loading...
newsberita90.blogspot.com "Dengan tidak mengurangi apresiasi kami atas Aksi Super Damai kemarin, dengan ini kami sampaikan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. tidak terlibat dalam semua kegiatan politik. Kemunculan informasi mengenai pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle), merupakan kejadian yang berada diluar kebijakan dan tanpa seijin PT Nippon Indosari Corpindo Tbk."
Fakta 1
Pada tanggal 2 Desember 2016, detik.com memberitakan adanya sekitar enam gerobak dagangan berlabel ‘Sari Roti’ yang ditempeli kertas bertuliskan ‘gratis untuk mujahid’. Pedagang roti tersebut menggratiskan dagangannya bagi peserta unjuk rasa Super Damai di kawasan Monas. Berita terkait; https://news.detik.com/berita/d-3360538/penjual-roti-di-manggarai-konvoi-ke-monas-bagi-bagi-dagangan-gratis
Fakta 2
Pada tanggal 2 Desember 2016, portalpiyungan.co memberitakan, bahwa umat Islam Indonesia betul-betul hari ini menjadi kebanggaan bagi dunia. Selain jumlah massa aksi yang ruarrrrrr biasa jutaan buanyaknya. Juga berbagai kejadian di lokasi saat Aksi 212. Salah satunya yang membuat decak kagum netizen adalah para pedagang Sari Roti yang menggratiskan dagangannya dan ditulis “GRATIS UNTUK MUJAHID”. Berita terkait; http://www.portalpiyungan.co/2016/12/subhanallah-keren-banget-pedagang-sari.html
Fakta 3
Pada tanggal 6 Desember 2016, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk –produsen Sari Roti– dalam rilisnya yang diunggah di website resminya, menyampaikan klarifikasi bahwa pedagang roti yang menggratiskan dagangannya pada aksi 2 Desember 2016, bukanlah merupakan aksi dari pihak produsen Sari Roti. Mereka pun menegaskan bahwa tidak terlibat semua kegiatan politik. Kemunculan informasi mengenai pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle), merupakan kejadian yang berada diluar kebijakan dan tanpa seizin PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Fakta 4
Pada tanggal 6 Desember 2016, muncul cacian dan makian yang ditujukan kepada pihak Sari Roti. Tampaknya ada yang kecewa bahwa cerita dramatis nan menyentuh yang tempo hari ditayangkan dan menjadi viral kini menjadi bahan ‘gunjingan’. Siapakah yang merasa kecewa itu…? Ssssst, jangan suka bersuudzhan. Pamali. Ingat, ini sub judul fakta, belum masuk rekayasa. Berita terkait; lihat beranda social media masing-masing.
Rekayasa
Pedagang roti yang membagikan roti secara gratis bagi peserta aksi damai adalah fakta. Dimanakah kemudian letak rekayasanya…? Rekayasanya terletak pada cerita dramatis nan menyentuh, bahwa para pedagang roti saja dengan suka rela memberikan dukungan tanpa pamrih dengan apa yang mereka punya, termasuk seluruh roti yang dijualnya. Terdapat fakta yang kemudian dikemas sedemikian rupa sehingga lebih menyerupai propaganda. Hal tersebut yang kemudian direspon berupa klarifikasi oleh produsen Sari Roti.
Nah, karena kita harus berprasangka baik, maka dugaannya adalah terdapat donatur yang sangat ikhlas dan hendak bersedekah dengan menggratiskan makanan yang dijajakan oleh para pedagang Sari Roti tersebut. Dan sedekah yang utama itu tentu saja yang tidak diketahui oleh pihak lain. Itu saja. Jangan didramatisir atau dipolitisir, apalagi diporsir.
Alhamdulillah. Akhirnya kita harus bersyukur karena satu persatu kebohongan aksi 212 yang katanya untuk bela Islam itu terbongkar. Allah memang maha asik, dan punya cara-cara tak terduga untuk membuka kemunafikan dan kebohongan yang dilakukan oleh media yang mengatasnamakan media islam.
Pada saat aksi 212 diberitakan ada banyak logistik yang dibagikan gratis. Katanya semua dari sumbangan masyarakat. Ada salah satu tokoh ustad bayaran mengatakan ini seperti surga, semua gratis. Subhanallah. Sementara dari sisi cerita termehek-mehek, mereka juga gunakan istilah sakti “subhanallah” untuk mengumpulkan emosi publik. Melalui web pskpayungan dan yang sesapian dengannya, mereka membangun cerita bahwa pedagang roti yang tak punya apa-apa saja ikut membantu memberikan dagangannya secara gratis untuk para mujahid. Subhanallah dan Allahuakbar mereka selipkan untuk mendramatisir cerita.
Tapi kemudian cerita bombastis ini menjadi bumerang yang sangat mematikan setelah pihak PT Sari Roti mengklarifikasi bahwa mereka tidak ikut terlibat dalam aksi 212. Berikut klarifikasi Sari Roti:
Sehubungan dengan beredarnya informasi mengenai adanya pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle) pada Aksi Super Damai 212, dengan ini kami sampaikan bahwa:
1. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. selaku produsen produk Sari Roti memberikan apresiasi sebesar-besarnya atas terlaksananya Aksi Super Damai 212 yang berjalan dengan lancar dan tertib pada tanggal 2 Desember 2016.
2. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. senantiasa berkomitmen menjaga Nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika dengan senantiasa berusaha untuk menjadi perusahaan kebanggaan Indonesia.
3. Dengan tidak mengurangi apresiasi kami atas Aksi Super Damai kemarin, dengan ini kami sampaikan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. tidak terlibat dalam semua kegiatan politik. Kemunculan informasi mengenai pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle), merupakan kejadian yang berada diluar kebijakan dan tanpa seijin PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dengan ini PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. menyampaikan bahwa:
1. Produk Sari Roti tersebut adalah produk yang dibeli oleh salah seorang Konsumen melalui salah satu Agen yang berlokasi di Jakarta.
2. Pihak Pembeli meminta agar produk tersebut dapat diantarkan ke area pintu masuk Monas dan dipasangkan tulisan “gratis” tanpa pengetahuan dan perijinan dari pihak PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
3. Demikian informasi ini kami sampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman diberbagai pihak. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. berkomitmen untuk selalu menjaga Nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika, serta tidak terlibat dalam semua aktivitas kegiatan politik.
Klarifikasi PT Sari Roti ini menjadi sangat penting untuk membongkar kebohongan dan kemunafikan media terkait aksi 212. Sehingga sekarang kita jadi tahu bahwa sebenarnya tidak benar berita pedagang roti yang memberikan dagangannya secara gratis. Cerita bombastis memberi karena Allah dan sebagainya itu hanyalah kebohongan yang terstruktur sistematis dan massif.
Sebab faktanya, ada donatur yang membeli Sari Roti dalam jumlah banyak, kemudian menyuruhnya untuk diantarkan ke pintu Monas dan dipasang tulisan “Gratis.” Hal ini pasti valid. Jika mau ditelusuri, mungkin juga akan membantu polisi untuk mengumpulkan data donatur yang biayai ricuh demo 411. Saya rasa malam ini Polri sudah mendapatkannya dari pihak Sari Roti.
Boikot Sari Roti
Beberapa kelompok orang kemudian menyuarakan memboikot Sari Roti. Ini karena cerita-cerita bombastis mereka terbongkar. Mereka yang sebelumnya menyebut nama Allah untuk membuat pembaca terharu karena ada pedagang roti yang ikut mendukung aksi 212, kini harus dibuat malu. Sebab faktanya yang memberi mereka roti gratis sebenarnya bukan rakyat kecil, tapi ada donaturnya, ada pembeli dalam partai besar.
Saya juga harus kembali bersyukur karena mereka memboikot Sari Roti. Sebab ini jadi mengkonfirmasi bahwa mereka itu sebenarnya bukan menyuarakan kebenaran, tapi mendukung kebohongan demi kebohongan. Sama seperti mereka membenci metrotv dan media mainstream lainnya, tapi begitu fanatik dengan web pskpayungan dan yang sesapian dengannya. Sebab mereka ingin membaca berita yang sesuai dengan keinginan dan mendukungnya untuk terus membenci pemerintah Indonesia.
Konfirmasi adanya donatur
Dalam logika sederhana, aksi sebanyak itu pasti ada donaturnya. Pasti. Bahwa kemudian dibantah oleh para ustad bayaran dan menyebutnya ini semua “karena Allah” itu sama sekali tidak bisa mengubah kenyataan. Kenyataannya ada donatur.
Pengakuan Sari Roti semakin mengkonfirmasi bahwa memang ada donatur aksi yang menginginkan keributan di negeri ini. Sebelumnya saya juga sudah menuliskan bahwa ada donatur yang sengaja meneyrang seword.com ini dengan ddosh selama 6 jam perhari, dengan biaya minimal 200 juta rupiah perjamnya. Kemudian memblokir FB saya, yang secara tekhnis baru bisa terjadi jika ada pelaporan lebih dari 5,000 akun. Kejadian ini sudah saya laporkan ke lingkaran Menkominfo, sebab pasti ada keterkaitannya dengan aksi 212. Selengkapnya di: https://seword.com/politik/bukti-provokator-212-gagal-dan-rugi-bandar/
Pertanyaannya kemudian, siapa yang mau keluar uang milyaran rupiah untuk sesuatu yang tidak ada gunanya seperti itu? Siapa yang mau beli roti dalam jumlah banyak kemudian dibagi-bagikan secara gratis? Kemungkinannya ada dua. Pertama adalah politisi yang ingin menunggangi aksi. Kedua adalah teroris yang selama ini juga membiayai kerusuhan di Suriah.
Memahami alur donatur
Di lapangan, memang seolah ada bantuan relawan dan ikhlas. Andai PT Sari Roti tak memberi klarifikasi, pastinya sampai sekarang kita akan dipaksa percaya bahwa ada banyak relawan yang memberi makan secara gratis, padahal faktanya ada pembeli dalam partai besar yang kemudian dibagikan melalui pedagang-pedagang kecil.
Begitu juga dengan cerita-cerita lainnya, bahwa ada relawan yang menyumbang satu dua kardus air mineral, roti dan sebagainya, sebenarnya ada indikasi bahwa di balik semua itu ada donatur tunggal yang membagikannya pada orang-orang yang kemudian bertindak sebagi relawan, padahal itu hanya orang suruhan seperti pedagang roti. Semuanya hanya seolah-olah.
Strategi teroris
Teori “seolah-olah” ini sebenarnya merupakan cara-cara teroris dalam mendoktrin calon kadernya. Sama seperti santri yang jalan kaki dari Ciamis ke Jakarta, itupun hanya seolah-olah. Sebab faktanya di tengah jalan mereka naik bus. Tapi tak peduli dengan fakta, yang penting sudah terbentuk berita “mereka jalan kaki.” Begitu juga dengan cerita pedagang roti yang memberikan dagangannya ke massa, padahal faktanya itu bukan dagangan mereka.
Sehingga mungkin ini penting untuk saya kutip tulisan saya sebelumnya, mengapa mereka menggunakan cara-cara seperti ini. Tujuan akhir dari pertunjukan ini adalah opini tentang hal-hal yang bersebrangan dengan rasionalitas. Supaya orang berpikir mengapa mereka jalan kaki jauh-jauh? Mengapa mengorbankan banyak hal? Sehingga ketika orang mampu berpikir serius tentang pertanyaan tersebut, maka mereka akan lebih mudah untuk ikut atau mendukung aksi 2 Desember. Selengkapnya: https://seword.com/sosbud/jalan-kaki-ciamis-jakarta-antara-rasionalitas-dan-teror/
Pemahaman dan analisis seperti ini standar dalam mata kuliah manajemen stres. Cara terbaik dan licik untuk mempengaruhi orang lain adalah dengan memaksa mereka berpikir dan menjawabnya sendiri. Sebab saat itu terjadi, maka satu-satunya orang yang bisa menggagalkan niatnya adalah dirinya sendiri. Dan sebenarnya inilah yang dilakukan oleh para teroris untuk mempengaruhi tumbalnya agar mau melakukan bom bunuh diri. Kuncinya biarkan mereka berpikir dan mendapat jawabannya sendiri.
Tapi sekali lagi alhamdulillah Allah akhirnya membongkar satu persatu kebohongan demi kebohongan mereka. Semoga terus diproses dan semakin terbongkar, sehingga pada akhirnya rakyat Indonesia paham bahwa aksi tersebut hanyalah aksi yang diprovokasi oleh pihak-pihak tertentu dengan mengatas namakan agama islam. Allahuakbar!
Begitulah kura-kura.
Pada tanggal 2 Desember 2016, detik.com memberitakan adanya sekitar enam gerobak dagangan berlabel ‘Sari Roti’ yang ditempeli kertas bertuliskan ‘gratis untuk mujahid’. Pedagang roti tersebut menggratiskan dagangannya bagi peserta unjuk rasa Super Damai di kawasan Monas. Berita terkait; https://news.detik.com/berita/d-3360538/penjual-roti-di-manggarai-konvoi-ke-monas-bagi-bagi-dagangan-gratis
Fakta 2
Pada tanggal 2 Desember 2016, portalpiyungan.co memberitakan, bahwa umat Islam Indonesia betul-betul hari ini menjadi kebanggaan bagi dunia. Selain jumlah massa aksi yang ruarrrrrr biasa jutaan buanyaknya. Juga berbagai kejadian di lokasi saat Aksi 212. Salah satunya yang membuat decak kagum netizen adalah para pedagang Sari Roti yang menggratiskan dagangannya dan ditulis “GRATIS UNTUK MUJAHID”. Berita terkait; http://www.portalpiyungan.co/2016/12/subhanallah-keren-banget-pedagang-sari.html
Fakta 3
Pada tanggal 6 Desember 2016, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk –produsen Sari Roti– dalam rilisnya yang diunggah di website resminya, menyampaikan klarifikasi bahwa pedagang roti yang menggratiskan dagangannya pada aksi 2 Desember 2016, bukanlah merupakan aksi dari pihak produsen Sari Roti. Mereka pun menegaskan bahwa tidak terlibat semua kegiatan politik. Kemunculan informasi mengenai pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle), merupakan kejadian yang berada diluar kebijakan dan tanpa seizin PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Fakta 4
Pada tanggal 6 Desember 2016, muncul cacian dan makian yang ditujukan kepada pihak Sari Roti. Tampaknya ada yang kecewa bahwa cerita dramatis nan menyentuh yang tempo hari ditayangkan dan menjadi viral kini menjadi bahan ‘gunjingan’. Siapakah yang merasa kecewa itu…? Ssssst, jangan suka bersuudzhan. Pamali. Ingat, ini sub judul fakta, belum masuk rekayasa. Berita terkait; lihat beranda social media masing-masing.
Rekayasa
Pedagang roti yang membagikan roti secara gratis bagi peserta aksi damai adalah fakta. Dimanakah kemudian letak rekayasanya…? Rekayasanya terletak pada cerita dramatis nan menyentuh, bahwa para pedagang roti saja dengan suka rela memberikan dukungan tanpa pamrih dengan apa yang mereka punya, termasuk seluruh roti yang dijualnya. Terdapat fakta yang kemudian dikemas sedemikian rupa sehingga lebih menyerupai propaganda. Hal tersebut yang kemudian direspon berupa klarifikasi oleh produsen Sari Roti.
Nah, karena kita harus berprasangka baik, maka dugaannya adalah terdapat donatur yang sangat ikhlas dan hendak bersedekah dengan menggratiskan makanan yang dijajakan oleh para pedagang Sari Roti tersebut. Dan sedekah yang utama itu tentu saja yang tidak diketahui oleh pihak lain. Itu saja. Jangan didramatisir atau dipolitisir, apalagi diporsir.
Alhamdulillah. Akhirnya kita harus bersyukur karena satu persatu kebohongan aksi 212 yang katanya untuk bela Islam itu terbongkar. Allah memang maha asik, dan punya cara-cara tak terduga untuk membuka kemunafikan dan kebohongan yang dilakukan oleh media yang mengatasnamakan media islam.
Pada saat aksi 212 diberitakan ada banyak logistik yang dibagikan gratis. Katanya semua dari sumbangan masyarakat. Ada salah satu tokoh ustad bayaran mengatakan ini seperti surga, semua gratis. Subhanallah. Sementara dari sisi cerita termehek-mehek, mereka juga gunakan istilah sakti “subhanallah” untuk mengumpulkan emosi publik. Melalui web pskpayungan dan yang sesapian dengannya, mereka membangun cerita bahwa pedagang roti yang tak punya apa-apa saja ikut membantu memberikan dagangannya secara gratis untuk para mujahid. Subhanallah dan Allahuakbar mereka selipkan untuk mendramatisir cerita.
Tapi kemudian cerita bombastis ini menjadi bumerang yang sangat mematikan setelah pihak PT Sari Roti mengklarifikasi bahwa mereka tidak ikut terlibat dalam aksi 212. Berikut klarifikasi Sari Roti:
Sehubungan dengan beredarnya informasi mengenai adanya pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle) pada Aksi Super Damai 212, dengan ini kami sampaikan bahwa:
1. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. selaku produsen produk Sari Roti memberikan apresiasi sebesar-besarnya atas terlaksananya Aksi Super Damai 212 yang berjalan dengan lancar dan tertib pada tanggal 2 Desember 2016.
2. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. senantiasa berkomitmen menjaga Nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika dengan senantiasa berusaha untuk menjadi perusahaan kebanggaan Indonesia.
3. Dengan tidak mengurangi apresiasi kami atas Aksi Super Damai kemarin, dengan ini kami sampaikan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. tidak terlibat dalam semua kegiatan politik. Kemunculan informasi mengenai pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle), merupakan kejadian yang berada diluar kebijakan dan tanpa seijin PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dengan ini PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. menyampaikan bahwa:
1. Produk Sari Roti tersebut adalah produk yang dibeli oleh salah seorang Konsumen melalui salah satu Agen yang berlokasi di Jakarta.
2. Pihak Pembeli meminta agar produk tersebut dapat diantarkan ke area pintu masuk Monas dan dipasangkan tulisan “gratis” tanpa pengetahuan dan perijinan dari pihak PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
3. Demikian informasi ini kami sampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman diberbagai pihak. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. berkomitmen untuk selalu menjaga Nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika, serta tidak terlibat dalam semua aktivitas kegiatan politik.
Klarifikasi PT Sari Roti ini menjadi sangat penting untuk membongkar kebohongan dan kemunafikan media terkait aksi 212. Sehingga sekarang kita jadi tahu bahwa sebenarnya tidak benar berita pedagang roti yang memberikan dagangannya secara gratis. Cerita bombastis memberi karena Allah dan sebagainya itu hanyalah kebohongan yang terstruktur sistematis dan massif.
Sebab faktanya, ada donatur yang membeli Sari Roti dalam jumlah banyak, kemudian menyuruhnya untuk diantarkan ke pintu Monas dan dipasang tulisan “Gratis.” Hal ini pasti valid. Jika mau ditelusuri, mungkin juga akan membantu polisi untuk mengumpulkan data donatur yang biayai ricuh demo 411. Saya rasa malam ini Polri sudah mendapatkannya dari pihak Sari Roti.
Boikot Sari Roti
Beberapa kelompok orang kemudian menyuarakan memboikot Sari Roti. Ini karena cerita-cerita bombastis mereka terbongkar. Mereka yang sebelumnya menyebut nama Allah untuk membuat pembaca terharu karena ada pedagang roti yang ikut mendukung aksi 212, kini harus dibuat malu. Sebab faktanya yang memberi mereka roti gratis sebenarnya bukan rakyat kecil, tapi ada donaturnya, ada pembeli dalam partai besar.
Saya juga harus kembali bersyukur karena mereka memboikot Sari Roti. Sebab ini jadi mengkonfirmasi bahwa mereka itu sebenarnya bukan menyuarakan kebenaran, tapi mendukung kebohongan demi kebohongan. Sama seperti mereka membenci metrotv dan media mainstream lainnya, tapi begitu fanatik dengan web pskpayungan dan yang sesapian dengannya. Sebab mereka ingin membaca berita yang sesuai dengan keinginan dan mendukungnya untuk terus membenci pemerintah Indonesia.
Konfirmasi adanya donatur
Dalam logika sederhana, aksi sebanyak itu pasti ada donaturnya. Pasti. Bahwa kemudian dibantah oleh para ustad bayaran dan menyebutnya ini semua “karena Allah” itu sama sekali tidak bisa mengubah kenyataan. Kenyataannya ada donatur.
Pengakuan Sari Roti semakin mengkonfirmasi bahwa memang ada donatur aksi yang menginginkan keributan di negeri ini. Sebelumnya saya juga sudah menuliskan bahwa ada donatur yang sengaja meneyrang seword.com ini dengan ddosh selama 6 jam perhari, dengan biaya minimal 200 juta rupiah perjamnya. Kemudian memblokir FB saya, yang secara tekhnis baru bisa terjadi jika ada pelaporan lebih dari 5,000 akun. Kejadian ini sudah saya laporkan ke lingkaran Menkominfo, sebab pasti ada keterkaitannya dengan aksi 212. Selengkapnya di: https://seword.com/politik/bukti-provokator-212-gagal-dan-rugi-bandar/
Pertanyaannya kemudian, siapa yang mau keluar uang milyaran rupiah untuk sesuatu yang tidak ada gunanya seperti itu? Siapa yang mau beli roti dalam jumlah banyak kemudian dibagi-bagikan secara gratis? Kemungkinannya ada dua. Pertama adalah politisi yang ingin menunggangi aksi. Kedua adalah teroris yang selama ini juga membiayai kerusuhan di Suriah.
Memahami alur donatur
Di lapangan, memang seolah ada bantuan relawan dan ikhlas. Andai PT Sari Roti tak memberi klarifikasi, pastinya sampai sekarang kita akan dipaksa percaya bahwa ada banyak relawan yang memberi makan secara gratis, padahal faktanya ada pembeli dalam partai besar yang kemudian dibagikan melalui pedagang-pedagang kecil.
Begitu juga dengan cerita-cerita lainnya, bahwa ada relawan yang menyumbang satu dua kardus air mineral, roti dan sebagainya, sebenarnya ada indikasi bahwa di balik semua itu ada donatur tunggal yang membagikannya pada orang-orang yang kemudian bertindak sebagi relawan, padahal itu hanya orang suruhan seperti pedagang roti. Semuanya hanya seolah-olah.
Strategi teroris
Teori “seolah-olah” ini sebenarnya merupakan cara-cara teroris dalam mendoktrin calon kadernya. Sama seperti santri yang jalan kaki dari Ciamis ke Jakarta, itupun hanya seolah-olah. Sebab faktanya di tengah jalan mereka naik bus. Tapi tak peduli dengan fakta, yang penting sudah terbentuk berita “mereka jalan kaki.” Begitu juga dengan cerita pedagang roti yang memberikan dagangannya ke massa, padahal faktanya itu bukan dagangan mereka.
Sehingga mungkin ini penting untuk saya kutip tulisan saya sebelumnya, mengapa mereka menggunakan cara-cara seperti ini. Tujuan akhir dari pertunjukan ini adalah opini tentang hal-hal yang bersebrangan dengan rasionalitas. Supaya orang berpikir mengapa mereka jalan kaki jauh-jauh? Mengapa mengorbankan banyak hal? Sehingga ketika orang mampu berpikir serius tentang pertanyaan tersebut, maka mereka akan lebih mudah untuk ikut atau mendukung aksi 2 Desember. Selengkapnya: https://seword.com/sosbud/jalan-kaki-ciamis-jakarta-antara-rasionalitas-dan-teror/
Pemahaman dan analisis seperti ini standar dalam mata kuliah manajemen stres. Cara terbaik dan licik untuk mempengaruhi orang lain adalah dengan memaksa mereka berpikir dan menjawabnya sendiri. Sebab saat itu terjadi, maka satu-satunya orang yang bisa menggagalkan niatnya adalah dirinya sendiri. Dan sebenarnya inilah yang dilakukan oleh para teroris untuk mempengaruhi tumbalnya agar mau melakukan bom bunuh diri. Kuncinya biarkan mereka berpikir dan mendapat jawabannya sendiri.
Tapi sekali lagi alhamdulillah Allah akhirnya membongkar satu persatu kebohongan demi kebohongan mereka. Semoga terus diproses dan semakin terbongkar, sehingga pada akhirnya rakyat Indonesia paham bahwa aksi tersebut hanyalah aksi yang diprovokasi oleh pihak-pihak tertentu dengan mengatas namakan agama islam. Allahuakbar!
Begitulah kura-kura.
HMMMMMM
BalasHapus