loading...
Din Syamsudin adalah dewan pertimbangan MUI dan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban. Saya kira dengan jabatan itu, Din Syamsudin bisa menjadi sosok yang mendamaikan, teduh, toleran, dan tidak membuat situasi semakin memanas. Saya kira, sejak dilantik oleh Jokowi sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsudin sudah berubah dan jauh lebih toleran. Ternyata dugaan saya salah.
Kebencian Din Syamsudin kepada Ahok nampaknya masih membekas. Dia tidak rela melihat Ahok bernasib lebih baik. Dia tidak ingin Ahok segera bebas. Dia ingin Ahok menderita dan dihukum seberat-beratnya. Sangat disayangkan seorang dengan jabatan dewan pertimbangan MUI dan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban memiliki sikap seperti itu. Din Syamsudin termasuk orang yang menentang Ahok mengajukan PK.
Din Syamsuddin menduga bakal ada aksi dari berbagai ormas Islam jika MA mengabulkan PK Ahok.
"Aksi reaksi pasti. Apa bentuknya saya enggak tahu," kata Din di Gedung MUI,Jakarta , Rabu (21/2).
Din juga mengatakan, tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak yang bakal menggugat putusan MA jika mengabulkan peninjauan kembali yang diajukan Ahok.
"Kalangan yang merasa tidak puas bisa saja menggugat lagi," katanya.
Dia juga mengatakan semua orang berhak mengajukan PK tak terkecuali Ahok. Dia juga tidak mau terlalu banyak ikut campurnya dan semua diserahkan pada hukum dalam hal ini MA.
Jujur saya eneg membaca pernyataan Din Syamsudin. Pernyataan Din Syamsudin sama saja kode dan pancingan agar umat kembali melakukan aksi menolak PK Ahok. Umat seolah-olah mendapat legitimasi untuk kembali melakukan aksi karena pernyataan Din Syamsudin ini.
Sangat disayangkan. Ketika ulama dituntut untuk mendamaikan suasana, tidak memancing keributan, Din Syamsudin justru bersikap sebaliknya. Ketika ketua MUI, KH. Ma’ruf Amin sudah tidak melibatkan diri dalam kasus Ahok, Din Syamsudin justru menampilkan sikap yang picik.
Sikap yang ditampilkan Din Syamsudin tidak ada bedanya dengan sikap Novel, Rizieq, Eggy Sudjana, Slamet Ma’arif, dan Amien Rais. Apa Din Syamsudin mau disamakan dengan orang-orang level mereka? Saya rasa hanya mereka yang pantas mengeluarkan pernyataan itu.
Dengan jabatan dewan pertimbangan MUI dan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, tidak pantas Din Syamsudin mengatakan hal seperti itu.
Ini menjadi bukti Din Syamsudin belum bisa legawa. Dia belum bisa bijaksana. Hatinya masih diliputi kebencian. Dia belum bisa memaafkan kesalahan orang lain, padahal Tuhan saja Maha Pemaaf.
Din Syamsudin belum selesai dengan dirinya. Dia belum pantas menjadi teladan umat. Dia belum bisa menjadi orang yang bijaksana dan berjiwa besar. Dia masih jauh jika dibandingkan tokoh seperti Gus Mus yang bisa menjadi oase di tengah situasi panas umat.
Saat Jokowi melantik Din Syamsudin menjadi Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban tentu tanpa alasan. Bukan berarti karena Din Syamsudin memang layak menjabat itu, tapi tujuannya agar Din Syamsudin bisa belajar menjadi lebih baik lagi. Jokowi seperti ingin Din Syamsudin bisa menjadi tokoh yang toleran, bijaksana, mendamaikan, bukan malah memanaskan situasi.
Nampaknya upaya Jokowi belum berhasil. Din Syamsudin belum berubah. Ia masih sama seperti dulu. Ia belum bisa bijaksana. Ia masih suka membuat situasi menjadi memanas.
Ahok adalah warga negara yang berhak untuk mengajukan PK. MA juga berhak untuk mengabulkan PK Ahok. Saya rasa ini wajar. Tidak hanya Ahok, semua warga negara yang menjadi terdakwa berhak mengajukan PK. Lalu kenapa ketika Ahok yang mengajukan PK, Din Syamsudin harus ribut bahkan mengancam akan ada aksi? Mengapa seorang Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban masih diskriminasi dan rasis?
Itu yang saya sayangkan dari sikap Din Syamsudin. Itu juga yang membuat saya tidak bisa mengagumi sosok seperti dia. Dia masih sangat jauh dibanding Gus Mus yang sudah bisa bijaksana dan berjiwa besar serta tidak rasis maupun diskriminasi. Hanya Gus Mus yang meneruskan perjuangan Gus Dur membela hak-hak minoritas, bukan Din Syamsudin.
0 Response to "Ahok Ajukan PK, Din Syamsudin Ancam Akan Ada Aksi"
Posting Komentar