loading...
Partai Keadilan Sejahtera atau PKS membantah pernyataan Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR RI yang sudah dipecat dari keanggotaan PKS. Sebelumnya Fahri di sini mengatakan PKS mengajukan diri sebagai cawapres Presiden Jokowi untuk Pilpes 2019.
"Saya dengar ada gerakan pengen jadi wakil Pak Jokowi, sedih saya dengernya itu," ujarnya, dan Fahri Hamzah sedih, tapi kesedihan Fahri tadi dibantah oleh Wasekjen PKS Mardani Ali Sera.
Entah mengapa Fahri sedih, padahal ia sudah dipecat dari PKS. Apakah Fahri Hamzah seorang yang melankolis atau semacam itu?
Menurut Wasekjen PKS Ali Sera, justru partainya ingin mengganti Jokowi sebagai presiden, dan semangat pula untuk menggantinya dengan sosok lain. Ya, boleh saja semangat, tapi tidak ada salahnya untuk introspeksi atau melihat kemampuan diri guna menunjang semangat tadi. Asal semangat, namun kemampuan diri tak cukup atau lemah kan sama juga boong.
Selain itu, masalah PKS ingin mengajukan calonnya sebagai cawapres Jokowi pada Pilpres 2019 nanti, terlepas benar atau tidaknya masih tergantung Presiden Jokowi juga. Anggaplah benar, tapi kalau Presiden Jokowi ogah atau tak mau cawapresnya dari PKS, mau bilang apa?
Fahri Hamzah sedih dan mengatakan PKS sepatutnya berani mencalonkan tokohnya sebagai capres, karena PKS adalah partai yang turut memperjuangkan reformasi.
"PKS ini kan generasi reformasi. Harusnya berani jadi presiden. Pak Jokowi aja berani jadi presiden, masak kita nggak berani. Kita kan demo-demo, berdarah-darah di jalan. Nah makanya saya dukung Pak Anis," ucapnya.
Kalau diingat-ingat, saat reformasi tahun 1998 lalu kayaknya gak ada deh PKS. Partai yang ada saat itu hanya tiga, yaitu Golkar, PDI, dan PPP. Masyarakat pun tahunya mahasiswa yang paling berperan pada saat reformasi tahun 1998 tanpa embel-embel PKS atau partai politik lainnya. Mungkin Fahri Hamzah lupa saking sedihnya tadi.
0 Response to "PKS Membantah dan Fahri Hamzah Sedih"
Posting Komentar