loading...
Setiap perkataan dari Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta memang patut dicermati. Kadang-kadang perkataan yang keluar dari mulutnya lebih lucu dari stand up comedy yang dibawakan para komikus. Kadang susah dicerna apa yang dimaksud dari Sandi, kadang Sandi menggunakan kata kiasan yang terkesan menjurus. Seperti “open kimono” atau “open kebaya” untuk menggambarkan keterbukaan Jakarta. Tetapi open kimono yang dimaksud tersebut keterbukaan untuk publik atau hanya untuk pribadi? Itu yang sampai sekarang belum kita pahami. Karena kalau keterbukaan untuk publik tentu Sandi dengan suka hati mengunggah video rapat pimpinan atau rapat kedinasan ke Youtube agar dapat dinikmati oleh publik. Tetapi jika video tersebut didapat harus mengajukan surat permohonan, maka keterbukaan yang dimaksud oleh Sandi adalah keterbukaan untuk pribadi. Ya seperti open kimono atau open kebaya tadi.
Bukan hanya perkataan Sandi yang sulit untuk dimengerti publik, tetapi ada satu kebiasaan dari Sandi yang patut kita cermati adalah senang menyalahkan orang lain untuk sesuatu yang tidak dapat dibereskannya. Mari kita kupas satu demi satu.
Jalanan Macet, Salahkan Proyek Infrastruktur
Dimana-mana kalau ada proyek infrastruktur pasti akan macet, karena sebagian bahu jalan akan terpakai untuk proyek tersebut. Tetapi apakah semua kemacetan jalan di Jakarta karena proyek infrastruktur? Saya rasa tidak juga. Karena jalan protokol di Jakarta sudah macet walau pun tidak ada proyek infrastruktur.
Jadi hanya alasan Sandi saja menyalahkan proyek infrastruktur yang menyebabkan macet Jakarta. Bilang saja jalanan Jakarta dipenuhi oleh kendaraan pribadi. Dan seharusnya Sandi menghimbau pemakai kendaraan pribadi untuk menggunakan kendaraan umum supaya dapat meminimalkan kemacetan Jakarta, bukannya malah menyalahkan proyek infrastruktur.
Tanah Abang Semrawut, Salahkan Pejalan Kaki
Hal yang aneh lainnya adalah, ketika Tanah Abang semrawut justru yang disalahkan adalah pejalan kaki. Kok bisa? Bukankah trotoar memang digunakan untuk para pejalan kaki? Kok malah menyalahkan pejalan kaki yang membuat Tanah Abang semrawut? Kenapa tidak menyalahkan para pedagang kaki lima yang memenuhi trotoar Tanah Abang?
Ini kok malah mengakomodir pedagang kaki lima untuk berjualan di trotoar. Dan sebentar lagi malah jalanan Tanah Abang akan ditutup agar pedagang kaki lima dapat berjualan dengan leluasa. Piye toh?
Terlambat Datangi Menteri, Salahkan Staf
Sandi terlambat menghadiri acara peninjauan proyek pembangunan tanggul laut di Cilincing, padahal saat itu sudah ditunggu oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro yang sudah hadir sebelum jam 8, tetapi Sandi baru hadir sekitar 40 menit kemudian. Bukannya menyalahkan diri sendiri, Sandi malah menyalahkan stafnya yang terlalu ambisius membuat jadwal. Wkwkwkwk.
"Saya mohon maaf ke sini karena terlalu ambisius yang bikin jadwal. Saya sama koleganya Pak Menteri, Pak Airlangga (Hartarto, Menteri Peridustrian), tadi dijadwalkan ke acara, baru selesai pukul 07.45, nyampe ke sini alhamdulillah bisa lancar," kata Sandi.
Saat Banjir, Salahkan Anomali Cuaca
Bukankah Sandi tahu jika pada bulan Desember sampai Februari nanti Jakarta akan diguyur hujan dan cuaca yang tidak menentu? Jika tahun lalu Ahok sebelum bulan Desember tiba, beliau sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Mengecek pompa air apakah berfungsi dengan baik. Drainase apakah lancar, tidak tersumbat. Daerah-daerah terdampak banjir dipantau agar ketika banjir segera dapat diatasi. Bukan malah menyalahkan anomali cuaca. Kalau sudah tahu bulan ini cuaca sering anomali kenapa tidak dipersiapkan jauh-jauh hari untuk mengantisipasinya? Kenapa ketika banjir baru koar-koar karena anomali cuaca?
Allah Kirim Hujan, Seharusnya Berkah. Kalau Banjir Tuhan yang Salah
Perkataan bersayap dari Sandi adalah Allah yang kirim hujan, seharusnya berkah. Tetapi ketika hujan tersebut menyebabkan banjir apakah Tuhan yang disalahkan karena terlalu banyak mengirimkan hujan?
"Allah lagi ngirimin hujan. Kalau kita punya sistem yang baik, hujan justru harus menjadi berkah bagi kita," ucap politisi Partai Gerindra itu. Seperti yang dikutip dari Liputan6.
Tapi kenapa sebelum hujan tiba, tidak menyiapkan sistem yang baik Sandi? Kenapa ketika hujan turun, banjir datang baru ngomong harus menyiapkan sistem yang baik? Bukankah sudah terlambat.
Pohon Tumbang, Salahkan Komunitas Pecinta Pohon
Jika tahun lalu sebelum musim hujan tiba, pasukan oranye sudah memangkas pohon-pohon rimbun yang ada di sepanjang jalan. Karena dengan memangkas kerimbunan pohon, maka pohon tumbang akibat hujan deras atau angin kencang dapat diminimalisir. Tetapi Sandi bukannya memerintahkan pasukan oranye untuk memangkas dahan pohon tetapi justru menyalahkan komunitas pecinta pohon yang melarang menebang pohon.
Bukankah kita harus tetap menjaga pohon-pohon yang ada, karena untuk menanam kembali pohon tersebut cukup memakan waktu yang lama. Sehingga menebang pohon yang ada adalah sebuah tindakan yang tidak diperkenankan. Daripada menebang pohon yang ada, kenapa tidak memangkas dahan-dahan yang ada agar ketika angin kencang datang tidak menumbangkan pohon yang ada,
Masih adakah yang disalahkan oleh Sandi menurut catatan pembaca Seword? Ayo isi di kolom komentar di bawah ini.
Bukan begitu kura-kura?
0 Response to "Tak Ada yang Tak Disalahkan Sandi, Nomor 5 Bikin Miris"
Posting Komentar