loading...
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menyampaikan ada sekitar 100 juta penduduk Indonesia yang masuk kategori miskin pada saat jumpa pers di rumah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo pada Senin kemarin (30/7). Dalam pembahasannya tersebut, SBY mengungkapkan jumlah orang miskin itu menjadi salah satu dari lima persoalan negara saat ini. Oleh karena itu, SBY berharap Prabowo dan pendampingnya nanti, jika memenangi Pilpres 2019, harus menaruh perhatian pada nasib 100 juta orang miskin itu.
Pernyataan SBY tersebut menuai banyak kritikan dari berbagai pihak terkhusus dari pemerintah. Bila data tersebut benar tidak akan mungkin dipermasalahkan oleh pemerintah, tapi faktanya apa yang telah disampaikan oleh sang mantan ini kemungkinan hanya berbasis asumsi belaka bukan data resmi dari lembaga-lembaga kredibel yang melakukan penelitian terkait tingkat kemiskinan di negeri ini.
Membuktikan pernyataan SBY tersebut tidak sesuai data, maka penulis mengutip data dari Badan Pusat Statistik periode Maret 2018 jumlah orang miskin di Indonesia tercatat 25,95 juta. Jumlah ini menurun 633 ribu orang dari posisi September 2017 yang sebanyak 26,58 juta.
BPS menyebutkan, jumlah orang miskin di Indonesia sudah berada di posisi single digit untuk pertama kali, karena turun 0,30% dibanding September. Pada Maret 2018 posisi persentase kemiskinan tercatat 9,82% lebih rendah dibanding sebelumnya 10,12%. Angka kemiskinan ini terendah sepanjang masa, maka tidak dapat dipungkiri turunnya angka kemiskinan, disebabkan kinerja Pakde Jokowi bersama semua pihak maksimal membangun negeri ini.
BPS menyampaikan penurunan angka kemiskinan per Maret 2018 dikarenakan beberapa faktor, seperti inflasi umum periode September 2017-Maret 2018 sebesar 1,92%, rata-rata pengeluaran perkapita/bulan untuk rumah tangga yang berada di 40% lapisan terbawah selama periode itu tumbuh 3,06%. Selanjutnya, bansos dari pemerintah tumbuh 87,6% di kuartal I-2018, selanjutnya adalah program beras rastra dan bantuan pangan non tunai yang tersalurkan sesuai jadwal.
Penulis sangat heran mengapa SBY jadi ikut-ikutan menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Seorang tokoh yang pernah memimpin negeri ini harusnya memberikan informasi berbasis data yang valid bukan hoaks. Semoga saja bukan karena baca buku fiksi pada saat berkunjung kerumah sang Capres abadi, makanya bapak sebut ada 100 juta orang kategori miskin dinegeri ini.
Berbagai pihak memberikan klarifikasi ataupun menyampaikan kritik terhadap SBY. Tidak tanggung-tanggung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) menyayangkan ada pihak yang menyebut jumlah penduduk miskin mencapai 100 juta orang. Menurut LBP, informasi itu tidak tepat dan tidak mendidik masyarakat.
"Jangan kita nodai dengan informasi-informasi yang menurut saya tidak bagus dan tidak mendidik ke bawah. Ada yang bilang 100 juta miskin di Indonesia," kata dia di Gedung BPPT Jakarta, Selasa (31/7/2018). "Katanya ada 100 juta miskin di mana 100 juta miskinnya, kita kan lihat merujuk BPS. BPS bilang kemiskinan turun 9,82% atau setara 26 juta orang. Itu angka besar tapi tidak 100 juta," ujarnya.
Meskipun tidak menyebutkan nama secara langsung tetapi kritikan halus dari LBP tampak tersirat diarahkan kepada SBY yang asal bunyi tanpa berbasis data. Kalau memang mau memberikan kritik terhadap pemerintah ya sampaikan informasi yang valid jangan dimanipulasi, Apalagi zaman sekarang ini sudah canggih, masyarakat sudah bisa mendapatkan informasi valid dari Internet.
Bila memang SBY ada data rujukan selain data BPS segeralah publikasi supaya masyarakat mendapatkan informasi valid sebagai pembanding. Masyarakat janganlah dicekoki informasi-informasi yang bernuansa hoaks ataupun hanya asumsi belaka. Jadilah negarawan yang dapat membimbing masyarakat kearah yang benar.
Bila ingin mengkritik terlebih dahulu berkaca diri, apa bapak tidak sadar dimasa pemerintahan bapak angka kemiskinan pun tinggi. Data BPS diatas membuktikan kinerja Pakde Jokowi mengentaskan kemiskinan lebih baik daripada masa pemerintahan bapak dan presiden yang lainnya. Jadi tak usah malu untuk mengakuinya pak !
Kalau memang sedih melihat masih ada masyarakat yang mengalami kemiskinan, sudah selayaknya bapak lakukan tindakan nyata. Daripada beli barang-barang mahal mending beli yang sederhana saja, jadi dana yang tersisa itu bisa dialokasikan ke masyarakat yang membutuhkan. Paling utama bagi masyarakat, bapak selaku pucuk pimpinan partai harusnya membimbing kader-kader bapak supaya tidak memeras darah rakyat lagi. Sudah cukuplah Anas Urbaningrum, Nazaruddin, Andi Malarangeng, dan yang lainnya itu masuk prodeo. Plis, jangan ditambah lagi ya pak !
Begitulah Kira-Kira,
0 Response to "SBY Sebut Orang Miskin 100 Juta, Luhut: Informasi Tidak Mendidik, Berikut Data Validnya !"
Posting Komentar