loading...
SEWORD.COM - Soal pecat-memecat kader merupakan hal yang biasa dilakukan oleh partai. Dan memang haknya partai untuk mendepak kader yang tidak sejalan dengan visi misi partai.
Misalnya Gerindra, ada kadernya yang membakar sekolah. Prabowo langsung memerintahkan untuk memecat kader tersebut. Bahkan NasDem pernah memecat Sekjennya sendiri, Rio Capella karena terlibat kasus suap.
Tidak ada yang salah dengan pecat-memecat ini, apa lagi partai hampir sama dengan perusahaan. Mereka butuh nama baik. Jika nama partai rusak, maka akan sulit untuk bersaing dengan partai lain. Sedangkan tujuan semua partai sama yaitu meraih suara sebanyak-banyaknya.
Kita ambil contoh PKS, yang mana presidennya saat itu Luthfi Hasan Ishaaq tersandung kasus suap impor daging sapi. Citra PKS langsung jatuh. Hingga kemudian ada yang mempelesetkan Partai Korupsi Sapi. Padahal partai dakwah yang mencitrakan diri Islami.
Sungguh jauh panggang dari pada api dengan citra Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
Apalagi menjelang pemilu 2019 ini, partai-partai berlomba untuk menaikkan citranya. Kader yang dapat membuat citra partai menjadi jelek atau negatif, siap-siap dipecat atau dikeluarkan dari kepengurusan partai.
Ibarat kata pepatah, gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga. Jangan sampai gara-gara seorang kader yang tidak bertanggung jawab rusak nama partai.
Disaat pecat-memecat kader partai adalah hal yang wajar, ada yang tidak wajar dari PKS. Pemecatannya memang lumrah, tapi yang dipecat yang tidak wajar.
Biasanya orang, kalau sudah tidak sejalan dengan partai, langsung mengundurkan diridari partai tanpa harus menunggu dipecat. Ahok misalnya, yang sudah tidak sejalan dengan Gerindra karena Gerindra menginginkan kepala daerah dipilih oleh DPRD saat itu. Tanpa menunggu surat pemecatan dari prabowo, Ahok telah duluan menyampaikan surat pengunduran dirinya dari Gerindra.
Yang ini, salah seorang kader PKS, sudah dipecat masih saja ingin bersama PKS. Rada-rada mirip dengan orang yang sudah diputuskan pacar tapi tidak mau putus juga. Kasihan, hehehe.
Siapakah dia? pembaca setia Seword sudah tau orangnya.
Tidak hanya menolak dipecat, Fahri Hamzah juga tidak mau lengser dari kursi Wakil Ketua DPR. Padahal PKS telah mengajukan nama Ledia Hanifa sebagai pengganti Fahri.
Mungkin enak kali ya? Duduk di kursi wakil rakyat yang empuk, sehingga tidak mau gantian, walau sudah diusir sekalipun.
Pemberhentian Fahri dari semua jenjang keanggotaaan partai sebenarnya sudah cukup lama yaitu terhitung sejak 12 Maret 2016 yang lalu. Kenapa Fahri dipecat? Karena tidak sesuai degan karakter kader partai dakwah yang disiplin dan santun. Fahri dianggap sering mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dan tidak sejalan dengan arahan PKS. Seperti menyebut para anggota DPR-RI rada-rada blo’on dan secara sepihak mengatakan DPR telah sepakat untuk membubarkan KPK.
Karena karakteristik masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kepatutan, kesantunan dan kesopanan, maka untuk mendapatkan citra partai yang positif, PKS harus melakukan hal yang sama. PKS memecat Fahri tidak lain tidak bukan karena Fahri bersikap tidak sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia tersebut sehingga dianggap akan menjatuhkan citra partai.
Di Pemilu saja PKS tidak pernah memperoleh suara 3 besar. Apalagi ditambah dengan ulah Fahri yang kurang santun. Jika terus dibiarkan, bisa saja ke depan perolehan suara PKS sama dengan perolehan suara Partai Bulan Bintang. Begitu kura-kura.
Fahri juga manusia
Jika lagu Serius Band, ‘roker juga manusia, punya rasa punya hati’. Maka Fahri, yang pernah menggebu-gebu ingin membubarkan KPK juga manusia, yang hatinya jangan samakan dengan pisau belati.
Fahri juga dapat merasakan sedih dan memiliki naluri untuk mempertahankan diri, termasuk mempertahankan jabatannya sebagai wakil ketua DPR. Fahri juga butuh media untuk bercerita seperti layaknya anak muda yang sedang galau karena ditinggal mantan.
Melalui akun twitter pribadinya Fahri menyampaikan uneg-uneg:
Waktu ketemu KMS dia bilang gini, “antum tidak punya salah bahkan antum adalah kader terbaik”. Tapi besoknya saya didelik dengan pemecatan dari seluruh jenjang kader yang sudah saya jalani lebih 20 tahun. Can you imagine?
Yang artinya, Kelua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufri pernah bertemu dengan Fahri. Saat bertemu tersebut Salim Segaf memuji Fahri setinggi langit, bahwa Fahri adalah kader PKS terbaik. Akan tetapi keesokan harinya, menjadi duka bagi Fahri. Karena di hari tersebut dia dipecat dari seluruh jenjang kader PKS yang telah dijalaninya dalam suka maupun duka selama 20 tahun.
Can you imagine?
Bisakah kamu bayangkan? Saya membayangkan, Ketua Majelis Syuro PKS mengatakan bahwa Fahri kader terbik adalah benar. Fahri memang kader terbaik, tepatnya kader pecatan terbaik.
Kenapa terbaik? Karena hanya Fahri yang sudah dipecat partai, kemudian dilengserkan dari kursi Wakil Ketua DPR. Tapi tetap saja ngotot merasa diri yang paling benar. Dan tentunya, memecahkan rekor sebagai satu-satunya anggota DPR di Indonesia yang independen.
Sumber :
https://www.dakwatuna.com/2016/04/04/79843/penjelasan-lengkap-PKS-terkait-kronologis-permasalahan-Fahri-Hamzah/#axzz54mXhwfGa
http://nasional.kompas.com/read/2017/09/08/15352811/prabowo-perintahkan-pecat-kader-gerindra-tersangka-pembakar-7-sekolah
https://twitter.com/fahrihamzah
Image : kompas.com
0 Response to "Sungguh Kasihan!!! 20 Tahun Bersama PKS, Lalu Dipecat, Fahri Hamzah Sampaikan ‘Uneg-uneg’ Melalui Twitter"
Posting Komentar