loading...
Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta banjir lagi, pada Kamis (15/2/2018). Di mana dan bagaimana wajah manis Gubernur Anies melihat genangan demi genangan di Ibu Kota?
Untuk urusan banjir kata-kata, mungkin saja Anies Baswedan bisa mengurusnya. Pasalnya, dia adalah ahli tata kata. Sampai-sampai lapangan kerja saja terkesan akan tergantikan oleh lapangan kata. Maklum, Gubernur pilihan JKT-58 ini memang bukan sosok gila kerja seperti Ahok, pendahulunya. Jago berkata-kata alias gila kata memang iya. Tidak heran bila banjir pun disinyalir warga net hendak diundang ke Balai Kota untuk diajak musyawarah dan mufakat.
Sayang, banjirnya seolah tidak paham dengan maksud Anies ketika menerangkan sunatullah. Karena ketidakpahaman si banjir, kini malah kembali lagi rajin membuat genangan penuh kenangan.
Pasalnya, untuk banjir 15 Pebruari 2018, beberapa jalan di dekat Istana Negara, tempat Presiden Jokowi berkantor turut terendam. Selain, jalan-jalan protokol dan pusat bisnis, seperti Jalan Boulevard, Kecamatan Kelapagading, Jakarta Utara.
Buruknya sistem drainase dan pompa yang tidak berjalan baik, disinyalir menjadi biang banjir. Namun, hal ini pantas dimaklumi karena bagi Anies, memompa genangan air tidak sesuai sunatullah. Air hujan itu harus masuk ke dalam perut tanah. Sayangnya, ya di atas tadi, air hujan di Jakarta ternyata tidak mendengar kata-kata manis Gubernur Anies. Alias tidak mau mengikuti sunatullah.
Besar kemungkinan, air hujan baru mau taat mengikuti sunatullah setelah mendapat teriakan tujuh juta pasukan langit yang berkumpul di Monas. Layak ditunggu keterlibatan tujuh juta pasukan langit andalan Wakil Gubernur Sandiaga Uno untuk mengatasi banjir Jakarta.
Sayangnya, hingga tiga kali kebanjiran, tujuh juta pasukan langit tidak kunjung datang ke Jakarta untuk menasihati banjir supaya mengikuti sunatullah. Sungguh patut disayangkan, mengapa tujuh juta pasukan langit itu tega Gubernur Anies dan wakilnya kena tampar.
Adalah Ketua Komisi D DPRD DKI Iman Satria yang mengatakan kalau muka Anies-Sandi kena tampar. Sekalipun tamparan demi tamparan itu kurang terstruktur, sistematis dan masif. Menurut Iman, orang yang menampar muka Anies-Sandi itu adalah Teguh Hendrawan. Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI.
’’Ini mestinya sudah bisa diantisipasi. Ini Teguh sama saja menampar muka Anies-Sandi sebagai pucuk pimpinannya,’’ kata Iman di Jakarta, 15 Pebruari 2014 seperti dilansir tribunnews.com.
Seharusnya, kata Iman, Dinas SDA sudah bisa memprediksi karena sekarang intensitas hujan sedang tinggi-tingginya. Iman pun berpendapat bahwa banjir kali ini merupakan kegagalan Kadis SDA, Teguh Hendrawan. Dia menjelaskan banjir yang melanda Jakarta tidak dapat dilepaskan dari buruknya kualitas sistem drainase. Belum lagi, banjir kali ini bukan kiriman dari hulu atau kiriman dari Bogor, Jawa Barat.
Artinya, banjir yang terjadi oleh karena sistem drainase dan pompa tak mampu mengatasi tingginya intensitas hujan lokal. Padahal, kata Bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI itu, permasalahan ini sudah sangat sering dibahas saat rapat kerja bersama Komisi D DPRD DKI.
"Apakah, jika dengan curah hujan tinggi kali-kali di Jakarta bisa menampung. Kemudian, bagaimana dengan sistem drainase di semua wilayah ibu kota. Jawaban teguh baik. Ini buktinya banjir akibat drainase buruk. Di tambah pompa tak berfungsi dengan baik,’’ ketus Iman.
Untunglah, setelah berkata ketus, politisi Gerindra ini pun menyayangkan sikap Teguh. Mengapa masalah utama yang menyebabkan banjir di atas justru tidak dijadikan program utama jangka pendek maupun panjang Dinas SDA DKI dalam menangani banjir. Menurut Iman, Kepala Dinas SDA DKI berhasil mempermalukan Pemprov DKI.
’’Ini sama saja bikin malu Pemprov DKI. Jadi, memang Anies-Sandi mesti tegas pada Teguh. Jangan, hanya kasih janji-janji saja,’’ ucap Iman kelihatan tegas.
Entah bagaimana rasanya Anies-Sandi kena tamparan keras dari Teguh Hendrawan. Akankah tamparan dari Teguh menjadi tamparan yang terakhir? Atau akankah secara sistematis dan masif, Anies-Sandi masih menerima tamparan hingga gamparan? Mungkin JKT-58 dalam bimbingan dan arahan Bik Narti yang lebih tahu.
Pasalnya, gubernur seiman dan santun ini lebih rajin mengajak bicara banjir hingga mendekati Istana Negara, ketimbang mengantisipasi banjir dengan program kerja yang jelas. Daripada berprogram kerja, gubernur yang satu ini memang lebih terbuktimemilih berprogram kata supaya banjir mengikuti sunatullah.
0 Response to "Ups, Muka Manis Anies-Sandi Kena Tampar! Gak Kebayang, Kan?"
Posting Komentar