loading...

Kecerdikan Anies-Sandi Membangun Citra Diri Lewat “Becak”

loading...




SEWORD.COM - Saya akui Anies-Sandi membangun citra diri. Anies ingin dirinya dicap sebagai gubernur yang pro rakyat kecil, pro pribumi, mau mewujudkan apa yang menjadi permintaan rakyat kecil. Sebaliknya, Sandi ingin dirinya dianggap sebagai gubernur yang inovatif, kreatif, berpikiran maju ke depan, memiliki ide-ide yang cukup cemerlang, serta penuh rasa optimisme. Hanya saja, sedikit saran saja, sepertinya mereka perlu duduk bersama untuk menyamakan persepsi agar proses membangun citra diri berjalan maksimal, serta agar keduanya tidak mengeluarkan pernyataan yang kontradiktif.

Anies dan Sandi merencanakan akan menghidupkan kembali transportasi becak. Menurut Anies, becak masih menjadi kendaraan yang dibutuhkan di Ibu Kota. Ia akan mengatur agar penarik becak mendapat kesempatan merasakan kondisi yang lebih baik. Sayangnya, keduanya sepertinya tidak menyadari bahwa proses membangun citra diri dari rencana menghidupkan becak ternyata harus dicederai dengan pernyataan keduanya yang kontradiktif.


Anies mengatakan bahwa dirinya akan atur agar kebutuhan warga akan transportasi difasilitasi. Becak tidak akan ada kalau tidak ada kebutuhan atas becak. Untuk itu, angkutan baru akan kami segerakan, bagian ini agar becak dapat beroperasi di rute yang ditentukan," ucap Anies.

Anies memberikan contoh, salah satu yang masih memerlukan keberadaan becak adalah ibu-ibu yang berbelanja di pasar. Menurut dia, para ibu tidak dapat memanfaatkan ojek ataupun angkutan kota karena barang bawaan yang banyak. Anies juga menyinggung perbaikan kesejahteraan para penarik becak. Tidak beroperasinya becak membuat para penarik becak kehilangan kesejahteraan hidup di Jakarta.

Sedikit berbeda dengan Anies, Sandi menyatakan bahwa dia punya keinginan bahwa becak akan dioperasikan di Jakarta untuk menunjang pariwisata. Dia juga menyebut, beroperasinya becak di Jakarta bisa membuka lapangan pekerjaan baru.

"Jadi, kayak angling, angkutan lingkungan. Nah, untuk memastikan lapangan pekerjaan ada, terus pariwisata, kami sambungkan dengan beberapa destinasi wisata kita. Itu yang jadi pemikiran," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (15/1/2018).

Sedikit perbedaan dari pernyataan Anies-Sandi ini seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi mereka untuk sering duduk bersama menyamakan persepsi sehingga pernyataan yang dikeluarkan bisa sepaham dan tidak kontradiktif. Karena jika pernyataan yang dikeluarkan kontradiktif, maka bisa memunculkan persepsi yang macam-macam.

Saya akan bahas satu persatu proses membangun citra diri dari Anies dan Sandi lewat rencana mengaktifkan kembali becak di Jakarta.

Pertama saya akan membahas Anies. Saya katakan Anies ingin membangun citra diri sebagai gubernur yang pro rakyat kecil lewat rencana mengaktifkan kembali becak karena becak sudah kurang relevan dengan kehidupan zaman modern yang menuntut segalanya bisa berjalan cepat. Ketika sekarang sudah zamannya ojek motor dan mobil online serta sistem transportasi cepat dan canggih, mengaktifkan kembali becak adalah pencitraan dan kemunduran sebuah kota.


Alasan agar abang-abang becak bisa bekerja kembali agar mendapat penghasilan adalah alasan kuno. Jika memang ingin membuat abang becak itu mendapatkan penghasilan, Anies bisa memberikan pekerjaan yang lebih bergengsi seperti supir taksi atau pekerjaan yang lain. saya yakin tidak ada orang yang ingin jadi abang becak kalau tidak terpaksa dan dia memiliki pekerjaan lain yang lebih baik. Motif dari rencana Anies yang ingin kembali mengaktifkan becak tidak lebih dari pencitraan diri.

Mengapa becak tidak kendaraan yang lain? Karena becak identik dengan rakyat kecil dan orang miskin. Ketika Anies ingin mengaktifkan kembali becak, maka namanya akan harum dan dikenal sebagai pro rakyat kecil, sederhana, serta menghargai pekerjaan abang becak.


Sandi pun tidak jauh berbeda. Dia sedang membangun citra diri dari rencana akan mengaktifkan becak. Hanya saja, citra diri yang sedang dibangun berbeda dengan Anies. Jika Anies ingin dicap sebagai gubernur yang pro rakyat kecil, Sandi ingin dicap sebagai wakil gubernur yang kreatif, berpikiran maju, inovatif, punya ide-ide cemerlang yang sangat maju dibanding wakil gubernur yang lain.

Untuk memperkuat citra diri sebagai gubernur yang berpikir maju ke depan, Sandi menyatakan bahwa ingin agar becak itu menjadi salah satu kendaraan untuk menunjang wisata. Ide ini tentu sangat keren dan bisa mengangkat harkat dan martabat si abang becak. Dengan ide ini, penghasilan abang becak juga akan naik jika dipakai untuk menunjang wisata dibanding untuk menunjang ibu-ibu.

Saya rasa pencitraan Sandi lebih bagus karena zaman sekarang memang tidak tepat mengaktifkan becak sebagai sarana transportasi biasa ketika sistem kendaraan sudah sedemikian canggih dan cepat. Alasan Sandi lebih masuk akal. Namun lain kali keduanya lebih hati-hati dan perlu menyamakan persepsi agar pernyataan yang dikeluarkan tidak kontradiktif.hehe



Sumber:

http://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/15/11462211/pemikiran-sandiaga-becak-akan-dioperasikan-untuk-pariwisata

http://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/15/07584671/gubernur-anies-akan-buat-rute-khusus-untuk-becak

0 Response to "Kecerdikan Anies-Sandi Membangun Citra Diri Lewat “Becak”"

Posting Komentar