loading...

Mengapa Golkar Sebut Prabowo Tidak Akan Maju sebagai Penantang Jokowi? Simak Alasannya....

loading...




Sampai sekarang ,dari rilis berbagai hasil survei selalu menyebut Prabowo Subianto lah penantang terkuat Jokowi pada pilpres 2019. Hasil survei Indo Barometer teranyar yang dirilis pada 15 Pebruari 2018 menyatakan survei yang dilaksanakan 23-30 Januari 2018 mencakup 34 provinsi dengan responden 1.200 dengan margin of error sebesar 2,83 % dan tingkat kepercayaan 95 persen tetap menempatkan Jokowi pada posisi teratas.
Tingkat elektabilitas Jokowi saat ini 48,8 % sedangkan Prabowo berada pada angka 22,3 %.(detiknews,15/2/2018)

Selanjutnya walaupun belum dideklarasikan oleh Prabowo maupun oleh Gerindra bahwa mantan Pangkostrad tersebut akan maju pada pilpres nanti tetapi nuansa yang kuat untuk itu sangat terasa di Hambalang pekan lalu ketika dilangsungkan acara HUT Gerindra. Ditengah tengah kuatnya dugaan ,Prabowo akan menjadi penantang kuat Jokowi maka agak terkejut juga mendengar pernyataan seorang petinggi Golkar tentang hal ini.

Petinggi Golkar yang beri pernyataan itu adalah Nusron Wahid. Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar itu menyatakan " Saya yakin lawannya Jokowi bukan Prabowo" . Seperti diberitakan Kompas.com ,15/2/2018,Nusron menyatakan Jokowi tak akan berhadapan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pemilu 2019.

Namun saat ditanya alasan dari keyakinan tersebut,Nusron menjawab dirinya hanya sekedar meyakini berdasarkan insting politik yang dimiliki.
" Intinya saya meyakini ,dan kami sudah persiapan.Lawannya Pak Jokowi bukan Pak Prabowo",ujar Nusron. Prediksi Nusron ini memang belum bisa dianggap sebagai pandangan resmi Partai Golkar tetapi kalimatnya yang menyatakan " kami sudah persiapan,lawannya Pak Jokowi bukan Pak Prabowo". ,mengisyaratkan adanya skenario yang telah disiapkan Golkar menghadapi figur lain yang akan menjadi penantang Jokowi.

Seperti yang diperlihatkan beberapa hasil survei ,belakangan ini memang terlihat tingkat elektabilitas Prabowo selalu berada pada kisaran 22 %. Artinya tidak ada pergerakan suara yang menunjukkan trend kenaikan. Untuk ke depan juga belum terlihat adanya faktor faktor yang signifikan yang akan meningkatkan tingkat keterpilihan mantan Pangkostrad tersebut.

Kemudian kalau dicermati ,ada kekuatan politik yang belum mampu ditembus Jokowi yakni Alumni 212 dan kekuatan ummat Islam lainnya yang merasa tidak nyaman dengan berbagai kebijakan Jokowi selama ini. Memang belum dapat dipetakan seberapa besar kekuatan tersebut tetapi diyakini potensi politik yang dimiliki kelompok ini cukup besar juga.

Tentunya mengemuka pertanyaan apakah Prabowo dapat mendekati kelompok ini dan kemudian memberi dukungan politik kepada nya?.
Pada awalnya mengemuka anggapan bahwa Prabowo sangat dekat dengan kelompok ini.Tetapi beberapa kejadian belakangan ini terutama yang berkaitan dengan Pilkada serentak 2018 ,memunculkan kesan ,saat sekarang ini Alumni 212 sudah kurang dekat dengan Prabowo.

Hal ini terlihat antara lain dengan tidak dicalonkannya La Nyalla oleh Gerindra pada pilgub Jawa Timur.Di Provinsi ini,Gerindra justru mendukung pasangan yang diusung PKB-PDIP yakni Syaifullah Yusuf -Puti Guntur Sukarno Putra.

Kemudian juga pernah mengemuka ucapan dari tokoh Alumni 212 yang menyatakan ada 5 sosok yang disampaikan kepada Gerindra,PKS dan PAN untuk diusung pada pilkada serentak 2018 ,namun satu pun dari sosok yang diajukan itu tidak ada yang dicalonkan oleh ketiga partai politik tersebut.
Kalaulah benar anggapan bahwa Alumni 212 merupakan kekuatan politik yang layak diperhitungkan maka wajar menebak ,siapa tokoh yang masih dekat dengan kelompok ini.

Dalam pandangan saya, tokoh yang masih dekat dengan kelompok ini ada dua ,yakni Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo. Karenanya bukan tidak mungkin Koalisi Gerindra,PKS dan PAN akan mengusung salah satu diantara 2 tokoh tersebut pada pilpres nanti.

Kemudian menarik juga untuk mengingat ucapan Amien Rais beberapa waktu yang lalu yang meminta agar PAN tidak mengusung Jokowi tetapi juga belum tentu mengusung Prabowo.

Mengacu kepada ungkapan Nusron Wahid yang diutarakan sebelumnya maka kemungkinan besar Golkar sudah menpersiapkan skenario ketika Jokowi tidak berhadapan dengan Prabowo tetapi justru akan bertarung dengan Anies Baswedan atau Gatot Nurmantyo pada tahun 2019 nanti.
Yang dikemukakan ini hanyalah sebatas dugaan dugaan semata.

Salam Demokrasi!




0 Response to "Mengapa Golkar Sebut Prabowo Tidak Akan Maju sebagai Penantang Jokowi? Simak Alasannya...."

Posting Komentar