loading...
Sungguh tragis nasib Fredrich Yunadi. Seorang pengacara yang dituduh KPK merekayasa kecelakaan Setya Novanto yang menabrak tiang listrik. Setelah “dipecat” dari tim pembela Setya Novanto, menjadi tersangka KPK, kini Fredrich harus menerima keputusan Peradi yang memecat dirinya sebagai pengacara.
Nasib seseorang memang tidak ada yang tahu. Semuanya pasti percaya bahwa nasib kita ada di tangan Tuhan, karena Tuhanlah yang menentukan jalan hidup kita. Segala yang kita peroleh kita patut bersyukur kepada Tuhan seberapa pun besar yang diberikan Tuhan kepada kita. Karena Tuhan akan memberikan porsi yang paling tepat kepada kita, tidak kekurangan tidak juga berlebihan. Tetapi ketika yang kita dapat melebihi yang kita perlukan, maka kita jangan sombong dan takabur. Karena apa yang kita peroleh tersebut adalah sebuah ujian dari Tuhan.
Tuhan kadang kala mengizinkan kita menerima rezeki yang lebih dari yang lainnya. Ketika itu pulalah Tuhan akan menguji kita, apakah dengan kelebihan rezeki yang kita terima tersebut akan membuat kita tambah rendah hati atau justru sebaliknya menjadi sombong dan tinggi hati. Jika dengan rezeki yang lebih tersebut kita justru bertambah sombong maka suatu saat nanti Tuhan akan menarik rezeki tersebut dengan cara yang tidak terduga oleh kita.
Seperti juga dengan Fredrich, seorang pengacara yang super kaya. Mempunyai harta yang berlimpah. Tetapi sayang, dengan harta yang tidak habis tujuh turunan, delapan tanjakan tersebut ada kesombongan yang terpancar dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Fredrich.
Dalam salah satu sesi wawancara dengan Najwa Shihab, Fredrich dengan lantang mengatakan dirinya suka akan kemewahan. Setiap kali ke luar negeri dirinya menyiapkan dana paling sedikit 3 milyar sampai 5 milyar rupiah. Membeli tas-tas mewah yang harganya bisa untuk membeli beberapa buah apartemen tipe studio. Dan Fredrich tidak merasa bersalah ketika dia mengucapkan kata-kata tersebut. Kesombongan ini tentu melukai perasaan mereka yang dengan susah payah mencari sesuap nasi di jalanan Ibu kota. Yang mengais rezeki dengan susah payah hanya untuk memenuhi perut yang keroncongan. Sedangkan Fredrich dengan pongahnya mengatakan bahwa dirinya dengan gampang menghabiskan uang bermilyar rupiah sekali ke luar negeri.
Tuhan memang tidak tidur. Apa yang kita lakukan dan apa yang kita perbuat, Tuhan melihatnya dengan jelas. Jika sampai pada waktunya, Tuhan akan mengambil semua yang telah diberikannya tanpa tersisa. Dan itulah hari pembalasan yang sangat menyakitkan dari Tuhan. Dan kita pun tak akan bisa lari dari hukumannya.
Dan hukuman itu telah datang pada diri Fredrich. Seorang pengacara yang pongah dengan kekayaannya. Ketika dirinya mengundurkan diri (dipecat?) dari tim pengacara Setya Novanto, dirinya masih bisa tertawa. Karena dirinya masih bisa mendapatkan klien yang lain, sebab pundi-pundi uang bukan hanya dari Setya Novanto saja, masih banyak klien-klien yang memerlukan jasanya untuk bisa memenangkan perkara mereka di pengadilan.
Tetapi ketika dirinya ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, dengan tuduhan menghalangi penyidikan Setya Novanto, serta merekayasa kecelakaan yang menimpa Setya Novanto beberapa waktu lalu. Fredrich dicurigai merekayasa kecelakaan Setya Novanto karena diduga telah membooking satu lantai rumah sakit.
Setelah KPK menetapkan Fredrich sebagai tersangka dan ditahan, maka Fredrich sekarang sudah tidak dapat lagi tersenyum apalagi tertawa seperti saat dirinya diwawancara oleh Najwa Shihab. Hari-harinya pun kini harus dia lalui di tempat yang sempit, tempat tidur pun tidak seperti hotel-hotel berbintang. Kursinya pun tak seempuk yang ada di pesawat jet komersil, pemandangan di sekitar tidak seindah ketika dirinya berada di Paris. Ruangan yang ditempati terasa pengap dan tidak sesejuk kamar tidur pribadinya. Semuanya kini telah berubah, hanya dalam tempo yang tak lama.
Hanya itu saja? Ternyata hukuman Tuhan tidak sampai di situ saja. Hak sebagai seorang pengacara pun kini dicabut dari dirinya. Adalah Peradi, Perhimpunan Advokat Indonesia telah memberhentikan dirinya sebagai seorang pengacara.
"Jika diberhentikan secara tetap berarti tidak dapat menjalankan profesi sebagai pengacara lagi," ucap Rivai, Wakil Sekjen Peradi ketika menanggapi konsekuensi keputusan yang diambil Peradi terkait Fredrich.
Jika sudah begini, apakah yang patut dibanggakan lagi? Bagaikan sudah jatuh ke timpa tangga diseruduk sapi pula. Itulah yang sekarang terjadi pada Fredrich dan itu semua bermula dari sebuah kesombongan yang tidak dikehendaki oleh Tuhan.
Dan kata-kata berikut ini patut kita resapi, agar kita dalam menjalani hidup ini tidak bermegah diri, pongah dan jumawa.
“Siapa yang meninggikan diri maka akan direndahkan, tetapi siapa yang merendahkan diri, maka dia akan ditinggikan”
Bukan begitu kura-kura?
0 Response to "Duh Apes! Fredrich Setelah Jadi Tersangka KPK, Kini Dipecat Peradi"
Posting Komentar