loading...

Ketika Amin Rais Menjadi Manusia Setan, Dasar Brengsek

loading...




Sebelumnya penulis ingin menekankan bahwa karya ini ingin menjelaskan perihal Amin Rais yang menjadi manusia setan di negara kita Indonesia raya. Sikap dan pernyataan Amin Rais terkait dinamika politik di tanah air penulis bahas karena beliau dianggap sebagai sebagai seorang tokoh. Menjadi penting karena tokoh akan menjadi tauladan anak bangsa, dan kalau Amin Rais menjadi manusia setan tentu tidak boleh didiamkan agar generasi hebat Indonesia tidak ikut-ikutan menjadi manusia setan.

Kontroversi Partai Allah dan Partai Setan


Pernyataan politik Amin Rais tentang Partai Allah dan Partai Setan ini sangat biadab. Sangat brengsek. Dasar brengsek !, begitu kata Milea ke Dilan karena Dilan ikut dalam tawuran ke sekolah lain bersama Anhar. Ketika Milea bilang ‘dasar brengsek !’ itu adalah ujaran kasih sayang bahwa apa yang dilakukan Dilan salah. Tawuran adalah kebiasaan yang jelek dan tidak patut dilestarikan. Milea tetap saja cantik ketika bilang dasar brengsek. Hahahaha. Jika kemudian tokoh seperti Amin Rais mencoba memecah belah warga Indonesia dengan pengklasifikasian partai Allah dan partai setan, maka sebenarnya beliau menjadi manusia setan dan sebagaimana cerita Milea tadi, dasar brengsek, (sekalipun mangkel tapi tetep sayang).

“Orang-orang yang anti Tuhan, itu otomatis bergabung dalam partai besar, itu partai setan. Ketahuilah partai setan itu mesti dihuni oleh orang-orang yang rugi, rugi dunia rugi akhiratnya. Tapi di tempat lain, orang yang beriman bergabung di sebuah partai besar namanya Hizbullah. Partai Allah. Partai yang memenangkan perjuangan dan memetik kejayaan.” Ujar Amin Rais. (CNN Nasional ; Amien Rais Dikotomikan Partai Setan dan Partai Allah)

Pernyataan partai setan dan partai Allah ini tidak hanya tentang memecah belah warga Indonesia, inilah yang menjadikan Amin Rais menjadi manusia setan. Kalau pembaca pernah melihat film ‘our brand is crisis,’ di film tersebut dijelaskan bahwa pernyataan seperti yang dikeluarkan dari mulut Amin Rais yang pengen saya sobek itu ‘semata-mata penyebaran rumor bahwa ada partai Allah dan partai setan.’ Tujuannya apa ? tiada lain agar rakyat / publik mencoba menerka mana partai Allah dan mana partai setan. Setiap kita tahu bahwa tidak ada partai Allah dan partai setan.

Pernyataan Amin Rais Itu adalah uji coba agar partai pendukung Jokowi menyangkal pernyataan Amin Rais si manusia setan ini. Jika partai pendukung Jokowi menyangkal dan ternyata blunder, itu akan menjadi bahan tertawaan termehek-mehek oleh yang sakit hati ke Jokowi dan ingin memecah persatuan warga Indonesia dengan narasi brengsek.

Pembaca heran ya kenapa penulis dalam karya ini serasa esmosi ? Alasannya sangat emosi karena baru sadar selain Amin Rais ingin memecah belah warga dan mengklasifikasikan partai, beliau juga mencatut nama Allah. Memakai nama Tuhan untuk strategi politik. Pembaca yang baik hati dan rajin bekerja, coba deh pembaca lihat film our brand is crisis, di film itu jelas-jelas diceritakan bagaimana strategi politik sebagaimana contoh pernyataan Amin Rais.

Kita akan menganggap apa yang diucapkan Amin Rais sangat keterlaluan jika kita mengetahui bahwa ada udang dibalik batu, yakni jika kita tahu Tuhan atas nama Allah dijadikan bahan permainan oleh Amin Rais dalam strategi politiknya. Entah apa motifnya uang kah, jabatan kah, dendam pribadi kah, Wallahu a’lamu bidzatissuduur (Tuhan lebih mengetahui isi hati manusia), yang berhak menjawab apa motifnya tentu Amin Rais sendiri.

Penulis sadar bahwa karya ini sudah melewati batas wajar dalam mengemukakan pendapat dalam berdemokrasi, namun apa yang disampaikan oleh Amin Rais dengan memakai nama Tuhan Allah ini sangat biadab sekali. Dasar Brengsek !! (Ala Milea). Orang awam yang tidak paham strategi komunikasi politik mungkin menganggap pernyataan Amin Rais itu hal yang biasa, oleh karena itu saya paparkan strategi komunikasi Amin Rais yang bawa-bawa nama Allah. Ini adalah penyebaran rumor tentang adanya partai setan dan partai Allah agar lawan politik Jokowi kalap dalam menyikapi statement itu dan rakyat percaya partai yang didukung Amin Rais adalah partai Allah. Jangan bawa-bawa nama Tuhan kakek tua bangka !

Terlepas dari kemarahan penulis terhadap Amin Rais penulis tetap ingin berbagi ilmu strategi komunikasi politik agar kita tidak mudah dipecah belah. Penulis selalu berfikir bagaimana menjelaskan kepada para relawan Jokowi agar kompak mengcounter isu-isu yang kerap kali dimainkan atas nama agama. Jancok kalian!, begitu ucap penulis jika Pilpres 2019 hanya dianggap tentang memenangi pemilu atau TGB bisa-bisa jadi presiden 2024 kalau sekarang jadi wakil presiden. Pesta demokrasi bukan hanya memenangi pemilu lalu selesai, melainkan bagaimana melestarikan landasan berpikir hidup berbangsa dengan nilai-nilai religius yang benar untuk jangka panjang. Simpelnya adalah mendukung ulama yang mumpuni seperti TGB, Buya Syafii Maarif, Gus Mus dalam hidup berbangsa dan bukan malah mencontoh Amin Rais / Riziq yang piawai dalam menghasut massa atas nama agama. Demokrasi di Indonesia sangat mengkhawatirkan jika tidak diarahkan ke peradaban yang benar.

Apa yang kita punya sekarang misalnya seperti keberagaman berbeda-beda suku, agama, ras, antar golongan, itu semua dapat mempersatukan kita sebagaimana slogan Bhinneka Tunggal Ika. Namun jangan lupa bahwa keberagaman kita itu juga dapat menghancurkan bangsa kita. Keberagaman ataupun agama itu ibarat senjata, dia bisa kita gunakan untuk membunuh perusak kebhinekaan atau menghancurkan kebhinekaan yang kita nikmati saat ini. Tinggal bagaimana kita mau menggunakannya. Makanya ayo dukung tokoh-tokoh bangsa yang bener, dukung mereka yang mumpuni di bidangnya. Kita memang berbeda, tapi kita bisa kerja bersama untuk negeri kita dan anak cucu kita. Indonesia terlalu berharga untuk dikorbankan ke Amin Rais ataupun Riziq.


Penulis mengamati beberapa relawan Jokowi dan relawan Ahok belum dapat memprioritaskan hal mengenai prinsip seperti kebhinekaan. Pernyataan TGB sejak 4 Juli 2018 sebenarnya banyak menonjok muka para pemakai sentimen agama yang senantiasa berusaha memecah belah persatuan warga Indonesia. Namun yang seringkali dibahas / dielu-elukan adalah dukungan TGB ke Jokowi untuk dua periode. Di suatu malam sebelum malamnya 6 ketua Parpol makan rendang penulis sempat bertemu Ahok (dalam mimpi)

“Pak, gimana kabar karya bukunya ? O iya pak, kalo bisa bahas tentang bagaimana cara memenej Jakarta (ilmu pemerintahan).”

“Wah kalo ilmu itu (memenej kota) sudah banyak. Kamu cari aja bacaan-bacaan”

“Kan beda pak kalo misalnya ilmu dari jennengan, pak Jokowi dan.....”

Nah orang ketiga yang saya sebut ini serasa penulis kenali tapi tidak ada namanya. Waktu itu pak Ahok memakai kaos hitam lengan pendek. Saya gak berbohong lo ya, saya mimpi beneran dan saya gak nyangka kalo malem hari setelah mimpi Ahok itu 6 ketua Parpol makan rendang koalisi di istana Bogor. Ini mungkin sebuah sinyal bahwa relawan Jokowi maupun relawan Ahok harus mencoba menerima wakil presiden Jokowi yang nampaknya mempunyai relawan-relawan juga.

Relawan Jokowi dan relawan Ahok harus mencoba memahami apa yang diinginkan oleh Jokowi dan Ahok, Jokowi maupun Ahok penulis kira akan memprioritaskan persatuan dan landasan berpikir yang benar sekalipun itu mengorbankan diri Jokowi maupun Ahok. Kata Ibu Sri Mulyani, jangan pernah lelah mencintai negeri ini. Penulis gak lelah kok bu, apalagi dapat berswafoto dengan jennengan. Sangsaka Merah Putih dan Pancasila akan selalu hidup di jiwa generasi Indonesia.

#SaveTheEarht&HeartOfNKRI

#UntukIndonesiaYangLebih Hebat


Sumber

0 Response to "Ketika Amin Rais Menjadi Manusia Setan, Dasar Brengsek"

Posting Komentar