loading...

Dari 1998 Sampai 2017, Amien Rais Masih Bicara Pelengseran Presiden

loading...



Hari ini mendengar pernyataan Amien Rais terkait pembacokan terhadap Hermansyah benar-benar membuat saya geli. Geli sekali melihat orang Indonesia yang selalu berpikir negatif kepada Presidennya sendiri. Tapi di sisi lain saya juga jadi muak, karena Amien Rais selalu mempersepsikan seolah-olah negara ini diambang kehancuran.

“Ahli IT ITB dibacok, berdarah-darah. Semakin anarkis. Rakyat bisa marah kepada pemerintah. Jangan anggap enteng. Pak Harto yang jauh lebih kuat dari Jokowi saja, ketika rakyat marah, sudah selesai. Ini Bung Jokowi jauh lebih lemah dibandingkan Pak Harto, Bung Karno dan lainnya. Pak Jokowi jangan main api, dia itu Lurah Indonesia,” kata Amien Rais.

Presiden diminta jangan main api atas kasus penikaman Hermansyah? Maksudnya Presiden terlibat dalam hal ini? haha untuk apa Presiden ikut campur soal kasus mesum dan pornografi? Lah wong Ahok saja yang dulu pernah jadi Wakilnya tidak dibela sampai sebegitu naifnya. Lalu untuk apa bermain api dengan kasus mesum dan selangkangan? Nggak ada urusan!

Jadi emosi ya? Tapi kalau dipikir-pikir sebenarnya memang begitulah Amien Rais. Orang ini dulunya merupakan sosok di balik lengsernya Soeharto. 1998, sejarah mencatat bagaimana Jakarta rusuh dan mahasiswa berhasil menduduki DPR.

“Presiden Soeharto sudah kehilangan legitimasinya karena rakyat sudah tidak percaya lagi kepadanya, sehingga hari-harinya sudah bisa dihitung. Karena itu, tetap jaga terus persatuan dan kesatuan. Jangan mau dipecah-pecah,” kata Amien disambut teriakan gegap gempita mahasiswa. (1998).

Jadi kalau sekarang Amien Rais mengungkit tentang Pak Harto yang dianggap lebih kuat dari Jokowi saja bisa dilengserkan, kita tak perlu menantang atau membantahnya. Beliau dulunya memang aktifis dan sosok di balik lengsernya Soeharto. Beliau juga sosok di balik lengsernya Presiden yang sekaligus ulama besar Indonesia, Gus Dur.

Namun yang menjadi pertanyaan saya, kenapa Amien Rais dari tahun 1998 sampai sekarang masih memiliki pemikiran dan sudut pandang yang sama tentang pemerintah Indonesia? selalu negatif, yang dibahas selalu lengser melengserkan, selalu menganggap negara kita ini sedang kritis.

Bagaimana mungkin soal kasus pembacokan, satu dari sekian ratus kasus di Indonesia, dijadikan alasan untuk mengingatkan bahwa Presiden Jokowi tidak sekuat Soeharto dan berarti akan lebih mudah dilengserkan? Ada banyak kasus pembunuhan ataupun upaya pembunuhan yang terjadi di negeri ini, tetapi tidak pernah ada satupun orang yang mengaitkannya dengan pelengseran Presiden.

Saya jadi teringat dengan pernyataan Amien Rais saat rupiah bergerak liar mendekati 14,000 perdollar. “Pak Jokowi dan Jusuf Kalla harus membuat musyawarah nasional dengan mengundang semua lembaga tinggi negara dan pimpinan TNI, Polri dan semua tokoh KIH dan KMP dan intelektual. Undang LSM dan pimpinan media untuk bersama duduk untuk menyepakati untuk bersatu demi Indonesia karena saat ini kita sudah sangat kritis,” kata Amien.

Padahal kenyataannya harga rupiah terhadap dollar itu masih tergolong normal, karena semua negara mengalaminya. Dan sekarang terbukti, tanpa musyawarah nasional, ekonomi Indonesia bergerak positif. Sektor industri, pariwisata, pertambangan dan sebagainya meningkat positif.

Musyawarah nasional hanyalah jalan dari terbentuknya opini bahwa Presiden tidak mampu memimpin negeri ini. Dan bisa ditebak, agenda selanjutnya adalah pelengseran Presiden atas nama rakyat. Rakyat tidak percaya.

Jujur saya kasihan dengan Amien Rais. Saat Gus Dur sudah menjadi tokoh nasional yang kalimat-kalimat bijaknya sering dikutip dan dijadikan perekat kebhinekaan, Amien Rais masih berbicara soal melengserkan Presiden, seperti yang dikatakannya saat dulu menjadi bagian dari pelengseran Gus Dur.

Amien Rais beberapa waktu lalu masih berdemo turun ke jalan bersama Rizieq. Amien Rais juga sempat mengunjungi Rizieq yang kini buron dan kabur ke Arab Saudi. Kasihan sekali. Apalagi disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi Alkes.

Tetapi ya sudahlah, sepertinya itu memang jalan hidup yang dipilih seorang Amien Rais. Dari 1998 sampai 2017 masih bicara soal pelengseran Presiden. 

Begitulah kura-kura.



Sumber

0 Response to "Dari 1998 Sampai 2017, Amien Rais Masih Bicara Pelengseran Presiden"

Posting Komentar