loading...
Mengutip Prof. Komarudin Hidayat, dalam sesi wawancara di Metro TV. “Kunjungan King Salman ke Indonesia memiliki banyak dimensi, Dimensi Ekonomi dan Bisnis, Dimensi Budaya, Dimensi Politik, Dimensi keagamaan, tinggal meu ditarik ke dimensi mana”. Dan penulis lebih memilih sisi humornya.
Pesta telah usai, YM King Salman Raja Kerajaan Saudi Arabia, penjaga dua kota suci umat Islam Mekkah dan Madinah telah terbang meninggalkan Jakarta untuk berlibur ke Bali dengan terlebih dahulu menghadiri jamuan makan siang Sultan Brunei di Brunei Darussalam. King Salman meninggalkan Jakarta melalui Bandara Halim Perdanakusuma dilepas oleh pak Jusuf Kalla dan yang lainnya.Terima kasih atas kunjungan Yang Mulia, mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyambutan kami, sampai jumpa lagi, Allahu Akbar.
Kunjungan King Salman di Indonesia adalah sebuah perhelatan akbar, kelang waktu 47 tahun setelah kunjungan pertama Raja Kerajaan Arab Saudi (King Faizal) ke Indonesia pada tahun 1970 menjadi salah satu alasan mengapa kunjungan King Salman lebih istimewa dibandingkan dengan kunjungan kepala negara yang lainnya.
Langit Bogor pun menyambut kedatangan King Salman, Hujan deras mengguyur dan guntur disertai Petir menggelegar dahsyat berkali-kali persis ketika rombongan sang raja melintas di jalan Oto Iskandar Dinata mengitari Kebun Raya Bogor menuju Istana Kepresidenan. Guntur disertai petir berhenti setelah Sang Raja turun dari mobil. Di bawah guyuran hujan deras, sang raja dipayungi Presiden Jokowi memasuki ruangan istana.
Hal lain yang membuatnya menarik adalah King Salman; merupakan penjaga dua kota suci umat islam, jumlah rombongan yang mencapai 1.500 orang, kemewahan fasilitas sang raja, fasilitas-fasilitas khusus mengingat usia sang raja yang sudah sangat sepuh 81 tahun, agenda-agenda kegiatan sang raja selama berada di Indonesia, dan sang raja adalah Raja Kerajaan Arab Saudi, negara tempat kiblat Umat Islam.
Nah, kunjungan King Salman menjadi lebih menarik lagi jika dikaitkan dengan kelompok yang merasa paling beragama, merasa paling Islam, merasa paling benar dan paling-paling lainnya. berbicara tentang kelompok ini tidak lepas dari satu nama yaitu Riziek Shihab dan “serunya di sini”.
Jauh hari sebelum tanggal kedatangan sang raja, kelompok Riziek Shihab mengklaim bahwa King Salman ke indonesia akan menemui Riziek Shihab. Tapi klaim keterlaluan itu segera dibantah pihak kedutaan besar Arab Saudi di Jakarta. Malu? Belum tentu.
Kemudian beredar lagi sas-sus bahwa King Salman datang ke Indonesia atas undangan sang Riziek, Percaya? Secuil fitsa hats pun wajib untuk tidak percaya. Kecuali penduduk bumi datar, silahkan kalau mau percaya.
Tidak berhenti sampai di situ, disebarkan lagi isu tentang Riziek diundang oleh King Salman untuk menghadiri pidato sang raja di gedung DPR RI. Kemudian beredar pula dua versi undangan dari pimpinan DPR RI untuk Riziek Shihab. Tidak penting mana yang benar, tentang Riziek diundang dan tidak diundang atau diunda lalu dibatalkan, ini juga tidak penting. Yang penting adalah Riziek tidak terlihat di gedung DPR RI selama kunjungan King Salman. Takbirrrr…
Menurut Bachtiar Nasir (ketua GNPF-MUI) yang turut hadir di gedung DPR, Riziek Shihab tidak datang karena alasan sakit. Sakit? Jangan –jangan benar meme yang beredar di media sosial bahwa Riziek Shihab sakit gara-gara Ahok berjabat tangan erat sambil saling tatap dengan King Salman. ada yang kejang-kejang
Sumber foto: akun facebook Diskusi Politik Indonesia
Apa mungkin Riziek sakit?
Bisa ya bisa tidak. Tapi lebih bisa “Ya”, mungkin Riziek merasa paling berhak atas diri raja dari kerajaan Islam Saudi Arabia. Ahok tidak berhak, sama dengan tidak berhaknya Ahok disalami warganya yang bernama Riziek Shihab, haha
Lantas, kenapa harus sakit?
Penyebab sakit bisa macam-macam, tidak mesti gara-gara King Salman bersalaman dengan Ahok, bisa juga karena Riziek keselek Fitsa Hats.
Tentang meme yang beredar luas yang memperlihatkan Riziek berusaha menghalangi King Salman bersalaman dengan Ahok, sama dengan meme lainnya, itu pasti hasil editan tangan terampil untuk tujuan humor yang sangat menghibur.
Seluruh agenda kunjungan King Salman di Bogor dan Jakarta telah sukses terlaksana, waktu untuk isterahat di Bali. Gubernur DKI Jakarta sebagai tuan rumah telah mendelegasikan kepada wakilnya untuk mengantar rombongan tamu yang akan meninggalkan Jakarta. “Pak Djarot biar merasakan juga bersalaman dengan raja”, kata Ahok. “pak Djarot kan mau juga merasakan bersalaman dengan raja” Lanjut Ahok. “Tega elu pak Ahok,,, kenapa tidak minta Riziek yang wakili…”.
Singkat kata singkat cerita, di seluruh tempat dan agenda kegiatan King Salman, Riziek tidak terlihat. di Halim tidak ada, di dalam gedung DPR tidak terlihat, di Masjid Istiqlal nihil, di Istana Merdeka tidak diundang. Di acara pertemuan tokoh lintas agama tidak diajak.
King Salman mencari anak dan Cucu Bung Karno. Riziek tidak dicari? tenang aja pak Riziek, nanti juga dicari pak polisi.
sampai pada saat King Salman meninggalkan Jakarta, Riziek tetap tidak tampak batang hidungnya. Seseorang perlu memastikan kondisi dan keberadaan Riziek Shihab, masih banyak urusan dengan polisi yang belum selesai.
Demikian kisah selama empat hari mencari cinta,,, eh, salah. empat hari melototi televisi mencari wajah ganteng Riziek Shihab, dan saya bersyukur tidak menemukannya, takbirrrrrr….
Di akun face booknya, seorang sahabat bernama Losa Terjal menulis, “Kurang lebih 36 Ulama, Kyai, Ustadz, habib, tokoh agama, pimpinan pesantren, yang diundang menemui King penjaga dua kota suci umat Islam. Dan ada dua nama yang tidak saya temukan yaitu Aa’ Gym dan Rizieq. Sempat putus asa mencari dua nama itu, gak ada. Dan saya putuskan untuk berprasangka baik, mungkin di daftar itu ada salah ketik atau penglihatan saya yg kurang baik”.
Tinggal satu harapan yang tersisah bagi Riziek Shihab, jika bertemu King Salaman dia anggap penting untuk menyelamatkan muka dari pendukung, secingkrangan dan sejenisnya, yaitu menyusul King Salman ke Bali, sekalian bertemu dengan para Pecalang Bali.
Satu hal yang saya khawatirkan. Bisa saja beredar Hoax di bumi datar bahwa yang datang ini bukan King Salman yang asli, King Salman yang asli akan datang ke Indonesia setelah pemilu 2019. Atau misalnya Riziek Shihab dan FPI tidak mengakui King Salman dan akan memilih King Salman Tandingan, haha…
Have a great weekend…
Pesta telah usai, YM King Salman Raja Kerajaan Saudi Arabia, penjaga dua kota suci umat Islam Mekkah dan Madinah telah terbang meninggalkan Jakarta untuk berlibur ke Bali dengan terlebih dahulu menghadiri jamuan makan siang Sultan Brunei di Brunei Darussalam. King Salman meninggalkan Jakarta melalui Bandara Halim Perdanakusuma dilepas oleh pak Jusuf Kalla dan yang lainnya.Terima kasih atas kunjungan Yang Mulia, mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyambutan kami, sampai jumpa lagi, Allahu Akbar.
Kunjungan King Salman di Indonesia adalah sebuah perhelatan akbar, kelang waktu 47 tahun setelah kunjungan pertama Raja Kerajaan Arab Saudi (King Faizal) ke Indonesia pada tahun 1970 menjadi salah satu alasan mengapa kunjungan King Salman lebih istimewa dibandingkan dengan kunjungan kepala negara yang lainnya.
Langit Bogor pun menyambut kedatangan King Salman, Hujan deras mengguyur dan guntur disertai Petir menggelegar dahsyat berkali-kali persis ketika rombongan sang raja melintas di jalan Oto Iskandar Dinata mengitari Kebun Raya Bogor menuju Istana Kepresidenan. Guntur disertai petir berhenti setelah Sang Raja turun dari mobil. Di bawah guyuran hujan deras, sang raja dipayungi Presiden Jokowi memasuki ruangan istana.
Hal lain yang membuatnya menarik adalah King Salman; merupakan penjaga dua kota suci umat islam, jumlah rombongan yang mencapai 1.500 orang, kemewahan fasilitas sang raja, fasilitas-fasilitas khusus mengingat usia sang raja yang sudah sangat sepuh 81 tahun, agenda-agenda kegiatan sang raja selama berada di Indonesia, dan sang raja adalah Raja Kerajaan Arab Saudi, negara tempat kiblat Umat Islam.
Nah, kunjungan King Salman menjadi lebih menarik lagi jika dikaitkan dengan kelompok yang merasa paling beragama, merasa paling Islam, merasa paling benar dan paling-paling lainnya. berbicara tentang kelompok ini tidak lepas dari satu nama yaitu Riziek Shihab dan “serunya di sini”.
Jauh hari sebelum tanggal kedatangan sang raja, kelompok Riziek Shihab mengklaim bahwa King Salman ke indonesia akan menemui Riziek Shihab. Tapi klaim keterlaluan itu segera dibantah pihak kedutaan besar Arab Saudi di Jakarta. Malu? Belum tentu.
Kemudian beredar lagi sas-sus bahwa King Salman datang ke Indonesia atas undangan sang Riziek, Percaya? Secuil fitsa hats pun wajib untuk tidak percaya. Kecuali penduduk bumi datar, silahkan kalau mau percaya.
Tidak berhenti sampai di situ, disebarkan lagi isu tentang Riziek diundang oleh King Salman untuk menghadiri pidato sang raja di gedung DPR RI. Kemudian beredar pula dua versi undangan dari pimpinan DPR RI untuk Riziek Shihab. Tidak penting mana yang benar, tentang Riziek diundang dan tidak diundang atau diunda lalu dibatalkan, ini juga tidak penting. Yang penting adalah Riziek tidak terlihat di gedung DPR RI selama kunjungan King Salman. Takbirrrr…
Menurut Bachtiar Nasir (ketua GNPF-MUI) yang turut hadir di gedung DPR, Riziek Shihab tidak datang karena alasan sakit. Sakit? Jangan –jangan benar meme yang beredar di media sosial bahwa Riziek Shihab sakit gara-gara Ahok berjabat tangan erat sambil saling tatap dengan King Salman. ada yang kejang-kejang
Sumber foto: akun facebook Diskusi Politik Indonesia
Apa mungkin Riziek sakit?
Bisa ya bisa tidak. Tapi lebih bisa “Ya”, mungkin Riziek merasa paling berhak atas diri raja dari kerajaan Islam Saudi Arabia. Ahok tidak berhak, sama dengan tidak berhaknya Ahok disalami warganya yang bernama Riziek Shihab, haha
Lantas, kenapa harus sakit?
Penyebab sakit bisa macam-macam, tidak mesti gara-gara King Salman bersalaman dengan Ahok, bisa juga karena Riziek keselek Fitsa Hats.
Tentang meme yang beredar luas yang memperlihatkan Riziek berusaha menghalangi King Salman bersalaman dengan Ahok, sama dengan meme lainnya, itu pasti hasil editan tangan terampil untuk tujuan humor yang sangat menghibur.
Seluruh agenda kunjungan King Salman di Bogor dan Jakarta telah sukses terlaksana, waktu untuk isterahat di Bali. Gubernur DKI Jakarta sebagai tuan rumah telah mendelegasikan kepada wakilnya untuk mengantar rombongan tamu yang akan meninggalkan Jakarta. “Pak Djarot biar merasakan juga bersalaman dengan raja”, kata Ahok. “pak Djarot kan mau juga merasakan bersalaman dengan raja” Lanjut Ahok. “Tega elu pak Ahok,,, kenapa tidak minta Riziek yang wakili…”.
Singkat kata singkat cerita, di seluruh tempat dan agenda kegiatan King Salman, Riziek tidak terlihat. di Halim tidak ada, di dalam gedung DPR tidak terlihat, di Masjid Istiqlal nihil, di Istana Merdeka tidak diundang. Di acara pertemuan tokoh lintas agama tidak diajak.
King Salman mencari anak dan Cucu Bung Karno. Riziek tidak dicari? tenang aja pak Riziek, nanti juga dicari pak polisi.
sampai pada saat King Salman meninggalkan Jakarta, Riziek tetap tidak tampak batang hidungnya. Seseorang perlu memastikan kondisi dan keberadaan Riziek Shihab, masih banyak urusan dengan polisi yang belum selesai.
Demikian kisah selama empat hari mencari cinta,,, eh, salah. empat hari melototi televisi mencari wajah ganteng Riziek Shihab, dan saya bersyukur tidak menemukannya, takbirrrrrr….
Di akun face booknya, seorang sahabat bernama Losa Terjal menulis, “Kurang lebih 36 Ulama, Kyai, Ustadz, habib, tokoh agama, pimpinan pesantren, yang diundang menemui King penjaga dua kota suci umat Islam. Dan ada dua nama yang tidak saya temukan yaitu Aa’ Gym dan Rizieq. Sempat putus asa mencari dua nama itu, gak ada. Dan saya putuskan untuk berprasangka baik, mungkin di daftar itu ada salah ketik atau penglihatan saya yg kurang baik”.
Tinggal satu harapan yang tersisah bagi Riziek Shihab, jika bertemu King Salaman dia anggap penting untuk menyelamatkan muka dari pendukung, secingkrangan dan sejenisnya, yaitu menyusul King Salman ke Bali, sekalian bertemu dengan para Pecalang Bali.
Satu hal yang saya khawatirkan. Bisa saja beredar Hoax di bumi datar bahwa yang datang ini bukan King Salman yang asli, King Salman yang asli akan datang ke Indonesia setelah pemilu 2019. Atau misalnya Riziek Shihab dan FPI tidak mengakui King Salman dan akan memilih King Salman Tandingan, haha…
Have a great weekend…
Selengkapnya: https://seword.com/humor/king-salman-bukan-yang-asli/
0 Response to "KING SALMAN. Bukan yang Asli?"
Posting Komentar