loading...
Kupas Tuntas: Menguliti Reuni Akbar PA 212 dan Kaitannya dengan Habib Bahar Smith
Naif, naif, dan naif jika jika kita memikirkan gerakan 212 murni sebagai gerakan moral. Gerakan yang lahir atau sengaja dari kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dengan tuduhan penista agama sangat memuakkan! Jujur bagi penulis, dan bahkan dunia mungkin bisa melihat apa yang terjadi ketika Ahok menghadapi kasusnya sangat keji. Terlihat sekali bagaimana Ahok sengaja "disingkirkan" dengan cara biadab lewat tangan Buni Yani. Ahok dengan ketegasan dan kejujurannya dianggap berbahaya oleh beberapa penguasa di negeri ini yang berkonspirasi demi perwujudan masing-masing.
Jika kemudian Ahok sudah selesai dan menerima vonis hukum dunia yang dijatuhkan Hakim yang dipertanyakan keadilannya, maka gerakan-gerakan itu menjadi bubar. Toh, mereka sudah mendapatkan apa yang mereka mau. Tapi, kalau sampai sekarang gerakan ini masih ada maka jelas tidak ada relevansinya. Jelas ada yang lain yang berhasil setelah Ahok berhasil digulingkan paksa. Ahok hanya celah untuk berjuang keji yang nyata.
Apa yang terjadi dalam ini adalah kebenaran dari ucapan Ahok, bahwa Tuhan tidak bisa tidur. Satu persatu iblis berjubah manusia itupun ditelanjangiNya. Seperti seorang Bapa, maka Dia tidak akan rela anakNya disakiti.
Tempat yang kemudian terjadi, yang waktu membuktikan gerakan 212 bukan gerakan moral! Perjalanan waktu membuktikan bagaimana gerakan ini adalah radikal dengan menunggangi agama, dan kemudian menyerang pemerintahan yang sah. Tapi, dibelakang itu semua ada adegan besar yang saling menunjang bak simbiosis mutualisme, di mana kedua pihak saling diuntungkan.
Mabok agama itu sudah pasti. Tapi keajaiban agama yang mereka gunakan sebagai topeng itu jauh sekali untuk dipahami sebagai agama. Suara yang mereka teriakan dalam hukum agama tidak lebih dari suara-suara yang meneriakkan ganti presiden, dan kebelet sistem penggantian.
Dungu, sistem apa, apa yang harus diganti? Khilafah kah yang ingin mereka tegakkan? Lalu, apakah ganti sistem siapa yang akan dijadikan pemimpin? Ooo… mungkinkah boneka itu yang terbaik dari wakil terbaik yang terusik pundi-pundinya? Cukup adil untuk seekor kejahatan!
Pertanyaan penasaran penulis pun muncul. Yang mendanai gerakan ini, karena untuk toilet saja kita perlu Rp 2.000 loh. Bohong besar jika tidak ada pendana! Jika berbicara tentang tujuan, maka seperti yang pernah katakan bahwa Ahok sekarang batu loncatan, tetapi target akhir adalah Jokowi "NKRI". Selain seperti juga Ahok, Jokowi sangat biasa tidur nyenyak para iblis jahanam pencuri uang rakyat. Merekalah para koruptor dan penguasa yang menginjak dan mencekik rakyat. Sekali mendayung dua buah pulau terlampui lalu menggulingkan Jokowi adalah langkah-langkah berikutnya untuk menghancurkan NKRI dan berdirinya khilafah.
Pernahkah kita bertanya ada apa dengan negeri ini? Aroma tak segar yang tercium sejak Jokowi maju pada pilres 2014. Tuduhan PKI dan anti Islam dilemparkan gencar untuk Jokowi, dan semakin busuk bau tercium kompilasi Ahok tampa ampun menjaga setiap sen uang rakyat! Begitu bencinya mereka kepada Jokowi, Ahok dan bahkan Djarot yang mengartikan jabatan sebagai amanah rakyat dan mengabdi kepada rakyat.
Betapa matinya wajah negeri ini, masa bercampur dengan Ahok yang dicap sebagai penista sudah dipenjara, tetapi yang terjadi selanjutnya adalah bak jamur untuk para pemuka agama, ustad, ustadzah, dan bahkan habib menjadi sangat murah meriah, diobral oleh mereka yang konon sebu ?
Mobilisasi ajaran-ajaran yang membersihkan otak ini sangat kental terasa. Miris saat negeri ini sedang membangun, tetapi memang kita dihadapkan kepada kemunduran beragama, kita seperti tidak mengenal Tuhan! Tuhan mana yang menulis kebencian? Tuhan mana yang mengajarkan berkata kasar, dan mencaci maki? Tuhan mana yang mengajar untuk berbohong? Tuhan ataukah ibliskah yang kalian sembah?
Meruntun balik topeng 212 dari kacamata penulis:
- Peristiwa Pilkada DKI 2017
Moment kelahiran gerakan 212 bertopeng bela agama demi mengembalikan Ahok, dan sukses juara Anies-Sandi memimpin DKI. Inilah yang mungkin dapat disebut sebagai peletakan batu pertama cengkraman penguasa “kegelapan,” dimana Gerindra, PAN dan PKS terlihat lantang saat itu. Kebusukan ini punilt terbongkar!
Link
- Reuni Akbar Alumni 212 di silang Monas pada Sabtu 2 Desember 2017
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan izin kepada PA 212 untuk melakukan reuni akbar. Sungguh santun dan baik sekali gubernur ayat yang mengerti betul cara membalas budi. Diungkap saat itu oleh Ketua Panitia Reuni Akbar Alumni 212 Misbahul Anam bahwa donatur yang membiayai jalannya aksi yang akan digelar di Silang Monas pada Sabtu 2 Desember 2017 dengan nilai Rp 4 miliar.
Link
"Dana kurang lebih Rp 4 miliar. Itu semua dari orang. Saya tidak tahu persisnya, saya bukan bendahara," kata dia. Dikutip dari: liputan6.comliputan6 . com
Ha..ha .... apakah kita begitu saja percaya "orang", yang manakah yang disebutnya? Umat yang berkepentingan ingin menghancurkan NKRI kah? Umat elit kah yang pilih? Ha..ha ... sungguh an pembodohan permainan kata. Untuk apa reuni, mengapa tidak bubar sementara Ahok telah dipenjara kawan?
- Jumat 10 Agustus 2018
Prabowo Subianto-Sandiaga Sallahudin Uno resmi Kirim diri ke KPU untuk maju pada pilpres 2019 dengan diusung partai Gerindra, PAN, PKS dan Demokrat. Seperti dibalik majunya mereka ada Gerakan Nasional Pengawal Fatwa yang dipimpin Yusuf Muhammad Martak (GNPF) resmi memberikan Uang.
Penulis juga menyelaraskan ada tiga okoh organisasi keagamaan yang berfokus di Badan Pemenangan Nasional (BPN) bersama Prabowo-Sandi no urut 02. Perwakilan dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama), Front Pembela Islam (FPI) dan Presidium Alumni Aksi Bela Islam (PA) 212.
- Slamet Maarif Slamet Maarif
Menjabat sebagai Wakil Ketua BPN bersama pimpinan Gerakan # 2019GantiPresiden Neno Warisman dan Sekjen parpol pengusung bersama Prabowo Sandiaga. Slamet merupakan juru bicara Front Pembela Islam (FPI) dan juga dari Ketua Presidium Alumni Aksi Bela Islam 212.
- Abdul Rasyid Abdullah Syafi'i
Abdul Rasyid Abdullah Syafi'i menempati posisi Wakil Penasihat Dewan Penasehat BPN. Pengasuh pondok dan lembaga pendidikan As-Syafi'iyah itu adalah anggota Dewan Penasehat Koperasi Syariah 212. Ia juga menjadi Ketua pengarah panitia Ijtima Ulama II
- Yusuf Muhammad Martak
Yusuf Muhammad Martak sebagai anggota Dewan Pengarah BPN. Dewan Pengarah diketuai oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman. Yusuf Mencapai Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) yang telah mempublikasikannya ke pasangan Prabowo-Sandiaga melalui rekomendasi Ijtima Ulama II
- Narasi kebangkitan Orba dan Pihak Berkarya untuk Prabowo-Sandi
Partai Berkarya yang merupakan besutan dari Hutomo Mandala Putra (Tommy) putra dari Soeharto yang lekat dengan ORBA. Gamblang politisi Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menyatakan, partainya telah menentukan untuk mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilu Presiden atau Pilpres 2019.
"Kami memiliki visi, misi, dan platform yang sama untuk Mengatasi Indonesia dengan keadaan kita yang karut-marut ini. Saya rasa kami ingin memperbaiki Indonesia yang lebih baik lagi," kata Titiek di Gedung KPU RI, Jakarta, Jumat (10/9 / 2018). Dikutip dari: kompas.comkompas . com
Gaung ORBA kerap disuarakan oleh kubu Prabowo-Sandi dengan bernostalgia pada harga murah, padahal isu itu sudah tidak mendasar. Faktanya, rakyat yang hidup dalam kesulitan, jauh dari kenyamanan. Rakyat atau penguasakah yang hidup enak di zaman ORBA?
Penulis khawatir ataukah bertanya apa saja langkah atau bagiah dari usaha untuk keamanan harta trah Soeharto yang saat ini gencar diperintah pemerintahan Jokowi untuk bisa menghancurkan kepada rakyat? Sebagai contoh adalah Yayasan Supersemar?
- Habib Bahar Smith
Pembelaan PA 212, PKS, Fadli Zon dan Sandiaga Uno karena dipolisikannya Habib Bahar Smith oleh relawan pendukung Jokowi atas ceramahnya yang menghina Presiden Jokowi adalah cerminan dari kebobrokan dan kebusukan sebuah konspirasi. Bagaimana bisa mereka katakan ini kritikan, dan cukup selesai dengan kekeluargaan?
Bagaimana mungkin berjubah agama dan bangga menyebut diri Habib tapi bermulut kotor, tidak bisa membedakan kritik dengan ujaran kebencian? Lalu nilai moral apa yang dianut? Bahar Smith mencetak satu-satunya manusia sulubah agama penghancur negeri ini. Ada banyak lagi model seperti ini yang mengaku ustad, ustadzah dan habib!
Jika diselusuri satu persatu terdapat benang merah yang jelas antara kejadian dan orang-orang didalamnya. Cermin PA 212 adalah timses dari Prabowo-Sandi sangat jelas terbaca dengan terlibatnya tokoh-tokohnya dalam BPN. Benda Prabowo-Sandi didukung dan menyuarakan ORBA di depan Partai Berkarya yang sudah jelas dari pengakuan kedua pihak.
Kembali sekarang PA 212 akan reunian, dan sudah mendapatkan izin dari Anies Baswedan, gubernur santun yang berhutang budi sampai mati. Maka tidak mungkin tindakan Bahar Smith "disengaja" agar bisa menjadi salah satu agenda yang akan diusung dalam Reuni Akbar PA 212 dengan judul kriminalisasi ulama, sama dengan Rizieq Shihab yang minggat dikejar dosanya sendiri. Pun, ini akan membuat "tombol pada" Jokowi disebut sebagai anti Islam? Ha ... ha ... kamu ketahuan jahatnya!
Jika tombol pada hidup maka ramailah negeri ini dengan suara berisik kalian perusuh bertopeng agama! Satu persatu kebusukan pun akan direalisasi, memulangkan Rizieq, mendirikan khilafah, dan sekaligus otomatis amanah dari gerbong pencekik rakyat siapa pun mereka. Mantap!
Tidak ada comen untuk siapa pendananya selama ini, tapi pintarlah diri sendiri. Nyatanya gerakan 212 sengaja tidak dibubarkan karena kompleks dengan berbagai muatan negatif, itu sudah pasti! Masihkah kemudian Reuni Akbar PA 212 disebut gerakan moral? Jangankan sekarang, awal terbentuknya saja diragukan moral yang mereka perjuangkan itu apa? Ha ... ha ... tolong deh bangun
Mendingan gitu khan
#JokowiLagi
Sumber :SEWORD
Ilustrasi: eramuslim.comeramuslim . com
0 Response to "Kupas Tuntas: Menguliti Reuni Akbar PA 212 dan Kaitannya dengan Habib Bahar Smith"
Posting Komentar