loading...
Jumlah penduduk Indonesia menurut data statistik tahun 2017 adalah 262 juta sekian orang. Nah, kalau mengikuti pola berpikir SBY maka hampir setengah dari seluruh penduduk Indonesia adalah orang miskin. Ini ajaib. SBY mengatakan bahwa jumlah orang miskin Indonesia adalah 100 juta orang. Luarbiasa. Ini menjadikan Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di dunia. Alamak!
Hal itu disampaikan SBY pada saat konferensi pers pernyataan koalisi Partai Gerindra dan Partai Demokrat. Meskipun mendapat pembelaan dari Wakil Ketua Komisi XI DPR - Fraksi Partai Demokrat Marwan Cik Asan, bagi saya tetap saja peryataan itu terlalu mengada-ngada, lebay dan nggak ada juntrungannya sama sekali.
Marwan menjelaskan bahwa SBY menggunakan data Bank Dunia dalam menentukan batas kemiskinan. Menurut Bank Dunia, seorang bisa dikategorikan miskin apabila penghasilannya di bawah 2 dollar per hari. Dengan asumsi kurs 1 dollar sama dengan Rp 13.000, maka diperoleh angka Rp 26.000 per hari atau Rp 780.000 per kapita per bulan.
Jadi kalau Marwan bilang SBY pakai data Bank Dunia, dan tidak sependapat dengan data yang dikeluarkan oleh BPS, maka bukan hanya Marwan yang ngaco tetapi juga SBY ngaco. Begini, kalau mereka nggak mengakui kevalidan data BPS dan tidak mau menggunakannya, lalu kenapa mereka pakai itu selama masa pemerintahan SBY yang sepuluh tahun itu? Kalau pakai perhitungan yang sama maka jelas 10 tahun masa kepemimpinan SBY ada lebih dari 120-an juta penduduk miskin di Indonesia.
Pertanyaan sederhananya menjadi begini: Apa yang telah dibuat SBY selama memimpin 10 tahun di Indonesia terhadap 100 juta penduduk Indonesia yang tetap miskin itu? Makanya mikir dulu sebelum bicara.
Kalau kita mau sedikit berbicara jujur dan tidak lebay serta asal ngarang-ngarang ala SBY, maka akan kita jumpai data-data pembanding sejernih kristal sebagai berikut:
• Pada bulan September 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 26,58 juta orang (10,12 persen), berkurang sebesar 1,19 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta orang (10,64 persen).
• Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2017 sebesar 7,72 persen turun menjadi 7,26 persen pada September 2017. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2017 sebesar 13,93 persen turun menjadi 13,47 persen pada September 2017.
• Selama periode Maret 2017–September 2017, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 401,28 ribu orang (dari 10,67 juta orang pada Maret 2017 menjadi 10,27 juta orang pada September 2017), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 786,95 ribu orang (dari 17,10 juta orang pada Maret 2017 menjadi 16,31 juta orang pada September 2017).
(Data: BPS)
Menurut Marwan dalam Membandingkan Angka Kemiskinan dari Era Soeharto hingga SBY, tidak menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) karena standar batas kemiskinan yang dipakai terlalu rendah. Bicara data kemiskinan jangan pakai asumsi sendiri yang kemungkinan turun dari langit ke tujuh. Pakai data yang jelas dong biar nggak dibilang asbun alias asal bunyi.
Angka kemiskinan yang dirilis BPS per Maret 2018 sebesar 25,95 juta jiwa. Angka kemiskinan yang mencapai 9,8 persen dari total penduduk itu merupakan yang terendah dalam sejarah Indonesia! Anda boleh catat itu.
Supaya bisa lebih sedikit pintar, coba dibandingkan saja tingkat kemiskinan di setiap era kepemimpinan.
Soeharto memerintah dari 1966 - 1998. Data penduduk miskin baru mulai didata sejak tahun 1970, sebelumnya belum tercatat. Jadi hanya dalam kepemimpinan selama 4 tahun Soeharto kita bisa ngeliat bayangan tingkat penduduk miskin Indonesia. Di era Soeharto penduduk miskin pernah mencapai 60%. Lalu Soeharto memang nampaknya berhasil menurunkan penduduk miskin sampe 11,30% namun itu hanya pada tahun 1996. Di akhir masa jabatannya ia mewariskan sebesar 24,20% penduduk miskin ke Habibie.
Bagaimana era SBY? Ia memerintah dari tahun 2004 sampai tahun 2014 (10 tahun). Pada saat ia memimpin penduduk miskin Indonesia pernah mencapai 17,75% yaitu pada tahun 2006. SBY berhasil menurunkan penduduk miskin menjadi 10,96% dan lalu mewariskannya kepada Jokowi.
Bagaimana dengan Jokowi? Ia memerintah sejak 2014 akhir sampai sekarang. Di era kepemimpinan Jokowi angka paling besar penduduk miskin itu adalah 11,22% saja, suatu nilai maksimum yang tidak pernah sanggup dilakukan pada 32 tahun kepemimpinan Soeharto dan 10 tahun kepemimpinan SBY!
Pada September 2017 persentase orang miskin di Indonesia pernah mencapai persentase paling rendah kedua dalam sejarah Indonesia, yaitu hanya tinggal 10,12% saja! Indonesia pernah mengalami masa kelam kemiskinan di era 32 tahun Soeharto memimpin, lalu 10 tahun era SBY ia tidak bisa berbuat banyak dalam menurunkan angka penduduk miskin. Justru angka 10,12% dan data 2018 yang berhasil menyentuh satu digit yaitu 9,8 % bisa dicapai Jokowi hanya dalam 3 tahun memimpin Indonesia. Bagaimana kalau ia diberi kesempatan memimpin 10 tahun? Dahsyat!
Makanya kalau bicara pakai data jangan pakai emosi, asumsi pribadi, maupun kelebayan cara bercuhat. Ingat, masyarakat Indonesia mungkin memang masih banyak yang miskin, tetapi mereka nggak bodoh. Jadi mereka akan segera tahu mana yang bicaranya saja yang jago dan mana yang justru jago bekerja. Kerja..kerja…kerja!
Jangan curhat curhat curhat aja kerjanya dong....
Begitulah kura - kura...
0 Response to "SBY Bilang Penduduk Miskin Indonesia 100 Juta Orang, Ngaca!"
Posting Komentar