loading...

Keren! Adik Ahok Bungkam Mulut Yusril yang Sebut Ayah dan Anaknya Warga Negara Tiongkok!

loading...





"Lalu kenapa Ahok tidak bisa? Karena Ahok tidak terlahir sebagai warga negara Indonesia. Kami tahu persis, bisa di-check datanya ke catatan sipil. Bapak Ahok, Tjung Kim Nam, warga negera Tiongkok. Dan ketika ada penentuan kewarganegaraan, pada tahun 1962, Tjung Kim Nam memilih warga negara RRT. Ahok lahir 1966, berarti Ahok adalah warga negara RRT. Ahok baru dinaturalisasi jadi warga Indonesia itu sekitar 1986, baru Ahok dinaturalisasi. Jadi Ahok tidak bisa, yang lain bisa," kata Yusril saat mengisi Kongres Umat Islam Sumut di Asrama Haji Medan Jalan AH Nasution, Jumat (30/3/2018).

Keren! Kalimat Yursil ini membuat keluarga Ahok terganggu, dan salah satu adik termuda Ahok, Harry Basuki angkat bicara dan menuliskan surat terbuka kepada Yusril, yang sudah mengatakan hal yang tidak jelas tersebut. Adik Ahok menuliskan surat terbuka untuk Yusril, yang benar-benar mempermalukan pengetahuan Yusril tentang tata negara dan Pendidikan Kewarganegaraan SD! Luar biasa! Simak surat terbuka dari Harry Basuki. Selengkapnya...


Surat terbuka buat Bang Yusril.

Memang harus terbuka, supaya Bang Yusril tidak lagi sembarangan bicara!

Ngimana abang kabarnya ikam.

Wah luar biasa Pak Harry ini. Greetings yang dilakukan oleh teman sekampung, Bangka Belitung. Ahok dan Yusril ternyata satu kampung, meskipun berbeda agama. Inilah keberagaman yang ingin disampaikan oleh Harry Basuki, adik bungsu Basuki Tjahaja Purnama.

Saya baru pulang dari Belitung, dari makam bapak saya. Hari ini bertepatan dengan hari raya Paskah.

Di sini Harry Basuki menyatakan apa yang menjadi latar belakangnya, ia dengan tegas menyatakan bahwa dirinya merayakan Paskah, artinya ia Kristen. Dan ia juga menganut tradisi Tionghoa Indonesia yang nyekar di makam orang tua.

Saya cukup terkejut dengan berita pernyataan Bang Yusril mengenai Bapak saya di acara Islamic di Medan.

Terkejut Pak Harry? Saya juga terkejut ketika Yusril mengatakan hal tersebut.

Pertama, saya tidak mengerti, kenapa nama bapak saya dibawa-bawa di acara tersebut. Dikatakan bahwa bapak saya memilih menjadi WNA dan kami menjadi warga negara Indonesia tahun 1986.

Saya juga tidak mengerti, Pak Harry. Saya heran mengapa WNI WNA masih dipermasalahkan oleh Yusril. Padahal itu sudah tahun 1986 loh. Kalau kata Anies, itu adalah “naturalisasi”. Begitulah hura-hura.

Kalau ini urusannya dengan Ko Ahok, itu urusan Bang Yusril dengan Ko Ahok. Saya sendiri berhubungan baik dengan adik Bang Yusril. Tapi kalau menyangkut bapak saya, maaf ini menyangkut saya.

Berbicara mengenai orang tua kepada orang yang bertradisi Tionghoa, itu panjang urusannya. Berbicara urusan bapak, berbicara urusan keluarga. Yusril kelewat batas, membawa-bawa almarhum ayah Ahok. Saya setuju untuk ditegur.

Kedua, saya berpikir bagaimana bapak saya yang memiliki nasionalisme tinggi, (lebih) memilih (menjadi) warga negara asing dan baru menjadi WNI sekitar tahun 1986? Padahal bapak saya selalu mengajarkan nilai-nilai nasionalisme dan kami semua sekolah di SD Negeri 3 Gantung.

Nasionalisme itu bukan berbicara tentang kapan masuk menjadi WNI. Ayah saya lahir tahun 1956 di Sumatera, mendapatkan warga negara setelah saya lahir di tahun 1989. Mungkin tahun 1990. Artinya apa? Yusril tidak tahu betapa sulitnya proses perpindahan warga negara pada tahun tersebut.

Yang ketiga, bagaimana Bang Yusril tahu kalau bapak saya lebih memilih WNA, sedangkan umur Bang Yusril saja masih muda? Apa bapak saya bilang ke abang, keluarga abang atau hanya kesimpulan abang saja? Saya tidak tahu sulit atau tidaknya mengurus (menjadi) WNI waktu itu.


Pertanyaan yang sangat luar biasa menohok dari Bung Harry kepada Yusril, yang memiliki istri kabarnya naturalisasi. Istrimu bernama Rika Tolentino Kato, yang berdarah Filipina dan Jepang. Ngomong-ngomong, istrimu sudah dinaturalisasi belum, Yus?

Bapak saya lahir di desa air tangga / simpang pesak, Belitung Timur. Beliau meninggalkan nama baik dan selalu dikenang membantu masyarakat yang membutuhkan. Begitulah almarhum bapak saya.

Cerita yang sepadan dengan apa yang Ahok ceritakan mengenai sang ayah. Ayah Ahok sangat berdedikasi untuk bangsa dan negara. Bahkan ayahnya memberikan encourage kepada Ahok untuk tetap tinggal di Jakarta, padahal dia ada kesempatan tinggal di Kanada.

Yang terakhir, tentu saya ingin tahu dan melihat akte kelahiran saya. Di situ jelas tertulis bahwa saya lahir sebagai Warga Negara Indonesia. Apakah bisa (kalau) bapak saya WNA tapi anaknya lahir sudah WNI ?

Logika yang luar biasa, membuat pemikiran Harry Basuki jauh melampaui ketua partai bulan bintang, Yusril. Mungkin Harry jika tidak sipit, dia bisa memimpin partai besar, dengan pemikirannya.

Saya tidak bermaksud apa-apa. Hanya ingin meluruskan bahwa bapak saya almarhum bernama : INDRA TJAHAJA PURNAMA. Silahkan lihat di akte kelahiran saya. Dan bapak saya adalah Warga Negara Indonesia yang sangat-sangat cinta tanah air.

Nah, ini menjadi sebuah statement penutup yang luar biasa, membuat Yusril bungkam. Mulutnya tertutup, seolah-olah terjahit dengan fakta lapangan yang diberikan Harry Basuki. Selamat Bung Harry!

Bapak yang selalu ingin anak-anaknya sekolah agar pulang dapat membantu dan membangun masyarakat di kampung halamannya.

Sudah jelas belum Bung Yusril? Kamu itu hanya mempertanyakan sesuatu yang justru membuat Ahok dan keluarga semakin terkenal. Mereka tidak bakar sekolah, tidak main wanita, apalagi untuk main narkoba. Godaan dari harta, tahta dan wanita, dijauhkan Tuhan dari keluarga ini.

Salam, Harry Basuki

Salut, Pak Harry Basuki

Betul sekali yang dia katakan.

Betul kan yang saya katakan?



0 Response to "Keren! Adik Ahok Bungkam Mulut Yusril yang Sebut Ayah dan Anaknya Warga Negara Tiongkok!"

Posting Komentar