loading...
Saya pikir, sejak Rizieq kabur ke Arab, FPI sudah lumpuh dan tidak lagi berani melakukan aksi sweeping. Namun mungkin saya keliru. FPI tetap FPI, yang susah untuk merubah kebiasaan dalam berdakwah meskipun banyak yang menolak cara berdakwah FPI termasuk MUI.
Saya yakin caraa berdakwah dengan sweeping sudah mendarah daging dalam tubuh FPI. Sangat sulit untuk dirubah. FPI nampaknya tidak mau meniru cara berdakwah NU atau Muhammadiyah. Buat apa membentuk FPI jika ternyata tidak punya ciri khas yang membedakan dengan yang lain? Agar eksistensi FPI diakui, maka harus menampilkan cara berdakwah yang berbeda dengan ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah. Kesimpulannya, sampai kapanpun FPI susah untuk diminta agar tidak melakukan sweeping.
Setelah berhasil membuat nama FPI diperbicangkan di kancah nasional karena aksi demo menolak Ahok, sepertinya FPI tidak ingin kehilangan momen. FPI harus melakukan sesuatu agar kembali diperbincangkan dan meramaikan jagat media di Indonesia.
Menjelang perayaan Natal, FPI kembali melakukan aksi sweeping terhadap perusahaan yang memaksa karyawan muslim memakai atribut natal.
Imam Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, Habib Muhsin Alatas, mengatakan pihaknya akan melakukan razia atau sweeping andai masih ada perusahaan-perusahaan yang memaksa karyawan beragama Islam menggunakan atribut bernuansa natal.
Sweeping pun akan dilakukan FPI bersama ormas Islam lain apabila kepolisian tidak menggubris aduan karyawan yang dipaksa menggunakan atribut natal.
FPI bersama ormas Islam lain akan menemui dan meminta pimpinan perusahaan yang bersangkutan untuk membuat pernyataan di atas materai. Pernyataan itu berisi komitmen untuk tidak memaksa karyawan beragama muslim menggunakan atribut natal.
Meskipun FPI mengatakan bahwa aksi sweeping itu bagian dari jalan dakwah , namun ternyata tidak semua ulama sepakat dengan dakwah model FPI ini. Islam memang menganjurkan umat Islam untuk berdakwah. Namun dakwah tersebut ada aturannya. Surat An-Nahl ayat 125 telah menjelaskan soal aturan berdakwah:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
“Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik”
Saya rasa aturan dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125 sudah cukup jelas. Dakwah itu harus dengan lemah lembut, bukan dengan anarkis dan menakut-nakuti. Islam adalah agama rahmatan lil’alamin yang menyeru kepada kebaikan.
Mungkin dengan alasan itu, ketua MUI, KH. Ma’ruf Amin melarang keras aksi sweeping yang kerap dilakukan oleh FPI. Ketua MUI mengatakan, pihaknya meminta aksi sweeping dihentikan dan tidak terjadi lagi.
"MUI secara tegas tidak membenarkan sweeping yang dilakukan pihak atau ormas tertentu yang berdasarkan informasi terjadi di beberapa daerah. Kami minta sweeping itu dihentikan," ujar Ma'ruf saat itu.
Tidak hanya MUI, pemerintah juga tidak sepakat dengan aksi sweeping. Menkopolhukam Wiranto juga menegaskan, masyarakat tidak boleh melakukan aksi sweeping jelang perayaan Natal 2017. Hal itu bertentangan dengan aturan hukum.
Jadi sudah jelas semua apapun alasannya, aksi sweeping dilarang oleh pemerintah dan MUI. FPI sebetulnya tidak punya landasan yang kuat lagi untuk melaksanakan aksi sweeping karena MUI pun justru melarang.
Persoalan iman adah ranah privat yang tidak boleh dicampur tangan oleh orang lain. FPI terlalu merasa dirinya paling penting sehingga bak seorang pahlawan yang sedang menyelamatkan iman seorang muslim. Mereka sibuk ngurusi iman dan islam orang lain, namun lalai dengan iman dan islam sendiri.
Kalaupun memang benar ada perusahaan yang memaksa karyawan muslim memakai atribut natal, penyelesaiannya pun tidak dengan aksi sweeping. Ada pemerintah dan MUI yang lebih berhak untuk menyelesaikan persoalan tersebut, bukan FPI.
Nah, kalau misalnya ada karyawan muslim yang dengan suka rela memakai atribut natal hanya untuk menghormati perusahaan atau kawannya yang Kristen, apa akan disweeping juga oleh FPI?hayoo...
FPI memang sepertinya perlu belajar lagi soal aturan berdakwah kepada NU dan Muhammadiyah kalau memang ingin diterima di masyarakat. Jika FPI tidak merubah gaya berdakwah, jangan harap ada masyarakat yang akan bersimpati. Selamanya FPI hanya akan menjadi cibiran masyarakat. Saya senang dengan semakin banyaknya ormas Islam. Namun ketika ada ormas yang tidak bisa hidup berdampingan dengan ormas lain maupun umat agama lain, tentu hanya akan melemahkan umat Islam.
Saya pikir sudah terlalu jauh kalau FPI sudah masuk ke ranah privat seseorang. Kewajiban umat Islam hanya mengajak ke jalan Tuhan, bukan memaksa.
0 Response to "Tolak Larangan MUI, FPI akan Sweeping Perusahaan Yang Paksa Karyawan Muslim Pakai Atribut Natal"
Posting Komentar