loading...
Prabowo Hanya Bisa Omong Kosong dan Memanipulasi Data!
Nicolas Josua.
Pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sering menjadi sorotan karena perkataan dan tingkah laku mereka.
Saya mulai dari Prabowo, yang pertama adalah saat Prabowo mengatakan bahwa Indonesia diprediksi bubar pada tahun 2030. Rakyat pun membuat heboh dan cemas dengan prediksi tersebut. Namun, setelah diselidiki, skor tersebut berasal dari sebuah novel alias hanya karya fiksi atau khayalan belaka dari seseorang. Novel tersebut judulnya adalah Ghost Fleet.
Kedua, Prabowo mengatakan bahwa yang menikmati kekayaan Indonesia hanya 1 persen saja dan bahkan kurang dari 1 persen. 99 persen rakyat Indonesia yang lain hidup pas-pasan dan bahkan sangat sulit. Kali ini Prabowo lebih berhati-hati dalam mengambil sumber, sumbernya langsung dari Bank Dunia dan merupakan data yang fakta (menurutnya).
Bank Dunia pun langsung mengklarifikasi ucapan Prabowo. Melalui Ekonom Senior Bank Dunia, Vivi Alatas mengatakan data yang diucap oleh Prabowo menyembunyikan data mereka. Data yang benar, 5% rakyat Indonesia tergolong kelas atas, 22% masuk kelas menengah, 45% masuk kelas menengah, tapi tidak miskin dan tidak berat, dan hanya 9% yang masuk ke kategori miskin. Waduh, data yang ditunjuk Prabowo kok bisa beda dengan versi Bank Dunia? Prabowo katakan 99%, tapi Bank Dunia hanya 9%. Apakah Prabowo salah lihat atau memang disengaja?
Bukan hanya dua itu, perkataan Prabowo yang tidak berdasarkan fakta. Masih banyak lagi, tapi saya juga tidak tahu data asli. Contohnya, saat Prabowo mengatakan bahwa orang-orang Boyolali tidak pernah masuk ke hotel. Penyebabnya karena orang Boyolali bisa dilihat dari tampangnya dan jika mau menginap di hotel, orang Boyolali akan diusir karena bukan tampang orang kaya.
Saya bukan orang Boyolali, tidak pernah ke Boyolali, dan tidak bisa memasukkan ke hotel yang ada di sana untuk membuktikan ucapan Prabowo. Namun, banyak orang Boyolali yang kesal dengan ucapan Prabowo dan mengaku pernah menginap di hotel. Prabowo juga sampai ke pihak yang berwajib oleh beberapa orang Boyolali atas ucapannya tersebut.
Sandiaga Uno juga mengeluarkan beberapa pernyataan yang kontroversi. Misalnya, tempe setipis ATM, Rp 100 ribu hanya bisa membeli daging dan cabai, harga lebih murah di Indonesia. Susah sih saat menyebut perkuatan Sandiaga Uno ini merupakan omong kosong atau memanipulasi data karena tidak ada data pastinya. Hanya saja, tempe tidak mungkin setipis ATM jika belum digoreng. Namun, jika sudah digoreng, saya sendiri ada yang setipis ATM.
100 ribu hanya bisa dapat dan tidak juga ada data karena dependensi orang yang membeli. Jika keseluruhan uang dibelanjakan hanya untuk membeli cabai dan bawang saja, mungkin hal tersebut terjadi. Namun, jika membeli daging, cabai, dan bahan makanan lainnya juga bisa terbeli jika tahu kadarnya masing-masing. Beli cabai sekian ons, beli sekian ons, beli telur atau yang lainnya secukupnya maka 100 ribu tidak hanya dapat cabai dan saja. Sandiaga Uno sendiri hanya merekam cerita dari mereka saja tentang hal tersebut. Belum lagi dan terbukti banyak yang tidak setuju dengan ucapan Sandiaga Uno. Banyak warga yang bisa mendapatkan barang lain selain cabai dan bawang dengan uang 100 ribu.
Jika Prabowo dan Sandiaga Uno mau memaparkan sesuatu yang terjadi berdasarkan data dan fakta yang sesungguhnya dan dapat dipercaya dari sumbernya. Bukannya dari kata satu orang saja seperti masalah 100 ribu dapat kata dan, sumber dari sebuah novel yang merupakan karya fiksi yang mengatakan pada tahun 2030 Indonesia bubar, dan yang paling parah menyebut sumber. Namun, perkataannya dibantah oleh yang semacam itu, seperti 99% orang Indonesia hidup pas-pasan.
Jika Sandiaga Uno sedikit susah diketahui sebagai orang yang memanipulasi data, tapi Prabowo bisa mengetahui sudah memanipulasi data karena orang dari Bank Dunia sendiri telah membantah perkataannya.
Seperti yang dikatakan oleh Sekjen PSI, Raja Juli Antoni, aliran Prabowo bisa membatalkan retorika kosong dan memanipulasi data yang pantas. Saya juga setuju dengan perkataan Megawati kalau Prabowo memaparkan program kerja dan visi misinya. Hal ini lebih baik dari mengatakan sesuatu yang aneh-aneh.
Sumber: seword
0 Response to "Prabowo Hanya Bisa Omong Kosong dan Memanipulasi Data"
Posting Komentar