loading...

Soal THR, Ketua FBR: Itu Hanya Lucu-Lucuan, Yakin?

loading...



Sebuah surat permintaan Tunjangan Hari Raya (THR) yang dilayangkan FBR kepada pengusaha di Kelapa Gading, tiba-tiba viral. Semua orang menyayangkan masih ada permintaan THR oleh ormas kepada pengusaha. Meski pun sudah ada larangan permintaan THR oleh kepada pengusaha pada masa kepemimpinan Ahok. Ketika Ahok masih memimpin Jakarta, tak ada ormas yang berani meminta THR. Tetapi sesudah Ahok lengser dan digantikan oleh Anies, Ormas-ormas seperti FBR ini mencoba kembali untuk meminta THR. Mereka anggap sekarang sudah bukan masa Ahok lagi, jadi perlu takut untuk meminta THR.

Tapi sayang sekali surat permintaan THR dari FBR ini diunggah oleh seseorang dan menjadi viral. Kecaman pun terus ditujukan kepada FBR. Mereka menyayangkan ormas seperti FBR meminta THR kepada pengusaha. Padahal mereka bukan karyawan, bukan pekerja dari pengusaha tersebut. Dan mereka tak layak meminta THR kepada pengusaha dengan alasan apapun.


Setelah surat permintaan THR tersebut viral. Maka pengurus FBR pun mulai ngeles. Mereka tak yakin jika FBR Kelapa Gading meminta THR kepada pengusaha. Karena mereka merasa tidak pernah menginstruksikan anggotanya untuk menarik THR dari warga atau pun perusahaan di sekitarnya.

"Enggak ada (instruksi) sama sekali untuk minta THR. Kita kadang tidak membolehkan (meminta THR) juga kok. FBR itu tidak perlu dana dari mana-mana karena kami tumbuh dari dana kami sendiri," kata Yusriah, koordinator Wilayah FBR Jakarta Utara.

Bahkan Yusriah pun menyangsikan surat permintaan THR tersebut asli. Karena menurutnya FBR tidak pernah mengeluarkan surat tersebut.

"Tidak ada sama sekali ya, saya sih tidak pernah mengeluarkan surat. Sampai saat ini saya belum paham ya, nanti saya coba tanya ke anggota," kata Yusriah saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/5/2018).

Jadi kalau begitu, surat yang beredar di media sosial itu palsu? Dan FBR tidak pernah membuat surat demikian? Tetapi pernyataan dari Koordinator Wilayah FBR Jakarta Utara ini dibantah langsung oleh Ketua Umum FBR, Luthfi Hakim. Luthfi Hakim justru membenarkan bahwa Pengurus FBR G.021 Kelapa Gading meminta THR kepada pengusaha yang berada di sekitar lingkungannya.

"Betul, itu surat yang dibuat teman-teman tapi di sekitar lingkungannya saja. Kebetulan teman-teman ada kegiatan sosial berkaitan dengan bulan Ramadan, bukan untuk memperkaya diri atau untuk hidup mereka," kata Luthfi saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Minggu (27/5).

Nah lho? Ingin membantah bahwa FBR telah mengeluarkan surat permintaan THR kepada warga dan pengusaha di Kelapa Gading, tapi justru Ketua Umum FBR sendiri yang membenarkan surat tersebut. Kalau sudah viral, memang banyak alasan untuk mengyangkalnya. Tetapi fakta tidak dapat disembunyikan begitu saja, bukan?

Tetapi bagi Ketua Umum FBR, permintaan THR oleh FBR G.021 Kelapa Gading tersebut hanya untuk lucu-lucuan saja. Kalau dikasih ya syukur, tapi kalau tidak ya tidak apa-apa.

"Jadi lucu-lucuan saja, sekalian tes si pengusaha. Kalau mengasih Alhamdulilah, tidak mengasih tidak apa-apa, tidak ada paksaan," ucap Luthfi.


Saya kira surat permintaan THR oleh FBR kepada warga dan pengusaha di sekitar Kelapa Gading itu bukanlah untuk lucu-lucuan dan juga bukan untuk kegiatan sosial di bulan Ramadha seperti yang diungkapkan oleh Ketua Umum FBR. Tetapi permintaan THR tersebut adalah sebuah pemaksaan yang dilakukan oleh FBR.

Coba perhatikan di dalam surat tersebut terdapat kata-kata “demi terciptanya keamanan dan ketentraman di lingkungan di mana Bapak/Ibu/Saudara/i menjalankan aktifitas sehari-hari.” Kalimat yang ada di surat tersebut jelas-jelas berupa sebuah ancaman. Ancaman keamanan dan ketenteraman bagi warga sekitar. Maknanya adalah bahwa jika THR tersebut tidak diberikan, maka keamanan dan ketenteraman saudara tidak kami jamin. Jelas-jelas surat permintaan THR ini bukan sekedar lucu-lucuan seperti yang diungkap oleh Ketua Umum FBR. Tetapi sebuah permintaan THR dengan paksaan. Jika tidak diberikan, maka keamanan dan ketenteraman warga Kelapa Gading tidak akan dijamin.

Surat permintaan THR tersebut juga bukan untuk kegiatan sosial FBR di bulan Ramadhan seperti yang diungkap oleh Ketua Umum FBR. Kalau THR tersebut memang digunakan untuk kegiatan sosial pasti sudah dijelaskan dalam surat tersebut. Tetapi di surat itu tidak ada sama sekali diungkapkan bahwa dana yang terkumpul akan digunakan untuk kegiatan sosial FBR di bulan Ramadhan.

Kalau sudah begitu, kita hanya bisa mengelus dada.

Bukan begitu kura-kura?


0 Response to "Soal THR, Ketua FBR: Itu Hanya Lucu-Lucuan, Yakin?"

Posting Komentar