loading...
Sikap Salah Prabowo Tentang Kedubes Australia
Prabowo Subianto kena batu lagi, kok tukang banget. Aneh, dia serius enggak sih jadi Capres melawan Jokowi. kesannya kok asal banget malah sengaja ingin merendahkan elektabilitas. Soalnya melahirkan orang Orang Boyolali, kali ini dia memancing para tenaga GO-JEK dan angkutan online lainnya.
Di tahun politik, segala sesuatu bisa diplintir. Masing-masing kubu saling mengintai kesalahan lawannya. Kadang kesalahan-kesalahan yang sepele dan remeh. Kubu Prabowo ribut membuat Jokowi ingin “nabok” pelaku fitnah yang mengatakan dia adalah PKI. Akhinya pemfitnah Jokowi mengangkat dan akan diadili.
Baik kubu Prabowo maupun Jokowi asli anti-PKI. Gangguan berlomba menjadi paling anti. Lalu PKI-nya di mana? Nah itu dia. Tidak penting apakah PKI ada atau tidak. Yang penting adalah delusi atau khayalan ini tetap hidup.
Politik Indonesia jadi seperti, istilah Gus Dur, anak TK. Kedua kubu tidak hanya berantem habis-habisan. Seringkali, ditengah-tengah berantem, mereka mengadu (wadul) ke pihak ketiga. Pidato Grace Natalie dari PSI tentang Perda Syariah, misalnya, hakim jadi ajang baik untuk berdebat tentang haluan Republik ini. Namun itu tidak terjadi. Pidato ini berakhir dengan laporan ke kepolisian. Kayak anak TK berantem, nangis, dan ngadu pada guru atau orang tuanya.
Dari sini kita melihat pidato Prabowo soal GO-JEK. Dalam pidatonya dia bilang, kalau jadi presiden, dia tidak mau anak-anak lulus SMA bekerja sebagai penjaga GO-JEK. Nah, seperti halnya kasus Boyolali, driver GO-JEK pun protes. Mereka mengorganisir (atau mungkinnyata: diorganisir) untuk protes kepada Prabowo. Mereka merasa terhina.
Blunder-blunder Prabowo kok kelebihan banget. Asli banget ... Kalau kata teman saya mungkin kubu Prabowo asli masih kubu Jokowi juga. Kubu Prabowo bersama dengan agar agar Jokowi tidak menjadi Capres tunggal. Karena melawan kotak kosong.
Prabowo pernah mengatakan bahwa 99% masyarakat Indonesia hidup pas-pasan. Nah absurd banget kan. Apa Prabowo tidak melihat peran mudik lebaran jalan begitu panjang dan lebar penuh dengan mobil.
Kalau 99% masyarakat hidup pas-pasan tidak akan terjadi kemacetan. Soalnya yang punya mobil pasti kurang dari 1%. Karena 99% masyarakat hidup pas-pasan, 1% terdiri dari masyarakat Indonesia yang super kaya, kaya, lumayan kaya. Nah yang punya mobil pasti dibawah 1% kalau pernyataan Prabowo benar.
Menurut Prabowo data tersebut diakui Bank Dunia. Eh beberapa waktu kemudian Bank Dunia sendiri menolaknya. Menurut Bank Dunia masyarakat Indonesia yang tergolong miskin itu 9%. Gratis angka satu digit ini untuk rentang masa bagi Indonesia. Wah Prabowo kemana saja tidak tahu masalah ini? Terus Timsesnya, pendampingnya ngapain aja, masa tidak bisa memberikan masukan yang valid?
Eh terbaru Prabowo kembali membuat pernyataan yang konyol, kontroversi dan memantik polemik.Capres Prabowo menghormati kedaulatan Australia soal pemindahan kedubesnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Pernyataan Prabowo pun menarik kontroversi.
Pernyataan itu tercetus usai Prabowo berpidato di Forum Ekonomi Indonesia 2018 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (21/11/2018) lalu. Saat itu Prabowo menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang sikapnya mengenai rencana pemindahan Kedubes Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Untuk pemindahan kedutaan, saya belum membaca soal keputusan Australia untuk mengirim kedutaannya ke Yerusalem. Kita sebagai pendukung Palestina, kita tentu punya sendiri, tapi Australia juga merupakan negara dan berdaulat, maka kita harus menghormati kedaulatan mereka," ujar Prabowo.
(Sumber: https://news.detik.com/berita/4314707/kontroversi-perisir-prabowo-soal-pemindahan-kedubes-australia )
Pernyataan Prabowo ini tentu saja sangat sensitif. Indonesia merupakan negara yang mendukung kemerdekaan Palestina. Sudah sejak dulu Indonesia bersikap tegas terhadap kemerdekaan Palestina.
Seharusnya Prabowo lebih bisa mengeluarkan pernyataan yang halus, jangan sampai mengeluarkan pernyataan tidak peduli terhadap kemerdekaan palestina.
Prabowo bisa mencontoh Jokowi dalam menyikapi masalah seperti ini. Meskipun Australia negara berdaulat dan Indonesia tidak bisa menekan Australia untuk mengubah kebijakannya. Gusar Jokowi mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan PM Australia. Hal ini untuk Jokowi yang tegas mendukung kemerdekaan Palestina.
Melihat berbagai fakta Prabowo yang suka seperti yang tidak bisa berbicara diplomatis, menggunakan data dengan benar, pernyataannya seperti menghina orang / profesi lain. Hal ini berbahaya saat Prabowo jadi Presiden. Masyarakat akan ribut terus, kapan membangun bangsa Indonesia.
#JokowiLagi
Sumber :SEWORD
0 Response to "Sikap Salah Prabowo Tentang Kedubes Australia"
Posting Komentar