loading...
Reuni 212, Prabowo dan Elit PA 212 Untung, Peserta Buntung
2 Desember 2018 Alumni 212 kembali meneggelar reuni. Tahun ini merupakan reuni mereka yang ke-dua. Tahun 2017, Alumni 212 dan pernah melakukan kegiatan yang sama.
Sebagian dari peserta reuni sudah ada yang datang dan menginap di Universitas Monas.
Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti DKI Jakarta, Bogor, Bandung, Bekasi, dll.
Sejarah 212
Alumni 212 ini memang tidak sengaja dilakukan.
Saat itu Ahok yang menyerempet surat Al-Maidah dalam pidatonya. Kemudian pidato Ahok tersebut dipotong dan diunggah oleh Buni Yani di akun facebook pribadi.
Untuk mengompori netizen, Buni Yani menghilangkan katai 'pakai' di transkirp yang ia buat. Jadilah transkrip “dibohongi surat Al Maidah 51”, padahal asli “dibohongi pakai surat Al Maidah 51”.
Selain itu, Buni Yani juga mengambil kata-kata PENISTAAN TERHADAP AGAMA? di transkripnya.
Kebetulan saat itu Ahok juga mencalonkan diri sebagai gubernur DKI. Ini acara bagi lawan untuk menjatuhkan Ahok. Dengan cara apa? Merusak nama baik Ahok dengan menstigma Ahok sebagai penista agama.
Hal ini sangat jelas. Dibuktikan dengan Anies yang saat itu merupakan saingan Ahok di Pilgub DKI mendatangi Rizieq Shihab.
Rizieq yang memang sudah lama tidak suka dengan Ahok Dipakai oleh Anies agar para pengikutnya memilih Anies di Pilkada DKI Jakarta.
Langkah Anies memanfaatkan ketua FPI berhasil. Mereka habis-habisan mendukung Anies. Mereka juga bisa melakukan politisasi agar Anies dapat menang di Pilgub DKI.
Bagaimana caranya mempolitisasi mayat? Warga DKI diancam, bagi yang mendukung Ahok mayatnya tidak akan dishalatkan. Ngeri!
Puncaknya pada 2 Desember 2016 mereka berdemo besar-besaran di Monas, menuntut agar Ahok dipenjarakan.
Demo peserta yang hadir cukup banyak, tapi bisa dipastikan tidak sampai 7 juta orang, seperti yang Anda gembor-gemborkan. Karena, jika benaran 7 juta, tidak akan di tempatkan di daerah Monas yang luasnya hanya beberapa rat saja.
Sedangkan, jumlah penduduk DKI Jakarta saja hanya 9 juta jiwa, itu pun Jakarta sudah terlihat sangat padat.
Namun, tidak bisa dipungkiri, demo yang juga dihadiri oleh para eks HTI ini yang berhasil menciptakan kepolisian dan hakim yang menyidangkan perkara Ahok. Terbukti, Ahok divonis 2 tahun penjara oleh majelis hakim.
Buat demo demo menjadi hobi mereka. Setelah perdebatan, mereka masih tetap melakukan demo, seperti pada 9 Juni 2017 menggelar aksi bela diri dalam rangka kriminalisasi terhadap para ulama. Kemudian, pada 9 Juni 2017, Alumni 212 juga melakukan pembelaan terhadap pakar telematika, Hermansyah yang dibacok, karena Hermansyah juga terlibat dalam aksi 212.
Selain itu, Alumni 212 juga terlibat dalam aksi bela HTI. Mereka menantang pembubaran HTI oleh pemerintah.
Lucunya, Alumni 212 yang membelah Hary Tanoesoedibjo (HT), yang persis seperti Ahok, yaitu non muslim dan keturunan Tionghoa. Mungkinkah HT memiliki jasa yang besar terhadap mereka, sehingga harus dibela.
Pembelaan terhadap HT ini pun menuai kecaman dari Bang Toyib di Arab.
Reuni 212, siapa yang diuntungkan?
Reuni 212 ini dapat dikatakan tidak ada manfaatnya sama sekali bagi peserta reuni.
Mau menyampaikan aspirasi, apa yang mau disampaikan?
Tuntutan mereka selama ini sudah dilakukan, yaitu Ahok sudah dipenjarakan. Bahkan, ingin bebas murni.
Yang diuntungkan dari reuni ini adalah Prabowo, karena secara bebas dari para pembenci Jokowi.
Lihatlah mereka, tidur dijalanan (di area Monas). Sementara para petingginya, tidur di rumah dengan nyaman.
Apakah para elit Alumni 212 pernah mengajak anggota Alumni 212 ini berkunjung ke rumah mereka? Tidak pernah ada yang beritanya. Tidak ada berita Amien Rais pernah mengajak Alumni 212 bertandang ke rumah.
Jika serius pilih Islam, tentu solidaritas antar sesama Alumni 212 harus dijaga.
Jika peserta reuni, 21 jam dijalanan, sedangkan Amien Rais, Yusuf Martak, Eggi Sudjana, Fahra Idris, Selamet Maarif, Haikal, dan tempat tidur nyaman di rumah, apakah itu disebut solidaritas?
Terus siapa doang yang bisa enak? Para petinggi 212 saja.
Jika nanti Prabowo terpilih jadi presiden, elit 212 dapat saja mendapat jabatan, seperti menteri, komisaris BUMN, dan pejabat pemerintahan lainnya, karena memiliki posisi tawar yang tinggi.
Sedangkan, anggota Alumni 212 yang lain, dapat apa? Tidak apa-apa, kecuali nasi bungkus, transportasi gratis, dan janji masuk surga.
Masih perlu bekerja untuk menghidupi anak istri.
Amien Rais mana mau menghidup anak istri para peserta reuni 212. Hehehe.
Oleh sebab itu, dari pada reuni yang tidak produktif, mending kerja saja, cari uang yang halal untuk menafkahi anak istri.
Sumber=SEWORD
0 Response to "Reuni 212, Prabowo dan Elit PA 212 Untung, Peserta Buntung"
Posting Komentar