loading...
Banyak orang termehek-mehek membaca tulisan saya di seword. Kalimat pertanyaan yang sering diulang-ulang adalah “agamamu dihina, kenapa kamu malah membela penista agama?” Saya sadar bahwa tak perlu ada jawaban lanjutan. Mereka sudah benar dengan keyakinannya tentang Ahok. Karena ketika mereka sudah meyakini, maka satu-satunya yang mampu mengubah keyakinannya hanya Allah.
Tapi begini, jika benar aksi tersebut mau bela Islam, bergerak atas nama Allah, seharusnya menggunakan cara-cara yang baik sesuai ajaran Islam. Tapi faktanya mereka menggunakan cara-cara primitif, coba perhatikan video berikut:
Mereka mengerubungi dan mengganggu wartawan Metrotv yang sedang meliput. Tolong bantu saya mengerti, apakah ada kesimpulan lain kecuali ini adalah tindakan orang-orang primitif?
Selain itu, ada juga kejadian lain di markas FPI Pertamburan, Jakarta Pusat. Seorang wartawan, Reja Hidaya, dipukuli oleh FPI. Alasannya FPI meminta Reja untuk menghapus seluruh hasil reportasenya, namun karena Reja menjawab belum membuat berita, kemudian Reja dipukuli. Kemudian Reja dipaksa masuk ke salah satu rumah dekat markas FPI sembari menghardinya agar menghapus hasil reportasenya. Namun karena Reja menjawab “tak ada berita yang ditulis,” wartawan tersebu kembali dipukuli. Mukanya kembali ditampar oleh laskar yang marah. Jurnalis lain dari Gatra dan JPNN juga diusir oleh FPI untuk menjauh dari lokasi rapat.
Pemukulan seperti ini adalah tindakan primitif, tindakan yang tidak dilakukan oleh manusia-manusia modern seperti sekarang. Mereka memukul untuk menghapus berita, padahal mereka sendiri juga punya media sendiri. Jika perlakuannya seperti ini, apakah kemudian orang yang tidak suka dengan media FPI juga boleh memukulinya?
Inilah yang kemudian membuat saya berpikir, apakah benar mereka membela Islam? cara-cara yang mereka lakukan tidak sejalan dengan ajaran Islam. Primitif. Kalau sudah begini, apa yang mereka tau tentang Islam sebenarnya? Apa benar mereka tau Islam? Islam yang seperti apa? Saya melihat aksi-aksi primitif ini lebih mirip teroris ISIS.
Sampai di sini saya jadi ingat dengan pertanyaan “agamamu dihina, kenapa malah membela penista agama?” mungkin kejadian ini membuat saya lebih mudah untuk menjawab pertanyaan tersebut. Karena saya tidak mau bertindak primitif seperti mereka. Betapapun saya tidak suka dengan web radikal sebelah, saya tidak punya cita-cita untuk memukuli atau mendemonya. No way. Saya akan balas dengan otak, dan seword.com inilah bentuk perlawanan saya. Balas artikel dengan artikel.
Selain itu, saya juga berpikir agama Islam ini sudah sering dijelek-jelekkan oleh teroris yang kerap melakukan bom bunuh diri. Tapi itu sedikitpun tidak mengubah aqidah dan kepercayaan saya pada Allah. Keimanan dan kepercayaan saya pada Allah tidak bisa diganggu oleh siapapun, termasuk oleh ucapan Ahok yang sedang kalian permasalahkan. Kalaupun ucapan Ahok itu salah, katakanlah begitu, Allah tetap maha kuasa, Alquran tetap suci dan saya tetap menjadi hamba yang masih terus belajar tentang agama ini. Dengan atau tanpa pembelaan saya, diam di rumah atau berdemo ke Jakarta, itu tidak sedikitpun mengubah kekuasaan Allah dan kesucian Alquran.
Justru tindakan kalian yang primitif seperti nyanyi yel-yel gantung si Ahok, atau provokasi mau revolusi, membuat agama Islam jadi menakutkan. Padahal agama Islam seharusnya damai dan menentramkan. Kalau kalian masih tersinggung dengan Ahok, merasa Ahok bersalah dan harus dihukum, merasa agama Islam dinistakan lalu mau membela agama, mungkin memang ada yang berbeda dari keyakinan saya dan kalian. Saya yakin Allah tetap maha kuasa dan Alquran tetap suci sampai hari ini dan nanti, sementara kalian merasa merasa Alquran sudah dinistakan sehingga harus dibela dan menuntut Ahok dipenjara.
Bahwa kemudian opini saya tentang Ahok yang menganggap sebenarnya tidak menistakan agama Islam, itu sudah berdasarkan logika dan teori ilmiah. Logikanya, minoritas mana bisa menistakan mayoritas? Ahok punya banyak teman muslim, membangun masjid untuk ummat muslim, membuat program KJP untuk madrasah. Logikanya, jika Ahok memang penista agama, berniat untuk menghina Islam, lalu apa arti itu semua? untuk apa dia bangun masjid? secara teori ilmiah, Ahok menyebut “jangan mau dibohongi orang pakai Almaidah 51.” Kalimat ini kemudian disimpulkan oleh MUI secara serampangan. Orang = ulama. Sehingga Ahok disebut menistakan ulama. Sebagian, malah berpikir Almaidahnya bohong karena terprovokasi video Buni Yani. Nah kalau kalian punya opini lain, silahkan diungkapkan. Saya harap opininya bukan sebaris dua baris kalimat cacian yahudi, kafir, liberal, murtad, anjing, babi dan sebagainya.
Terakhir, jika memang mau Ahok dihukum, ya fokus saja pada itu. Jangan menyerang wartawan yang tak tau apa-apa, sebab itu tindakan orang-orang primitif dan tidak punya otak. Jangan pula berprasangka buruk bahwa Ahok dilindungi Jokowi, sebab selain prasangka buruk tanpa bukti itu dilarang oleh agama Islam, pemikiran-pemikiran seperti itu lebih cocok dimiliki oleh para politisi. Bukan ulama atau ummat Islam yang menyatakan tak ada kaitannya dengan politik. Kecuali kalian memang bergerak secara politis, maka terpaksa saya ucapkan “Lanjutkan!”
Begitulah kura-kura.
indonesia ini jumlah org yg bodoh masih jauh lebih banyak dr org yg cerdas..WONG NDESO pun kl di sekolahkan akan jadi pinter, namun ini perbuatan DAYAK PRIMITIF RIMBA boleh di katakan penduduknya masih berotak MANUSIA GUNUNG yg gga beradab.....kasihan indonesia mau kapan majunya? mundur ke jurang iya
BalasHapus