loading...
Hutang lagi, hutang lagi. Selalu itu yang Prabowo jadikan bahan untuk menyerang Jokowi. Sejak Jokowi menggandeng ulama, Prabowo dan timsesnya sudah tidak lagi membuat isu Jokow anti Islam, anti ulama, dan PKI. Mereka ganti isu ekonomi. Mereka terus menyerang soal hutang pemerintah yang terus bertambah. Munafiknya, mereka tak pernah membahas satu kalipun soal kemampuan Jokowi dalam membayar hutang.
Dalam acara bedah buku “Paradoks Indonesia” di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (1/9), Prabowo mengkritik keras kebijakan ekonomi pemerintahan Jokowi, terutama terkait utang pemerintah. Berikut pernyataan langsung Prabowo:
"Saudara-saudara, utang pemerintah kita naik terus, naik terus. Sekarang hitungannya naiknya Rp1 triliun tiap hari," kata Prabowo.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, total utang pemerintah pada Juli 2018 mencapai Rp4.253 triliun, naik Rp26 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan dibandingkan posisi akhir tahun lalu, total utang tersebut naik Rp314 triliun.
Selain menyoroti utang, Prabowo juga menyebut saat ini ada ketimpangan yang luar biasa antara orang kaya dan orang miskin di Indonesia. Menurut Prabowo, saat ini Indonesia mengalami ketimpangan ekstrem. Bahkan ia memprediksi, jika tidak ada perubahan, Indonesia selamanya bakal menjadi negara miskin.
Prabowo kembali menebar pesimisme dan prediksi-prediksi negatif tentang masa depan Indonesia. Tujuannya agar masyarakat menganggap Jokowi talah gagal total dalam memimpin negeri ini. Setelah masyarakat kecewa terhadap Jokowi, mereka akan mengalihkan dukungan ke Prabowo. Prabowo sedang membuat narasi bahwa dirinya seolah-olah adalah penyelamat dan pahlwan Indonesia di masa depan. Ini sebenarnya gaya lama dan sangat klasik dan mudah ditebak arahnya kemana. Saya yakin kubu Jokowi mampu menghadapi narasi ini.
Mudah-mudahan masyarakat sekarang sudah semakin cerdas dan tidak mudah diprovokasi oleh Prabowo. Soal hutang pemerintah, apa yang dikatakan Prabowo bahwa hutang pemerintah naik 1 T setiap hari mungkin mengandung kebenaran.
Sejak Jokowi menjabat, tambahan utang mencapai Rp 1.644,22 triliun. Jokowi sudah menjabat sekitar 4 tahun. Dalam setahun ada 365 hari. Jadi dalam 4 tahun ada sekitar 1460 hari. Artinya, setiap hari ada sekitar 1,1 T tambahan hutang, pernyataan Prabowo memang ada benarnya, bahkan jika di rata-rata tidak persis 1 T, tapi 1,1 T.
Lalu apa yang salah dari pernyataan Prabowo? Kesalahan Prabowo adalah tidak menyampaikan data secara lengkap. Prabowo hanya menyebut hutang yang bertambah sejak era Jokowi. Namun dia tidak menjelaskan bahwa tambahan hutang itu tidak murni, namun ada bunga dari hutang pemerintah di era SBY yang jumlahnya membengkak. Selain itu, Prabowo juga tidak menjelaskan berapa hutang yang sudah Jokowi cicil. Di sini letak kelicikan Prabowo.
Prabowo tidak menyampaikan ke publik bahwa Jokowi telah membayar hutang hingga Rp. 1.628 triliun. Artinya, meskipun hutang bertambah, namun Jokowi memiliki kemampuan yang cukup bagus dalam membayar hutang. Jokowi tipe pengusaha yang pandai mengelola hutang. Tidak hanya pandai berhutang, namun juga pandai membayar. Dan yang pasti, pembangunan infrastruktur tetap berjalan bahkan berkembang sangat pesat.
Saya rasa hanya orang luar biasa yang mampu melakukan itu. Menambah hutang hingga 1.644 T, tapi mampu membayar 1.628 T, lalu mampu membangun infrastruktur yang begitu masif. Indonesia butuh hutang untuk pembangunan. Kondisi Indonesia saat awal Jokowi memimpin sedang kolaps. Hutang Indonesia membengkak di era SBY.
SBY terlalu memanjakan rakyat dengan memberikan subsidi yang banyak ke rakyat. Hutang SBY habis dibakar dalam subsidi BBM, serta BLT. Selain itu, banyak anggaran negara habis dikorupsi oleh orang-orang SBY sendiri. Jokowi berhutang untuk hal yang produktif, bukan konsumtif. Maka wajar meskipun Jokowi berhutang, Jokowi tetap mampu membayar, serta pembangunan infratruktur tetap berjalan masif.
Hal ini yang tidak disampaikan oleh Prabowo. Prabowo hanya fokus menyasar tambahan hutang pemerintah di era Jokowi. Prabowo jelas tak mungkin mau menjelaskan tentang kemampuan Jokowi dalam membayar hutang serta pembangunan infratruktur yang begitu masif. Prabowo sedang kampanye. Karena dirinya tak memiliki prestasi, maka gaya kampanyenya adalah menyerang rivalnya.
Prabowo tidak bisa dipaksa untuk merubah gaya kampanye. Selamanya pasti akan seprti itu. Yang terpenting sebenarnya ada di rakyat. Rakyat jangan sampai mudah dibohongi dan diprovokasi oleh Prabowo yang terus menerus menjelekkan Jokowi, tanpa mau menjelaskan kehebatan Jokowi.
0 Response to "Betapa Licik Prabowo Saat Mengatakan Hutang Pemerintah Naik 1 T Setiap Hari"
Posting Komentar