loading...
Belum juga usai sorotan publik terhadap kasus penamparan wajah aviation security Bandara Sam Ratulangi Manado, hari ini kembali terjadi kasus serupa di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Joice pelaku di Sam Ratulangi sempat bragging bahwa dia adalah istri seorang jenderal bintang satu, dan memang suaminya adalah seorang brigadir jenderal yang berdinas di Lemhanas, sebelum menampar seorang petugas bernama Jemy W Hantouw. Joice sendiri sudah dipanggil untuk dimintai keterangan.
Nah untuk kasus di Bandara Soekarno Hatta ini pelakunya seorang laki-laki berusia 56 tahun yang menurut kabar merupakan seorang dokter militer. Cerita berawal saat warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat, ini melewati pos pemeriksaan di Terminal IA Bandara Soekarno-Hatta. Saat AG melewati metal detector, lampu menyala. Petugas pun menahan AG untuk dilakukan pemeriksaan badan atau body search.
“Penumpang tersebut melakukan pemukulan kepada petugas kami,” ujar Security Rescue & Fire Senior Manager Bandara Soekarno-Hatta, Tommy Bawono
Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2017/07/07/22092951/dokter.militer.diduga.tampar.petugas.keamanan.bandara.soekarno-hatta
Informasi terakhir yang didapat, lelaki yang diduga dokter militer tersebut tengah menjalani pemeriksaan di SPKT Polresta Khusus Bandara Soekarno-Hatta.
Saya ini heran dengan kelakuan orang-orang ini sekarang. Sebegitu mudakah tangan melayang hingga terjadi peristiwa kekerasan seperti ini? Dan melihat dua kasus yang terjadi secara berurutan ini menurut saya baik pelaku maupun korban tak lagi memandang jenis kelamin.
Prosedur keamanan di bandara memang ketat. Biasanya jika saat kita lewat detector berbunyi kita disuruh mundur beberapa langkah untuk kemudian maju lagi. Kalau masih berbunyi baru dilakukan body search. Dan body search itu sudah sesuatu yang prosedural dilakukan. Sekarang masak Anda mau jika misalnya terbang bersama orang yang tak lolos security checking bandara? Bagaimana misalnya jika Ia teroris yang hendak membajak pesawat atau melakukan sesuatu yang membahayakan?
Dan saya herannya lagi, selama ini kita sering mengasosiakan kekerasan dan premanisme macam ini sebagai ulah orang tak terdidik atau orang-orang yang rendah status sosialnya. Ini dokter militer lho dan yang satunya nyonya jenderal. Bayangkan lingkup pergaulan dan status ekonomi serta pendidikan mereka seperti apa. Ini membuktikan sekali lagi, money cant buy you class.
Dan khusus kejadian hari ini, saya penasaran, apa si Bapak tak mendengar kehebohan yang terjadi kemarin di Sam Ratulangi sampai Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, turun tangan mengatakan proses hukum akan terus berjalan tanpa memandang status pelaku? Kenapa Ia tak belajar dari situ?
Kedua orang ini juga sudah cukup berumur, sudah umurnya jadi bapak-bapak dan ibu-ibu. Bukan lagi usia ABG labil yang susah mengontrol emosi. Kenapa untuk mereka susah sekali mengendalikan diri? Petugas bandara galak itu biasa terutama yang bertugas berkaitan dengan keamanan. Tapi apa yang mereka lakukan sesuai tupoksinya. Kalaupun tingkah mereka ada yang kelewatan, dua orang penampar ini bisa mengajukan komplain. Apalagi dengan status mereka, pasti didengar. Daripada mengotori dan mempermalukan dirinya sendiri seperti ini.
Sekarang jamannya sudah beda. Kalau sikap arogan dan petentang-petenteng mentang-mentang punya jabatan atau status sosial tertentu dan kemudian bersikap seenaknya terhadap orang lain belum tentu tak akan jadi masalah. Berita berkembang dan masyarakat makin belajar untuk bisa saling menghormati antar manusia lainnya.
Semoga saja dua orang ini hanya kebetulan tensinya sedang tinggi saja, jangan sampai di kehidupan sehari-hari hal seperti ini jadi kebiasaan mereka. Dan ini pembelajaran bagi kita semua. Kere maupun kaya, kalau ingin dihormati bersikaplah elegan. Dan marah yang tak terkontrol mengakibatkan kita bertingkah ‘gila’ yang akhirnya mempermalukan diri kita sendiri.
Dan untuk para aviation security tetaplah bekerja sesuai prosedur. Kalau benar jangan takut. Tidak ada yang bisa menghalangi kalian dalam melaksanakan tugas. Karena keamanan dalam penerbangan adalah nomer satu dan proses itu sudah dimulai sejak kita datang ke bandara, melewati security untuk masuk ke konter check in, hingga keluar di bandara tujuan.
0 Response to "Kasus Istri Jenderal Belum Selesai, Giliran Avsec Soekarno Hatta Yang Kena Tampar Penumpang"
Posting Komentar