembela Islam (FPI) sudah mulai meminta anggota dan simpatisannya tidak menggunakan layanan media sosial Facebook, Senin (25/12/2017). Anjuran ini disampaikan lantaran akun media sosial FPI diblokir penyedia layanan. Novel menaksir, jumlah alumni dan simpatisan 212 yang akan beralih dari Facebook mencapai 50 juta orang lantaran jaringan alumni 212 tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Sejauh ini, Novel belum mengetahui berapa jumlah pasti dari anggota atau simpatisan FPI dan alumni 212 yang sudah berpindah platform. Ia mengaku, belum mengecek jumlah mereka. tapi terus kami sosialisasikan minimal alumni 212. Semua grup 212 berserta jamaahnya sudah tinggalkan Facebook,” kata Novel Bamukmin."Sejak diblokir sudah tidak buat Facebook lagi. Capek. Buat [akun kemudian] diblokir lagi," kata Novel.
Niatan pemboikotan yang disuarakan tidak murni memperjuangkan nilai-nilai religi yang dipercayainya , tetapi kuat indikasi dasar yang paling utama adalah adanya unsur kebencian dikarenakan telah diblokir terlebih dahulu oleh pihak Facebook. Berdasarkan analisis yang penulis sampaikan tersebut, apakah masih ada yang percaya dan mau mengikuti suara sumbang dari kelompok yang junjungannya Riziek sedang melarikan diri dari kasus yang dihadapkan padanya seperti kasus chat mesum berbau lendir dan kasus-kasus ujaran kebencian.
FPI tidak hanya mengkampanyekan pemboikotan, paling fenomenalnya lagi Novel telah mengklaim bahwa sudah ada 50 juta anggota dan alumni 212 yang menyatakan akan hijrah dan meninggalkan Facebook. Mari coba kita mencari tahu lebih dalam lagi, Indonesia menduduki peringkat ke-4 di dunia dengan pengguna Facebook paling aktif. Hal ini diungkap dari laporan riset ”We Are Social dan Hootsuite” yang dirilis di LinkedIn bulan april lalu.
Tidak hanya itu, pihak Facebook sendiri beberapa waktu lalu mengumumkan telah menghubungkan lebih dari 2 miliar pengguna di dunia. Dari angka tersebut, Indonesia jadi pasar penting bagi Facebook. Bagaimana tidak, menurut data kuartal kedua 2017 (per Juli), jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai 115 juta user. Sumber Disini
Jadi berdasarkan data-data ini, bahwa klaim 50 juta orang yang disampaikan FPI akan merebut 44% pengguna aktif Facebook di Indonesia. Sungguh persentase yang fantastik bukan, bila ini benar dan dapat dibuktikan bahwa masyarakat Indonesia yang sudah jatuh hati terhadap Facebook sudah bisa FPI pengaruhi agar meninggalkannya. Ibarat seorang gadis telah cinta terhadap pujaan hatinya, bisa direbut seorang pemuda yang kerjanya hanya berdemo saja. Masuk akal sahabat Seword !
Jadi penulis berpikiran bahwa jumlah yang diklaim oleh FPI ini tidak semua akun aktif dan milik orang-orang yang jelas. Tetapi kemungkinan besar yang akan hijrah adalah akun robot dan akun bodong penyebar hoax. Bila analisis ini benar adanya, maka kita yang memakai logika akal sehat perlu berbahagia karena sosial media yang kita pergunakan hampir setiap hari, sedikit demi sedikit akan bersih dari relawan-relawan Saracen yang hampir setiap hari menebarkan informasi palsu dan ujaran kebencian akut.
Demi menyongsong tahun 2018 yang lebih baik dan gemilang, semoga saja tahun depan kampanye boikot dari FPI ini segera terealisasi. Agar masyarakat yang menggunakan dunia maya Sosial Media dapat menikmati fasilitas kecanggihan zaman dalam menjalin komunikasi dan mencari pertemanan baru dengan penuh kedamaian. Tidak ada lagi penyebaran-penyebaran informasi palsu yang berbau ujaran kebencian yang dapat merusak toleransi antar masyarakat di Negara ini.
Begitulah Kira-Kira
0 Response to "FPI Klaim 50 Juta Anggota dan Alumni 212 Boikot Facebook, Anda Percaya !"
Posting Komentar